6. Bad day

400 38 2
                                    


Dongju
Hareum







Keduanya memberengut, menopang dagu, mengerucutkan bibir, terduduk di atas tikar yang membentang di atas rerumputan liar. Sekilas, keduanya tampak seperti sepasang kekasih yang tengah berlibur lalu marahan karena memperebutkan sesuatu hal atau mungkin hal lainnya, namun nyatanya, mereka hanya dua orang asing yang di pertemukan dalam rencana seorang Leedo.

Menyebalkan, mungkin itu yang dirasakan oleh keduanya. Cuaca juga sedang panas, ditambah suasana hati yang ikutan memanas kala mereka harus duduk dengan paksa tanpa bisa memilih pulang ke rumah masing-masing. Leedo, mengancam. Jika mereka pulang tanpa menyelesaikan pertemuan dengan baik, maka harus membayar denda.

Dan tentu saja, mereka lebih baik memilih diam di tempat. Kendati, masih tidak ingin memulai pembicaraan, daripada harus membayar denda yang bahkan terkesan sangat menjengkelkan.

"Ku harap kalian bisa akur, walau ku tahu ini pertemuan yang sangat mendadak. Ku pikir, tidak ada salahnya jika kalian berkenalan. Malah, aku berharap kalian berakhir dengan kencan, lalu menikah sepertiku. Akan sangat menyenangkan, bukan?"

Dongju mendengus, "aku akan pulang saja, lebih baik mengerjakan tugas skripsi daripada berduaan disini. Bahkan aku tidak mengenalnya, dia juga menyebalkan dari tadi!"

Si gadis mendelik, ia melotot tajam tak mau kalah. "Heh! Kau pikir aku mau berduaan denganmu disini? Kalau bukan karena oppa yang menjebakku, aku pun tak mau berurusan denganmu. Aku akan pulang, skripsiku juga menunggu untuk di selesaikan!"

Leedo geleng-geleng kepala, "silahkan kalian pulang kalau begitu."

Mereka berdua antusias, namun sebelum keduanya melangkahkan kaki lebih jauh, Leedo kembali bersuara. "Melangkah satu atau dua jengkal untuk mengambil sesuatu, diperbolehkan. Tapi, jika lebih dari itu maka harus membayar denda."

Dongju menoleh, "denda? Oh astaga, hyung, kau memberatkanku!"

Si gadis tersenyum, meremehkan. "Denda? Baiklah, aku akan membayarnya. Tapi, oppa harus berjanji, kalau aku membayar denda, maka aku bisa pulang dan tidak perlu di pertemukan dengan pria aneh seperti dia!"

Leedo mengangguk, "baiklah. Dendanya adalah kalian harus berciuman jika memaksa ingin pulang sebelum berkenalan dengan baik."

Leedo tertawa, "sepertinya tidak ada yang mau melakukannya, ya? Kalau begitu aku permisi."

Dongju mengambil sebotol air, meminumnya rakus seperti kehausan. Sementara si gadis, terdiam membisu seraya menatapi orang-orang yang berlalu lalang.

"Huh, aku ingin pulangg!!!" Rengek si gadis setelahnya

Dongju memutar bola mata, ia juga kesal sekali. Namun, daripada memilih membayar denda yang sangat gila, maka ia lebih baik membuka suara. Mencoba mengenal gadis itu dengan baik untuk di pamerkan pada hyung menyebalkannya itu.

"Aku, Dongju. Kau?" Tanyanya, namun si gadis cepat menoleh dengan menatap tajam

"Jawab saja, biar kita bisa pulang!"

"Hareum, Shin Hareum." Jawabnya

Dongju mengangguk-anggukan kepala, ia kemudian mengeluarkan ponsel dari sakunya.

Hyung, aku sudah tahu namanya. Kita juga sudah mengobrol banyak, ternyata ia sangat ramah dan juga menyenangkan.

Oh ya? Kau tidak sedang membohongiku, kan?

