Keonhee menyeruput secangkir kopi sembari duduk bersantai di halaman belakang, pagi ini benar-benar menyambutnya dengan baik. Cuaca tidak terlalu dingin dan ia masih bisa mengenakan celana pendek dengan kaos kebesaran, istrinya datang menghampiri duduk di sebelahnya sambil membawa satu kanvas ukuran kecil unuk dipamerkan pada suaminya.
"Bagaimana, cantik tidak?"
Keonhee menyimpan cangkirnya, membawa matanya menyusuri lukisan karya istrinya yang baru saja di buat kemarin sore. Juga, baru di tunjukkan padanya pagi ini.
"Kau sedang galau?" Tanyanya pada sang istri.
Kyungmi mengendikan bahunya, "entahlah. Aku hanya menuangkan apa yang aku pikirkan, jadilah lukisannya seperti ini."
"Ini cantik, pesannya juga sangat dalam. Kau pasti menyayangi adikmu, kan?"
Kyungmi tersentak, "eh, bagaimana kau tahu?"
Keonhee terkikik, "aku si pengamat seni jika kau lupa."
Mereka kembali terdiam beberapa saat, lalu seseorang muncul dari dalam rumah. Seorang perempuan dengan kopernya menghampiri pasangan suami istri itu dengan hati-hati.
"Ekhm!"
Keduanya menoleh, matanya menatap ke arah sang adik yang tengah berdiri menghadap mereka. Sementara Keonhee berdiri lalu memghampiri sang adik ipar guna memastikan. Kyungmi mengekori dari belakang.
"Kau mau kemana sudah rapi begini, dan itu — koper, kenapa?" Tanya Keonhee bingung
Xiona menghela nafas, "aku akan pergi lagi ke Amerika."
Kyungmi terkejut, ia lantas menghampiri adiknya dan mengguncang tubuhnya. "Kenapa?"
"Aku hanya ingin melanjutkan sekolahku disana, sembari menyepi melupakan kenangan yang — yeah, It's sad and painful. Jadi, aku hanya akan menjadi bebas dengan pikiran yang terbuka lagi."
Keonhee mengusap rambut adiknya, "jika itu pilihanmu, oppa hanya bisa mendoakan yang terbaik. Belajarlah dengan benar, tata hidupmu menjadi lebih berarti, untuk masa lalu itu — jadikan pelajaran berharga untuk ke depannya, ya?"
Xiona mengangguk mengerti. Ia lantas memeluk tubuh kakaknya itu dengan penuh haru, ia bahkan harus menahan tangisnya agar tidak buat sang kakak mengkhawatirkannya. "Aku akan merindukanmu, kak. Lagi-lagi semoga tahun berikutnya kita bertemu."
Kyungmi mencebik, "jangan menunggu bertahun-tahun, jika kau bisa pulang dalam waktu satu bulan, maka pulang!"
Xiona hanya terkekeh, kemudian mengangguk. Ia juga memeluk kakak iparnya, "jaga kakak-ku, ya, oppa? Aku hanya punya dia. Oppa juga harus sehat-sehat disini."
"Tentu, hati-hati disana. Jangan pacaran dulu dan jika memang kau mempunyai pacar maka kenalkan dulu pada kami, mengerti?"
Xiona hendak pergi, kemudian ia menengok lagi ke arah kakaknya. "Eum, kalau mau aku pulang kemari sih gampang."
Keduanya mengernyit. "Berikan aku keponakan! Hehe."
Xiona kemudian berjalan menjauh, meninggalkan keduanya yang saling diam. Keonhee lantas bersuara, "adikmu memang benar. Ini sudah waktunya bagi kita, eum — memiliki anak?"
—
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneus Marriage Life ✓
Fanfiction[Oneus marriage life] - bahasa baku, lengkap. - fanfiction (tidak untuk disangkut pautkan sengan kehidupan asli para member) © 2020, Lovelyxierzi