Sekarang sudah pukul setengah delapan malam, tapi keduanya masih tetap betah berbaring di balik selimut dengan nyaman tanpa gangguan. Keonhee yang memeluk guling seraya menghadap ke samping sementara Kyungmi tidur dengan posisi menghadap punggung suaminya. Suasana di kamar itu juga begitu temaram, dan sekarang diluar turun hujan.
Keonhee merubah posisi tidurnya jadi menghadap ke arah wajah sang istri, namun sebelum itu tangannya bergerak sampai tidak sengaja memukul kepala Kyungmi hingga wanita itu meringis dan membuka mata.
Kyungmi terpaksa bangun dari tidurnya dan kedua matanya dapat terbuka lebar tatkala melihat suasana di sekelilingnya yang gelap dan juga terdengar suara gemuruh air hujan, ia lantas turun dari ranjang dan berjalan ke arah jendela besar. Hanya rumah mereka yang belum nyala lampunya, sementara rumah para tetangganya sudah terang benderang. Hal itu memicu dirinya turun ke lantai bawah dan menyalakan lampu-lampu rumah pun menutup semua gorden jendela yang masih terbuka.
"Ah, sekarang pukul berapa ya?" Ia melihat ke arah jam dinding dan betapa terkejutnya dia saat tahu kalau mereka tertidur cukup lama sampai malam.
Ia menaiki tangga satu persatu menuju kamarnya dan menyalakan lampu, sontak Keonhee mengerjapkan matanya. "Kyungmi-ya, pukul berapa sekarang?" Tanya Keonhee setengah sadarnya
Kyungmi yang tengah mengambil pakaian ganti pun menoleh sebentar pada suaminya dan berucap, "pukul delapan malam. Ayo, bangun dulu, mandilah. Nanti aku siapkan makan malam."
Keonhee menggelengkan kepala lalu kembali memeluk gulingnya dan tertidur, Kyungmi sendiri lebih memilih pergi mandi agar tubuhnya menjadi segar. Ia juga harus menyiapkan makan malam, karena tidur terlalu lama ia dan suaminya jadi melewatkan makan siang dan sekarang perutnya keroncongan.
Tak butuh waktu lama untuk berendam di dalam bathup dan kembali dengan pakaian tidur yang rapi dan wangi, ia menghadap ke kaca rias dan mulai menata rambutnya yang sempat di gulung. Ia juga tak lupa menghampiri sang suami untuk membangunkannya, "Keonhee-ya." Panggilnya
Keonhee membuka matanya, menyipit membiarkan netranya menyesuaikan dengan cahaya lampu yang menyala di kamarnya. "Ehm, kau sudah bangun?" Tanyanya
Kyungmi mengangguk lalu mendudukan diri di samping tubuh Keonhee yang tengah berbaring, ia sibak rambut suaminya ke belakang dan menggenggam tangan suaminya, hal yang memang sering ia lakukan setiap kali Keonhee susah bangun tidur.
"Keonhee-ya, apa kau tidak lapar, hm? Bangun dulu lalu mandi, dan aku akan memasak makanan kesukaanmu, bagaimana?" Bujuknya dan Keonhee malah memelukmu erat.
"Biarkan aku tidur beberapa menit lagi, kau wangi." Ucapnya dan Kyungmi menghela napas lelah
"Apa kau tidak kenyang setelah tidur 8 jam di siang bolong sampai hampir larut malam begini, huh?"
Keonhee mengangguk. "Iya, aku hanya ingin tidur, tapi perutku lapar." Rengeknya
Kyungmi mendaratkan satu kecupan di pipi kanan suaminya sebelum pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan, ia bahkan mendengar kekehan si empu yang memang masih tertidur itu. Keonhee memang selalu seperti itu, tapi entah kenapa kyungmi malah menyukainya.
"Aku harap saat kembali nanti kau sudah rapi dan wangi, Keonhee-ya!" Ucap Kyungmi memperingatkan dan Keonhee hanya mengacungkan jempotnya
Setelah Kyungmi benar-benar pergi ke dapur, Keonhee bangun sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Ia turun dari ranjang dan mulai pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Barusaja ia keluar dari kamar mandi, suara nyaring terdengar dari lantai bawah. Siapa lagi kalau bukan Kyungmi, istrinya. Namun bukan itu masalahnya, Kyungmi berteriak seperti sedang mengaduh dan dengan gerak cepat Keonhee berlari ke lantai bawah dengan rusuh saat menuruni anak tangga satu persatu.
Dapat ia lihat, Kyungmi terduduk dilantai sambil memegangi lutut dan juga pinggangnya. Keonhee menghampiri dengan raut cemasnya, membuat Kyungmi menangis di tempat.
Kelemahan Kyungmi: akan menangis ketika Keonhee mencemaskannya.
"Kyungmi-ya, kau kenapa? Apa ada yang sakit?" Serbu Keonhee pada istrinya yang sekarang tengah sesenggukan
"Aku terpeleset tadi, entah kenapa bisa ada air menggenang disana." Adu Kyungmi seraya menunjukan jari telunjuknya pada tempat ia terpeleset
Keonhee mengernyit bingung, "ah, iya aku lupa saat sebelum aku memasang gorden aku pergi ke dapur untuk minum. Tapi, airnya tumpah dan saat ingin membersihkan kau sudah memanggilku." Ucap Keonhee seraya menunduk
Kyungmi menatap suaminya sendu, " tak apa, tapi lain kali hati-hati ya. Kau bisa saja mencelakakan orang nanti, atau bahkan dirimu sendiri."
Keonhee mengangguk, ia menggendong tubuh istrinya dan membawanya ke sofa di ruang keluarga. "Tunggu disini, aku ambilkan air untuk mengompresnya. Setelah itu nanti ku pijatkan."
Kyungmi mengangguk dan menunggu Keonhee kembali dengan air kompresannya.
"Ah, aku semakin mencintainya." Gumam Kyungmi seraya meringis karena pergerakan kakinya yang tidak di sengaja
.
Keonhee
perhatian banget, ya?
Udah gitu aja, nanti malam aku up chapter selanjutnya ya.[Jangan lupa vote dan komennya, ya? Hehe]
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneus Marriage Life ✓
Fanfiction[Oneus marriage life] - bahasa baku, lengkap. - fanfiction (tidak untuk disangkut pautkan sengan kehidupan asli para member) © 2020, Lovelyxierzi