Tidak, tidak. Aku berkata benar. Tanyakan saja padanya, nanti. Aku harus pulang, hyung tahu kan jika aku sedang sibuk-sibuknya.


Baiklah, tapi antarkan ia pulang!

Dongju mendengus lagi.

Iya, hyung, iya. -_-

Dongju berdiri, si gadis mendongak. "Kau mau kemana?"

"Tentu saja pulang, memangnya aku harus menginap disini sampai malam nanti?"

"Yasudah, aku juga pulang. Aku akan memberikan Oppa pelajaran."

Keduanya menyusuri jalanan sepi yang memang menuju rumah Hareum, Dongju nampaknya masih kesal. Ia terus-terusan menekuk wajahnya, tak suka dengan pandangannya yang muram, Hareum lantas berhenti berjalan. Ia pergi ke hadapan Dongju, mengangkat sudut bibir lelaki itu sembari tersenyum dengan mata bulat yang berbinar.

Astaga, kenapa Dongju merinding. Gadis itu, Hareum, sangat cantik. Ia terlihat begitu imut dan rasanya tangan Dongju ingin mencubit pipi gembulnya.

"Senyumlah, aku tidak suka kau menekuk wajahmu sepanjang pulang. Orang-orang akan berpikir jika aku telah menindasmu!"

Dongju tak terima, ia kemudian menatap sinis Hareum yang tengah tertawa. "Memangnya aku anak culun yang bisa di tindas orang lain? Heh, harusnya - "

"Wah, gadis pujaanku ternyata tengah bermesraan dengan kekasihnya. Sayang sekali."

Hareum menoleh, kemudian ia mengepal tangannya kuat-kuat. Sementara itu, Dongju mengerutkan dahi kala menangkap ekpresi lelaki di hadapannya ini.

"Dengar, Chrish, aku tidak menyukaimu. Meskipun kau tampan, aku tidak menaruh rasa padamu, karena apa? Kau menyebalkan!" Teriak Hareum

Lelaki itu mendekat, kemudian mencengkram pergelangan tangan Hareum membuat gadis itu merintih kesakitan. Ia lantas mendekatkan wajahnya pada wajah Hareum. Dongju melihatnya kesal, ia kemudian mendorong bahu Chrish, sampai-sampai lelaki itu terjatuh ke aspal.

"Dengar, kau hanya bedebah sialan. Jadi, jangan menganggunya!"

Chrish mendecih, "ia gadis yang ku suka, kenapa kau ikut campur? Kami ingin berciumam, tapi, kau marah? Oh, siapa kau berani-beraninya menghalangiku? HAH, dan kau itu yang BEDEBAH bukan aku!"

Dongju menghembuskan nafasnya kasar, ia ternyum kecut. "Hareum, bisakah kita berciuma disini saja? Kau pacarku. Disini ada pria gila yang kesepian, mungkin dia butuh sedikit tontonan romantis untuk menghibur penglihatannya."

Hareum meneguk saliva, ia gugup. Ia jelas tak bisa berciuman dengan sembarang orang, tapi, ini mendadak sekali. Dan, juga mungkin bisa membantunya dari jeratan Chrish yang senantiasa mengejar-ngejarnya.

"Te-tentu, sayang. Mungkin kita harus melakukannya."

Dongju tersenyum ramah, ia mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Hareum, kemudian mencium birai ranum gadis itu dengan pelan. Hareum membalasnya, ia lantas memejamkan mata.

Sementata Chrish yang melihatnya, hanya mengelus dada. Ia mengeluarkan ponsel dari sakunya, memotret kedua pasangan yang bahkan baru kenal itu lalu mengirimkannya pada seseorang.


[Foto terkirim]

Dasar gila!
Lihatlah, aku bahkan harus melihat adegan seperti ini?

Hei, Leedo, kau benar-benar sialan! Aku kapok membantumu, mendekatkan adikmu itu pada Hareum, teman adikku!


.

HAHAHAHA.
See yaaa 🌾

Oneus Marriage Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang