Dua hari telah berlalu. Keadaan masih sama, Lia belum mau balik kerumah, dua manusia itu masih sering kerumah dan dia sama Taehyung juga kalau ketemu b aja gitu, ga ngehindar, ga basa basi juga.
Sekarang Jisoo lagi diruang ekskul menunggu latihan dimulai.
Anak satu ini benar-benar ngeyel, dibilangin jangan ikut ekskul dulu selama kakinya belum pulih tapi masih aja gamau dengar."Ngeyel banget, dibilangin jangan ikut ekskul dulu"
"Yaelah kan cuma latihan, ga maksa ikut tampil kan gue?"
Seulgi berdecak kesal.
"Itu kaki lo masih sakit bego""Udah sembuh, ih gapercaya banget sih sama gue"
"Yakin udah sembuh?" Lisa mencoba menginjak kaki Jisoo.
"AKH! ANJIR JANGAN DI INJAK JUGA BEGO" Jisoo mengaduh kesakitan lalu menggeplak kepala Lisa pelan.
"Perang ayo, gue suka liatnya" Dengan santainya Jennie melipat kaki sambil menyeruput teh sisri gula batunya.
Lisa cengengesan.
"Bagi Jen" Dengan cepat Jennie menyingkirkan minumannya dari Lisa.
"Ck, kemarin teman gue gamau bagi minuman besoknya meninggal jen"
"Peduli apa gue sama teman lo" Jennie kembali menyedot minumannya kedalam mulut.
"Ah pelit amat lo" Lisa ngambek.
"Minta Jisoo aja, lagi kaya dia hari ini"
"Dih kok gue?"
"Elah Ji pelit amat lo, jamin kek si Lisa. Dua rebuan doang masa lo mo pelit-pelit" Ucap Jennie tak sadar diri.
"Ngaca jing"
"Jadi gada yang mau bagi gue minuman nih? Hiks" Lisa memonyongkan bibirnya.
Jisoo menatapnya jijik. Uang 2000 mendarat mulus di wajah Lisa.
"Baik kan gue?" Seulgi memuji dirinya sendiri.
Lisa tersenyum sumringah, lalu mencium pipi Seulgi abis itu kabur.
"III LISA JIJI ANJING" Seulgi mengelap pipinya jijik.
Jisoo sama Jennie ketawa.
"Eh iya, lo balik bareng siapa?" Tanya Jennie ke Jisoo. Secara tadi pagi Jisoo berangkat bareng Irene, trus sekarang Irene udah pulang, trus bareng siapa?
"Bareng babang gojek"
"Ga bareng pacar nih? Oh iya lupa kan udah putus HAHAHAHAHA"
Jisoo menggeplak kepala Jennie, lalu ketawa. "Sampis lo"
➖➖
Jam 16.49 Jisoo belum pulang juga, lebih tepatnya sih malas pulang ya tau lah ya.
Ntah apa yang membawanya, intinya Jisoo cuma pengen sendiri di tempat sepi.
Langit sore itu terpancar indah. Kenangan lama bersama lelaki itu terukir jelas didalam otaknya. Suasana hening dan tenang tersebut membawanya untuk merenungkan beberapa masalah yang ia hadapi.
Dia bersandar pada dinding dan mulai memeluk lututnya.
Rooftop, yah Jisoo memang takut ketinggian, tapi karna dia duduk lumayan jauh dari arah bawah jadi dia tidak perlu khawatir melihat seberapa tingginya gedung sekolah ini.Jisoo menghela nafas, perlahan air mata mulai bercucuran membasahi pipinya.
"Kenapa sih harus sakit segala nih kaki, kan gabisa ikut tampil huhu" Monolog Jisoo dengan wajah sedihnya.