Ravn menyimpan tas kerjanya sembarangan di atas meja, duduk dengan tidak santainya di sofa yang berada di pojok ruangan, sambil menunggu kawannya datang. Ia sungguh frustasi belakangan ini, entah kenapa dan itu malah semakin membuatnya gila.
Ia bahkan harus membentak wanita yang ia cintai, yang tak pernah melakukan sedikitpun kesalahan padanya, lalu kenapa ia malah menjadi murka di pagi buta hanya karena Hyura bertanya padanya? Oh, Tuhan. Sekarang, Ravn malah kebingungan mencari jalan keluar. Ia ingin sekali mengacak-acak ruangannya jikalau tidak ingat kejadian yang pernah terjadi di masa lampau.
Tak lama, pintu terbuka. Suara langkah kaki itu mendadak membuyarkan lamunannya, ia lantas membuka matanya lebar-lebar tatkala sosok itu muncul kembali di hadapannya, seolah tak berdosa, menatapnya dengan intens seraya menyunggingkan senyuman manisnya. Gila! Ia tidak boleh mengenang masa lalu hanya karena kehadirannya. Ia harus melupakan semuanya, bertatap muka seolah mereka tidak saling kenal, lalu berlontar kata biasa seperti yang dilakukannya dengan rekan kerja yang lainnya. Tidak boleh lebih dari itu, sungguh.
"Sudah lama, apa kabar, pretty-Ravn?"
Ravn meneguk saliva dalam, matanya memanas, jantungnya berdegup kencang ketika telinganya menangkap nama panggilan yang sudah lama tidak ia dengar. Nama panggilan yang paling ia sukai, lalu terlupakan begitu saja bersamaan dengan sosoknya yang pergi. Tapi, kenapa harus detik ini? Ia sudah menikah. Hyura lah istrinya, wanita satu-satunya yang kini berada di dalam hatinya.
Oh, apa benar Hyura telah memenuhi seluruh tempat di hatinya? Kenapa ia menjadi ragu?
"Kau tidak membalas pertanyaanku, tapi sepertinya kau baik-baik saja."
Ravn berdeham, ia lantas bangkit dari sofa lalu berdiri menghadap jendela kaca, membelakanginya. "Ada apa kemari? Kau butuh pekerjaan?"
Sosok itu terkekeh kecil, melipat kedua tangan di dada, seraya bergumam. "Aku sudah cukup kaya untuk tidak meminta pekerjaan padamu, pretty-ravn."
Ravn mengangguk kecil, "lalu?"
"Aku merindukanmu, apa itu salah?"
Ravn membalikan tubuhnya, menghadap sosok itu lalu menatapnya tajam dengan seringai kecil di sudut bibirnya. "Kau bilang apa barusan? Apa aku tidak salah dengar? HA! kemana saja kau selama sepuluh tahun ini, Seolmi-ya?! KEMANA?!"
Seolmi memandang wajah Ravn sendu, "Aku tahu, aku telah meninggalkanmu begitu lama. Tapi, percayalah, aku hanya pergi bekerja."
Ravn menggelengkan kepala, "bekerja katamu? Apa kau gila? Kenapa pekerjaan menjadi alasan terbaik untuk meninggalkanku, Mi-ya!"
Seolmi memegang tangan Ravn lembut, "aku - a-aku, ayah meninggal, Ravn-ah. Ia meninggalkan hutang dan kami dikejar rentenir, aku hanya tidak ingin merepotkanmu!"
Ravn menyipitkan mata, "ayahmu - meninggal, Seolmi-ya?"
Seolmi mengangguk, "iya, dan apa yang bisa kami lakukan? Aku tidak punya banyak uang, jadi - pergi ke suatu tempat untuk mengasingkan diri adalah yang terbaik. Aku akhirnya mendapat pekerjaan, lalu hutang ayahku dapat terlunasi. Sekarang, aku bahkan bisa membeli apapun karena aku sudah punya banyak uang."
Ravn memalingkan wajah, ia berjalan ke arah meja kerjanya. "Lalu, kenapa kau datang kemari jika kau sudah kaya?"
"Sudah kubilang, aku merindukanmu. Aku tahu kau juga pasti merindukanku, iya kan?" Seolmi melangkahkan kaki mendekat ke arah Ravn
"Maaf, kau terlambat. Aku sudah tidak mencintaimu, aku - "
Seolmi memeluk Ravn dari belakang, sontak pria itu terkejut bukan main. Oh, tidak. "Kau bohong! Buktinya kau belum menikah sampai sekarang!"
Ravn melepaskan cengkraman tangan Seolmi di perutnya, kemudian berbalik menghadap wanita itu, ia menyentuh bahunya lalu menatap wajah Seolmi lamat. "Aku sudah menikah, Seolmi-ya. Hyura, temanmu - ia adalah istriku."
Seolmi membeku di tempat, ia tidak lebih terkejut dari apapun selain mendengar bahwa pria yang ia cintai telah menikahi sahabatnya sendiri.
Lantas, untuk apa ia kembali jika akan dihadapkan pada kenyataan pahit ini?
"Kau - bohong, Ravn-ah. Kau pasti bercanda!"
Ravn menggeleng, "tidak! Aku mengatakan yang sebenarnya, aku menikahi Hyura karena kami saling mencintai."
"... dan maaf, Seolmi-ya. Aku tidak mencintaimu lagi."
'-✩
Lah, kenapa aku jadi pengen terus lanjutin chapter-nya Ravn, sih?
Apa aku harus buat chapter lanjutannya? HAHAHA
jangan lupa, vote dan komen, ya.
See u
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneus Marriage Life ✓
Fanfiction[Oneus marriage life] - bahasa baku, lengkap. - fanfiction (tidak untuk disangkut pautkan sengan kehidupan asli para member) © 2020, Lovelyxierzi