Ravn tidak main-main rupanya. Setelah jam kantor selesai, ia lantas menghampiri Seolmi yang memang sedang menunggunya, ia lantas memasang wajah bahagia ketika mata mereka saling bertatapan.
Seolmi yang tengah memainkan ponselnya juga segera memasukannya ke dalam tas lalu berdiri menyambut kedatangan kekasihnya —lebih tepatnya suami sahabatnya— yang tengah berjalan menghampirinya. Tak lupa ia merentangkan kedua tangannya dan di sambut baik oleh si pria.
"Kangen."
Keduanya melepaskan pelukan.
"Maaf menunggu lama." Ucap Ravn seraya membetulkan anak rambut kekasihnya dan menyelipkannya di telinga. Manis sekali.
Pipi Seolmi tentu saja memerah, tak menyangka bahwa ia akan diperlakukan seperti ini lagi setelah sekian lamanya.
"Tidak apa-apa. Aku malah senang menunggumu seperti ini."
Ravn terkekeh, "kau masih sama seperti dulu. Masih saja menggemaskan."
Seolmi membulatkan matanya, ia lantas melirik jam tangannya sekilas lalu mengerjap-erjapkan matanya. "Sudah hampir malam, ayo pulang. Kita punya janji, loh."
Ravn tersenyum, "tentu saja, kau kan akan menemaniku malam ini." Ia menggandeng lengan Seolmi lalu menggiringnya keluar dari ruang tunggu.
"Kau mau makan dulu tidak? Aku lapar." Ucap Seolmi ketika sampai di parkiran
"Boleh, aku juga sangat lapar."
Seolmi mengacungkan jempolnya, ia memang suka bertingkah manis seperti ini. Persis, seperti anak belasan tahun. Padahal kini, usianya sudah hampir dua puluh delapan tahun.
Setelah masuk ke dalam mobil, keduanya meninggalkan kantor menuju tempat yang akan di datangi.
***
Hyura lagi-lagi hanya bisa menahan nafasnya, ia bingung dengan semua yang terjadi. Suaminya meminta dirinya menunggu di rumah dengan alasan ingin memberitahu sesuatu, apa mungkin tentang perselingkuhannya itu?
Memikirkannya saja sudah buat kepala Hyura pening, ia hanya bisa mengikuti alur yang di ciptakan suaminya itu seraya menunggu di ruang tamu. Ia teguk segelas air teh yang telah ia buat dengan perasaan gelisah. Fokusnya terpecah belah, ia menatap ke arah pintu berharap suaminya pulang dan memberikan kabar yang baik. Semoga, bukan seperti yang ia pikirkan.
Tak lama suara mesin mobil terdengar di depan rumah, ia lantas bangkit dan berjalan ke arah pintu utama. Ia buka pintu dan begitu terkejut tatkala seorang pria paruh baya turun dari mobilnya, jelas itu bukan suaminya.
Hyura datang menghampiri, pria itu tersenyum canggung. Nampak sekali jika mereka memang belum saling bertemu sebelumnya.
"Maaf, tapi ada mencari siapa, ya?" Tanya Hyura hati-hati, dan pria itu malah mengulurkan tangannya.
Hyura mengernyit, bingung. Seseorang mengajaknya berkenalan di halaman rumahnya pada jam segini? Siapa sebenarnya pria ini? Tak mau banyak bertanya ia pun membalas uluran tangan tersebut.
"Kang Daeyon"
"Kim Hyura"
"Ngomong-ngomong ada urusan apa ya anda bertamu ke rumah saya, apa anda berniat menemui suami saya?" Tanya Hyura lagi, dibalas anggukan oleh pria itu.
"Saya ingin menemui anda dan juga tuan Kim."
Hyura nampak menimang keputusan, ia lantas menyuruh pria tersebut untuk duduk menunggu di kursi depan rumah. Menghindari omongan orang yang akan berfikir jika ia mengundang oranglain ke dalam rumah. Namun, baru saja pria itu duduk, mobil lainnya datang dan berhenti tepat di sebelah mobil Kang Daeyon. Mobil berwarna hitam itu milik suami Hyura, Ravn.
"Ah, itu suamiku pulang."
