Part 17

70 4 15
                                    

"Berita terkini. Kecelakaan pesawat telah terjadi dini hari pukul 2 WIB. Dikabarkan pesawat hilang dan jatuh dikarenakan pesawat telah dibajak oleh seseorang yang misterius. Sosok ini mengenakan pakaian serba hitam. Berikut salah satu rekaman suara saat terakhir sebelum pesawat dinyatakan hilang." Kata seorang pembawa berita disebuah acara berita sekilas pada siang hari.

"Siapa kau? Kenapa pakaianmu serba hitam dan aneh?" Suara co-pilot yang berada dalam pesawat terdengar sedikit bergetar.

"Mau apa kau kedepan sini? Apa itu? Kau membawa senjata tajam?" Ujar seorang pilot didalam pesawat.

"Kalian semua bbzzz... matt... iii... kkrrrtt bbzz.." Ujar seseorang dengan suara berat dan serak. Rekaman berhenti.

"Diketahui sosok misterius yang telah membajak pesawat dan membawa pisau ketika menghampiri pilot yang sedang bertugas. Mungkinkah sang pilot dibunuh? Apa motif pelaku? Kemanakah sebenarnya pesawat itu menghilang?"
"Berikut adalah daftar nama orang-orang yang berada didalam pesawat."
Sebuah daftar muncul dilayar televisi dengan sekitar 50 nama tertata didaftar tersebut.

"Sekian berita hari ini, nantikan berita terbaru mengenai hilangnya pesawat ini. sampai jumpa diberita terkini lainnya." Layar televisi berganti menjadi acara talk show biasa.

            
*

Bang Adi tersenyum licik dan memberi aba-aba berupa jentikan jari pada Abib dan Zidan. Asap tebal berwarna merah muncul disekitar mereka. Para penjaga terbatuk-batuk dan perlahan mundur karena asap tersebut.

"Lakukan rencana kita." Ujar Bang Adi.

Mereka berpencar untuk melawan para penjaga. Abib dan Zidan langsung menarik tombak yang berada ditangan dua penjaga yang melemah lalu menusukkan nya kebagian perut mereka yang tak tertutup baju zirah. Darah berwarna hitam pekat dan kental terus mengalir keluar dari perut mereka.

Abib langsung berlari mengambil tombak untuk membantu Bang Adi. Zidan yang penasaran dengan wajah yang berada dibalik helm baju zirah itu mulai mendekat pada salah satu penjaga yang mati tertusuk tombak. Wajah yang sangat ia kenali. Wajah Nova dengan mata keseluruhannya hitam terbuka menatap keatas dengan wajah yang setengah hancur bak sehabis hangus terbakar.

Zidan terduduk lemas. Napasnya berat tak beraturan. Dia merangkak mundur kebelakang beberapa langkah. Abib dan Bang Adi yang telah membereskan dua penjaga lainnya pun menghampiri Zidan yang terkulai lemas.

"Dang, lu kenapa?" Ucap Abib seraya berjongkok disamping Zidan.

"Itu.. itu... gua udah bunuh Nova..." Ujarnya terbata-bata.

Abib dan Bang Adi menoleh kearah mayat penjaga yang ditunjuk Zidan. Mereka hanya melihat wajah yang menghitam dan rusak dimana-mana dengan darah, nanah, dan belatung diwajah itu sedangkan Zidan melihat setengah wajah itu adalah wajah Nova.

"Itu hanya halusinasi yang dibuat oleh para penjaga disini untuk mengelabuhi musuhnya. Itu bukan Nova. Ayo kita masuk sekarang sebelum penjaga lainnya datang." Sahut Bang Adi dengan posisi berjongkok didepan Zidan untuk menutupi pandangannya dari mayat penjaga itu.

"Beneran?" Tanyanya dengan suara gemetar.

Abib dan Bang Adi hanya mengangguk untuk mengiyakan pertanyaan Zidan. Zidan mengatur napasnya dan mulai mencoba tenang. Mereka berdiri dan berbalik untuk melanjutkan perjalanan masuk kedalam kastil gelap itu.

*

Seorang penjaga menghampiri Fanno dan berbisik, menyampaikan pesan bahwa beberapa orang telah memaksa masuk kedalam kastil dan membunuh 4 orang penjaga. Fanno hanya melambaikan tangan kepada penjaga itu pertanda untuk sipenjaga keluar dari ruangan.

Pitch Black Midnight (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang