3. Not yet time

559 53 2
                                    


Leedo
Soomin








Kim Geonhak atau yang biasa dipanggil dengan nama lain; Leedo, lelaki itu terduduk lemas di kursi tunggu dengan penampilan yang sedikit acak-acakan; dasi yang sedikit longgar dan tidak terpasang rapi, kemeja putih yang kusut dan kotor juga jas kerja berwarna hitam yang melengkapinya. Matanya memerah, raut wajahnya terlihat begitu lelah, kedua tangan yang gemetar sehingga memicu perhatian dari orang-orang yang berlalu lalang di sekitar melewatinya. Tanpa sadar air matanya turun membasahi pipi dan ia langsung menyekanya dengan ujung ibu jari sembari terus bergumam merapalkan doa pada Tuhan, ia hanya ingin semuanya baik-baik saja. Maka ia terus saja menggerakan mulutnya tanpa henti, dan sesekali menggigit bibir bawahnya tidak sabar karena lama menunggu di luar.

Kejadian yang baru saja terjadi masih terekam jelas dalam ingatan, belum masuk dua puluh empat jam karena terhitung baru tiga puluh menit berlalu dimana ia pulang dari kantor dan mendapati wanita yang ia cintai tergeletak tak sadarkan diri di karpet ruang keluarga. Ia juga ingat bagaimana darah itu mengalir melewati betis sang istri, mengotori lengan kemeja putihnya tatkala ia membopong keluar dan memasukannya ke dalam mobil. Itu meninggalkan bekas kemerahan yang masih tercetak jelas.

Bahkan ia baru ingat jika pergi ke rumah sakit tanpa mengunci pintu, peduli setan, ia hanya ingin wanitanya selamat dan tentu saja ini membuatnya ketakutan sehingga gugup melanda dan membuat fokusnya terpecah belah. Ia coba tenang, membuang semua pikiran-pikiran negatif dari kepalanya, hanya menggeleng lemah dengan tarikan hembusan nafas yang melegakan, sekaligus menyakitkan.

"Ia akan baik-baik saja, tenanglah." Monolognya pada diri sendiri seraya mengangguk-anggukan perlahan.

Kini, ia bangkit dari kursi tunggu, matanya menatap ke arah pintu ruangan yang masih tertutup rapat. Jika begini, ia malah semakin penasaran dan khawatir, takut-takut terjadi sesuatu di dalam pada istrinya. Sungguh, ini pertama kali dalam seumur hidupnya ia merasa takut luar biasa. Sebab, ia tak ingin kehilangan orang terkasihnya.

Ia kembali duduk dan mencoba memejamkan mata sejenak, atensinya teralihkan sampai ia membuka mata tatkala sekonyong-konyong mendengar suara decitan pintu dan mendapati wanita paruh baya berambut pendek dengan jas kerjanya yang berwarna putih keluar diikuti oleh suster dibelakang.

Leedo refleks berdiri, ia berjalan mendekat ke arah dokter Kang sambil memandang wajah itu lekat dengan ekspresi seolah meminta penjelasan tentang apa yang sudah terjadi pada Soomin; istrinya.

"Jadi, bagaimana keadaan istri saya, dokter Kang?" Tanyanya dengan raut wajah khawatir, sementara dokter Kang hanya menatap sedu lelaki di hadapannya ini sambil menghembuskan nafas berat lalu berkata: "istri anda baik-baik saja sekarang."

Leedo tentu saja belum bisa percaya sepenuhnya, ia bahkan takkan bisa bernafas lega. Ia lantas kembali bertanya, "apa bayi dalam kandungannya juga baik-baik saja?" Ia berhenti sejenak

"Aku terlalu takut memikirkannya, karena tadi sepertinya Soomin mengalami pendarahan." Lanjutnya dan itu dibalas dengan gelengan pelan dokter Kang

"Maaf, Tuan Kim. Dengan berat hati saya harus menyampaikan berita duka ini, bahwa akibat pendarahan yang terjadi pada nyonya Soomin maka bayi dalam kandungannya tidak bisa terselamatkan." Ucap dokter Kang

Leedo terkekeh kemudian menggelengkan kepalanya tidak terima dan tak percaya. "Tidak-tidak, itu tidak mungkin. Katakan padaku bahwa mereka berdua selamat, bukan hanya istriku tapi bayi kami juga, dok!"

Oneus Marriage Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang