"Seoho-ya, kata dokter bayi kita laki-laki." Ucap Shinmi gembira.
Sementara Seoho mengangguk kemudian mengelus perut buncit istrinya itu pelan, "semoga dia tidak tumbuh menjadi pria sepertiku."
Shinmi hentikan pergerakan tangan suaminya itu di perutnya, ia menangkup wajah suaminya lalu menghela nafas dan membuangnya kasar. "Sudah kubilang, itu hanya masa lalu. Lagipula, dulu kau juga langsung mengakhirinya, kan?"
"Tetap saja, aku telah melakukan kesalahan. Bahkan karena itu pula, aku hampir kehilanganmu dan bayi kita."
"Sudah-sudah, kau kan juga ingat apa pesan Keonhee padamu saat itu?"
-
Keonhee menatap tak percaya pada hyungnya, adik iparnya berpacaran dengan lelaki yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri dan bahkan faktanya lelaki itu sudah menikah. Rasanya, kepala Keonhee hari ini akan pecah.
"Hyung ... sudah berapa lama?"
"Lima bulan."
"Apa kalian sering bertemu?"
"Tidak. Kami hanya bertemu 3 kali dan pertemuan ketiga kami tadi di bandara saat aku menjemputnya. Mungkin .... ini akan menjadi pertemuan ke empat yang tidak di rencanakan." Ucap Seoho sembari menundukan wajahnya, ia malu sungguh.
Keonhee menghembuskan nafas, ia tidak habis pikir dengan pikiran lelaki di hadapannya ini.
"Putuskan sekarang juga!"
"H-hah?"
"Kenapa? Kau tidak mau mengakhirinya?"
"Bukan seperti itu, a-aku."
Keonhee hendak berdiri sebelum Seoho kembali bersuara dan buat dia mengurungkan niatnya pun kembali duduk di kursi.
"Aku akan akhiri hubungan ini, sekarang juga."
Sebenarnya Keonhee lega, tapi juga sakit hati secara bersamaan. Adik iparnya patah hati, tapi istri hyungnya lebih sakit lagi ketika tahu tentang perselingkuhan ini. Ia juga tidak akan mendukung adik iparnya merebut milik orang lain, begitu pun hyungnya yang tidak akan ia biarkan bermain api di belakang istri.
Keonhee lantas memanggil istrinya dan juga Xiona, adik iparnya itu habis menangis sepertinya. Dapat dilihat daru matanya yang sembab dan memerah.
"O-oppa, sungguh aku tidak tahu kalau Seoho oppa sudah memiliki istri. Hikss." Ucap Xiona dengan suara yang pelan
Kyungmi menepuk pundak adiknya, mencoba menenangkan.
"Xiona-ya, maaf jika aku menyakiti hatimu. Mari kita akhiri hubungan ini."
Xiona memandang wajah lelaki yang ia cintai itu dengan nanar, ia pun mengangguk sebagai balasan. Ini mungkin yang terbaik untuk semuanya. Lagipula, ia juga tidak ingin menjadi perusak rumah tangga orang. Meskipun sebenarnya ia sudah merusak sebagian, beruntung belum sampai sejauh memikirkan pernikahan.
"Baiklah, aku setuju."
"Mari lupakan masalah ini, jika masih mengingatnya maka jadikan pelajaran agar lebih-berhati-hati di masa depan."
"Hyung minta maaflah pada istrimu, ia tengah mengandung anakmu. Jangan sampai kau menyesali perbuatanmu."
"Keonhee, kyungmi, aku benar-benar minta maaf."
Keonhee dan Kyungmi mengangguk. "Kami sudah memaafkan oppa. Jadi, pergilah temui Shinmi-eonni."
-
"Jadikan itu sebagai pelajaran berharga dalam hidupmu, ya? Tapi, jangan pernah sekali-kali untuk melakukannya lagi." Ucap Shinmi seraya memeluk suaminya dari samping.
Seoho mengangguk, "aku berharap anakku tumbuh menjadi lelaki setia yang akan bertanggung jawab pada keluarganya kelak. Tidak sepertiku - "
"Oppa!"
"Hm, baiklah. Terimakasih, Soomin kau sudah memaafkanku dan memberikanku kesempatan kedua."
"Sama-sama oppa, aku mencintaimu."
Seoho cium kening sang istri, "aku juga mencintaimu."
"Eh, oppa bagaimana kalau sekarang kita ke rumah ibu? Sudah lama kita tidak berkunjung kesana." Usul Shinmi pada Seohoo yang kini langsung menggandeng tangannya.
"Ayo! Kita pamerkan cucu pertamanya ini padanya, ibu pasti senang sekali."
-
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneus Marriage Life ✓
Fanfiction[Oneus marriage life] - bahasa baku, lengkap. - fanfiction (tidak untuk disangkut pautkan sengan kehidupan asli para member) © 2020, Lovelyxierzi