Keduanya nampak terkejut ketika lihat Ravn turun di ikuti seorang wanita yang barusaja menutup pintunya, berjalan menggandeng lengan Ravn mesra sambil memandang wajahnya penuh cinta.
"Kang Seolmi!" Teriak Daeyon sukses membuyarkan eksistensi seorang Seolmi. Ia melepaskan gandengannya begitu saja dengan gugup lalu mengalihkan pandangannya ke semberang arah.
Sementara Ravn berjalan mendahului dan bergabung bersama istri dan tamunya. "Kang Daeyon, itu istrimu, kan?"
Daeyon mengangguk, "tentu saja dia istriku ... Kang Seolmi."
Hyura menutup mulut tak percaya. Jadi, Seolmi sudah menikah? Ia benar-benar terkejut.
"Inilah yang aku maksud, Hyura." Ucap Ravn kepada istrinya yang masih bingung
Hyura memandang wajah suaminya lekat, jadi selama ini suaminya tidak selingkuh dengan wanita dari masa lalunya? Lalu — ciuman itu?
"Ravn-ah, apa maksudmu, huh?!" Seolmi berteriak tidak terima, ia hendak menghampiri pasangan suami istri itu sebelum akhirnya gagal sebab Daeyon mencekal tangannya.
"Lepasin!"
Daeyon menggeleng, "ikut aku pulang! Kau mengganggu hubungan orang, meninggalkan suami dan anakmu di rumah untuk bersenang-senang, hah!"
Seolmi berontak. "Tidak mau! Ravn-ah, tolong aku!"
Ravn berjalan mendekat, "maaf Seolmi, tapi aku benar-benar tidak mencintaimu lagi. Cinta itu sudah hilang bertahun-tahun lalu, sekarang pergilah. Urusi hidupmu dan keluargamu sendiri." Ia menjeda ucapannya lalu menghebuskan nafas lega. "Terimakasih karena telah menemaniku malam ini, anggap ini sebagai hadiah perpisahan kita yang sebenarnya." Lanjutnya
Hyura menangis, ia hampiri suaminya lalu peluk erat sampai menyembunyikan wajahnya di dada sang suami. Sementara Ravn hanya bisa mengelus punggung istrinya.
"Kau jahat Ravn, aku membencimu! Sungguh, kau telah membohongiku!"
"Ravn! Aku sungguh membencimu!" Teriak Seolmi final setelah ia dimasukan paksa oleh suaminya ke dalam mobil.
Daeyon menghampiri pasangan suami istri itu untuk berpamitan, "Ravn-ssi, terimakasih atas bantuannya. Hyura-ssi, maaf karena saya kau sempat berpikir yang tidak-tidak pada suamimu sendiri."
Hyura melepaskan pelukan, ia menggeleng lemah. "Tidak apa, aku hanya sedikit lega dengan fakta ini."
"Jagalah istrimu dengan baik, dan eum — maaf karena di kantor aku mencium istrimu. Aku hanya tidak ingin ia curiga, itu saja. Aku benar-benar tidak bermaksud apa-apa." Sesal Ravn pada Daeyon yang justru di balas dengan kekehan pelan.
"Aktingmu cukup keren untuk mengelabui istriku, itu tidak masalah. Kalau begitu saya pamit, sekali lagi terimakasih." Daeyon berlalu menuju mobilnya menyalakan mesin kemudian barulah beberapa menit kemudian mobil itu menghilang dari pandangan.
"Ravn, maaf sudah menuduhmu yang tidak-tidak, aku ... tidak tahu." Cicit Hyura sembari memainkan jarinya.
Ravn menggenggam erat tangan istrinya, "maafkan aku juga yang menyembunyikan hal ini, aku hanya tidak punya waktu. Itu pun ku lakukan dengan tidak di rencanakan."
Hyura memeluk erat tubuh suaminya lagi, "kalau begitu kita masuk ke dalam, udara di luar dingin."
Ravn mengangguk.
—
Yuhuu, jadi cuma salah paham aja nih. Hahaha
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneus Marriage Life ✓
Fanfiction[Oneus marriage life] - bahasa baku, lengkap. - fanfiction (tidak untuk disangkut pautkan sengan kehidupan asli para member) © 2020, Lovelyxierzi