part 12

79 6 13
                                    

Hari ini hari selasa. Iron sudah masuk kuliah seperti biasanya tapi ada sedikit kejanggalan dengan dia. Dokter bilang dia sedikit hilang ingatan. Dia tidak ingat keluarga dan teman-temannya tetapi dia mengingatku. Sifatnya berubah. Dia dulu suka berdebat dengan kami dan sangat cerewet. Sekarang dia tiba-tiba menjadi orang yang penurut dan tidak pernah membantah lagi.

Hari semakin siang. Kami berkumpul dikantin untuk sekedar makan dan berbincang. Biasanya Iron selalu punya banyak bahan obrolan. Maklum kang gosip walaupun cowok. Sekarang dia hanya duduk diam memperhatikan kami berbincang dengan senyuman yang menurutku agak menyeramkan.

"Ney, ada yang gua mau bahas sama lu." Ujar Zidan.

"Yaudah kita duduk disana aja." Sahutku sambil menunjuk kursi yang berada agak jauh dari kami duduk sekarang.

Aku dan Zidan bangkit dari kursi kami dan duduk agak jauh dari tempat teman-teman kami. Sepertinya serius. Zidan biasanya begini kalau akan membahas masalah serius.

"Lu ngerasain ada yang beda gak sih?" Tanya Zidan seraya kami duduk dikursi.

"Siapa? Iron? Iya sih. Dia biasanya bawel tapi sekarang... lu liat tuh. Diem-diem aja tu bocil." Ujarku sambil menoleh kearah teman-temanku dan menunjuk Iron.

"Gini Ney, lu ingetkan waktu itu gua bilang ada sesuatu yang masuk kebadan Iron?"

"Iya, trus Iron gak bisa balik kebadannya itu kan?"

"Nah iya, lu tau kenapa dia berubah? Itu yang megang badan Iron gua gak tau siapa dan sekarang Iron masih terjebak dialam lain."

"Ih lu sumpah ya gak lucu ini mah."

"Kalo gua bercanda gua bakalan bilang ini kesemua temen-temen kita lah."

"Iya sih."

Kami terdiam bingung lalu menoleh ke arah Iron. Dia yang biasanya suka memainkan makanan kini hanya duduk diam memperhatikan teman-teman yang lain mengobrol sambil memakan makanannya.

"Lu ada ide apa?" Ujarku menoleh kembali pada Zidan.

"Gimana kalo kita minta bantuan orang pinter? Gua saranin bang Adi yang tetangganya Bian itu aja."

"Oke entar kita patungan aja buat beli tiket dia kesini."

"Oke siap. Rencana ini jangan sampe tau sama Iron ya."

"Iya tenang aja gua gak segila itu buat ngasih tau dia."

"Ya siapa tau kan lu beneran gila."

"Yeu"

Kami menyudahi diskusi kami dan beranjak kembali ke tempat duduk teman-teman kami.

"Bahas apaan lu berdua?" Tanya Nova.

"Kita gibahin lu." Sahutku.

"Ih rese ya." Kami semua tertawa mendengar Nova. Kami menghabiskan makanan dan kembali ke fakultas untuk mengikuti mata kuliah selanjutnya.

Hari menjelang sore. Aku berniat untuk pergi kepantai sendirian. Tiba-tiba ponselku berbunyi dan menampakkan nama Gray dilayar ponselku.

"Halo." Ujarku

"Ney, lo pernah bilang rumah lo deket daerah X kan?"

"Iya. Kenapa?"

"Gua lagi didaerah sini. Bisa kita ketemu?"

"Boleh, kebetulan gua juga mau kepantai deket rumah gua. Lu langsung ke pantainya aja. Gua send lokasi ya."

"Oke oke."

Gray menutup telponnya. Aku menyalakan data ponselku dan mengirimkan lokasi pantai itu padanya.

Sesampainya disana aku mencari Gray kesana kemari tapi dia tak terlihat dimanapun. Aku duduk digazebo yang ada didekat pantai dan berniat menelponnya. Ketika aku akan menekan tombol untuk menelponnya tiba-tiba seseorang menutup mataku dari belakang.

Pitch Black Midnight (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang