9.2 A narrow world

279 37 7
                                    

"Makan yang banyak, kau sedang dalam masa pertumbuhan!" Ujar Keonhee sembari menunjuk semua makanan yang ada di atas meja makan pada adik iparnya

Xiona tersenyum lebar, menganggukan kepala lalu mengacungkan jempolnya. Usianya sudah menginjak dua puluh empat tapi ia masih saja diperlakukan bak anak yang berusia belasan, perlakuan itu selalu ia terima dari kakak iparnya yang memang menyayanginya dan sudah menganggap ia sebagai adik kandungnya sendiri. Xiona bersyukur begitu kakaknya mendapatkan pria sebaik dan seperhatian Keonhee, ia juga meminta pada Tuhan agar dikirimkan pria baik sepertinya. Sepertinya, semua itu sudah dikabulkan tatkala ia bertemu dengan lelaki yang kini menjadi kekasihnya.

Kyungmi menyodorkan sebuah kotak pada adiknya, "terimalah, dulu kau merengek karena begitu menginginkannya. Jadi, sekarang aku membelikannya untukmu."

Kedua netra Xiona bersinar, ia dengan cepat mengambil alih kotak itu dari tangan kakaknya, segera ia buka penutupnya. "Oh, eonni, aku menyukainya. Aku sangat menyukainya, terimakasih."

Kyungmi mengangguk, "tentu saja. Pakailah nanti disaat musim dingin tiba."

Keonhee melirik ke arah jam dinding, ia lalu mengecek ponselnya yang sejak tadi menganggu perhatiannya. "Ish, dia lama sekali datangnya."

Kyungmi menyuapkan potongan roti terakhir pada suaminya, "maklum, dia kan baru pertama kali kemari. Pasti agak sulit menemukan rumah baru kita, sabarlah dulu."

Keonhee berhenti mengunyah, ia teguk segelas air. "Bukan begitu, aku hanya ingin bertemu dengan hyungku saja. Aku merindukannya, sampai-sampai ingin memukulnya. Haha." Ia lantas terkikik dengan ucapannya sendiri

Kyungmi menggelengkan kepalanya, sementara Xiona mengerutkan keningnya bingung. Ia hentikan acara sarapan paginya, lalu memandang pasangan suami istri itu dengan penuh tanya. "Hyung? Apa oppa punya kakak laki-laki lain selain Ravn oppa dan Leedo oppa?"

Kyungmi tersenyum kecil, "iya, mereka dulu kan satu grup pertemanan. Karena sudah akrab sekali, maka dari itu semuanya terlihat seperti keluarga."

"Siapa namanya? Apa aku mengenalnya?"

Keonhee menggeleng, "tidak, kau tidak mengenalnya. Saat pernikahan kami, dia datang setelah kau pergi ke Amerika untuk melanjutkan sekolahmu."

"Jadi, kalian tidak pernah saling bertemu." Ucap Kyungmi

Bibi Song membukakan pintu sekonyong-konyong dengar suara mesin mobil yang datang pun bel yang terdengar nyaring di telinga.

"Selamat datang, tuan Lee. Tuan Keonhee sudah menunggu di meja makan."

"Terimakasih bibi Song, senang bertemu denganmu lagi."

Bibi Song tersenyum ramah menanggapi, pikirnya, anak itu sekarang sudah dewasa sejak terakhir bertemu dengannya. Penampilannya begitu keren, sangat berkarisma.

"Adikku, Keonhee. Aku datang."

Keonhee hampir tersedak tatkala mendengar suara yang sangat tak asing di telinganya, begitupun dengan Kyungmi yang melebarkan matanya ketika irisnya tangkap sosok pria yang sekarang tengah tersenyum pada mereka.

Keonhee bangkit dari duduknya, ia lantas berlari menuju sang kakak laki-lakinya itu, ia pukul bahunya pelan lantas beradu pandang tak segan.

"Ah, sangat sulit menemukan rumahmu. Untung, aku tidak mengajak istriku. Pasti, ia akan mengomel sepanjang perjalanan. HAHA."

Keonhee memukul punggung kakaknya itu, "dasar kau. Bagaimana kabar Noona?"

"Baik, dia sangat baik. Oh, iya Kyungmi-ya, apa kau tidak merindukanku, hm?"

Kyungmi lantas melompat ke arah dekapan lelaki itu, "ah, oppa aku merindukanmu juga."

Tak lama, Xiona muncul dari dalam kamar mandi, ia lantas menghampiri kakaknya yang terlihat tengah menerima tamu. Oh, mungkin itu yang dimaksudkan oleh mereka.

"Oh, adikku, kemarilah!" Titah Kyungmi padanya lalu dibalas anggukan dan ia segera langkahkan kaki menuju mereka bertiga

"Oh iya, oppa, kenalkan ini adikku." Ucap Kyungmi dan lelaki itu membalikan tubuhnya.

Oh, Tuhan, demi apapun, rasanya dunia seolah berputar lebih cepat, jantungnya berdegup kencang, matanya perih, juga tubuhnya menegang tatkala irisnya tangkap sesosok wanita yang sama di hadapannya.

Xiona tak kalah terkejut, ia lantas tersenyum, kemudian memandang wajah kakaknya dalam. "Kak, kalian ternyata - wah, hidup itu benar-benar tidak bisa di tebak ya."

Keonhee dan Kyungmi jelas sangat kebingungan dengan ucapan adiknya itu.

"Maksudmu, apa Xiona-ya?" Sahut Kyungmi

Xiona maju beberapa langkah ke depan, ia pegang erat tangan lelaki itu di hadapan kakaknya, "ini dia kekasihku, yang sempat aku ceritakan kemarin pada kalian."

Keonhee melotot tak percaya, sementara Kyungmi menutup mulutnya dengan gerakan cepat. "Seoho-hyung, kekasihmu, Xiona?"

Xiona mengangguk, "eum, iya."

Kyungmi menggeleng, "tidak! Apa ini? Seoho-oppa, kau sudah menikah - mengapa bisa kau menjalin hubungan dengan wanita lain, dan wanita itu adalah adik kandungku sendiri."

Xiona termangu, tubuhnya mendadak lemas. "A-apa? Oppa, kau - sudah menikah?"

Detik itu juga Seoho tumbang, ia terduduk dengan lemas di lantai. Hidup memang tidak bisa ditebak dengan mudahnya.




'-✩

Hm, jadi, gimana?

HAHAHHAHA

Oneus Marriage Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang