Prolog

389 26 0
                                    

Apakah itu ... kamu?

🍁🍁🍁

Pandangan Satria jatuh pada sebuah gedung dua lantai yang berdiri kokoh di depannya. Di sisi kiri ada banyak kendaraan beroda dua yang terparkir rapi. Ada pula dua mobil yang terparkir tepat di halaman gedung. Beberapa tanaman hijau yang sengaja dipajang di teras, menambah kesan sejuk. Padahal cuaca di ibukota terik sejak laki-laki berlesung pipi itu menginjakkan kaki di sana.

Merapikan kemeja putih yang dikenakan, Satria lalu mengambil langkah. Mau tidak mau, mantap tidak mantap, dia harus tetap maju. Jogja ditinggalkannya bukan untuk nasib yang lebih buruk. Justru sebaliknya, dia berharap di sini bisa memulai kembali semuanya dengan lembaran baru.

"Oke, do your best, Satria!"

Setelah meyakinkan dirinya sendiri, Satria kemudian masuk ke gedung bernuansa putih tersebut. Ada tulisan besar yang terpampang di ruangan depan. Oasis Kreatif Media, tertulis dengan huruf kapital dan aksen warna biru. Di beberapa titik ada tanaman hijau yang menghiasi, memberikan kesan elegan.

Dia membawa langkahnya menuju lantai dua. Satria harus menemui Juli, selaku HRD di OKM. Mendadak Satria gugup. Padahal ini bukan pertama kalinya dia bekerja. Pengalaman empat tahun sebagai marketing sudah cukup, kan?

"Selamat pagi, Mbak."

Sapaan Satria disambut dengan senyum merekah milik Juli. Wanita itu terlihat anggun dengan pakaian kasual yang membalut tubuhnya. Sebagai laki-laki normal, dalam hati Satria memujinya cantik.

"Hai, Satria! Selamat datang di OKM, ya. Akhirnya gabung di sini dan masuk perdana." Juli masih tersenyum lebar. "Sini dulu, ngobrol bentar."

Satria menurut. Dia melangkah mendekat ke arah meja Juli, lalu duduk di kursi setelah dipersilakan.

"Selamat bergabung, ya." Juli mengulurkan tangannya, yang disambut Satria bersamaan dengan kedua sudut bibir tertarik.

"Terima kasih, Mbak. Saya senang bisa menjadi bagian dari perusahaan ini."

Juli mengangguk. "Sama-sama. Anyway, ruangan kamu nanti jadi satu sama aku di sini. Di meja pas dekat pintu itu. And, maybe kita harus tur kantor dulu?"

Sebagai karyawan baru yang harus membangun citranya, Satria mengangguk setuju. Kemudian dia mengikuti Juli untuk dikenalkan dengan karyawan lain. Mulai dari bagian branding, operasional, customer service, konten, dan terakhir bagian advertising.

Ada hal yang terasa janggal ketika Satria bertemu dengan teman-teman baru di sini. Dia merasa aneh sendiri karena pakaian yang terlalu rapi. Sangat kebanting dengan mereka yang hampir semuanya berpakaian sama, yaitu santai. Bahkan Juli pun terlihat demikian.

"Di sini ruangan advertiser. Salah satu jantungnya perusahaan sekaligus yang menghabiskan dana terbesar," kata Juli dibarengi tawa kecil, lalu dia beralih pada beberapa advertiser. "Teman-teman, kenalkan, ini Satria. GA baru kantor kita, dan Satria, kenalkan mereka adalah para advertiser keren di Oasis Kreatif Media."

"Selamat pagi semuanya, perkenalkan saya Satria. GA baru di Oasis Kreatif Media."

Kendati merasa salah dengan kostumnya hari ini, Satria tetap tersenyum. Ini hari pertama kerja, tidak boleh jadi ambyar karena hal yang sangat sepele. Ya, meski matanya sangat jelas menangkap sorot jenaka dari orang-orang yang ada di ruangan ini.

"Welcome, Satria. Gue Argi."

"Deon."

"Adam." Seorang laki-laki mengangkat tangannya dengan senyum merekah. "Bagian LC."

Perkenalan masih berlanjut hingga tiba pada sosok terakhir yang fokus dengan laptop di hadapannya. Satria perhatikan, sejak tadi satu orang itu tidak begitu peduli dengan sekitar. Entah karena sudah hafal dengan kelakuannya atau memang tidak sadar, Juli pun tidak menegur.

"Atun, lepas dulu itu headphone-nya! Ada temen baru." Itu teguran dari sosok yang memperkenalkan diri sebagai Adam.

"Liv,"

Baru setelah seseorang bernama Deon melepas paksa headphone yang dikenakan, sosok itu menoleh. Bibirnya bergerak mengucap kata "apa" yang bisa terbaca oleh Satria.

"Oh, maaf, Mbak Juli," kata wanita yang tadi disebut Adam sebagai Atun. "Kenalan, ya?"

"Yes." Juli mengangguk. "Perkenalkan, Liv, ini Satria. GA baru. Dan Satria, dia Oliv, satu-satunya advertiser perempuan di kantor ini."

Satria yang sempat menoleh ke arah Juli, kini kembali mengalihkan pandang. Tatapannya jatuh pada wanita bernama Oliv tersebut. Mendadak kelopak matanya melebar, bersamaan dengan degup jantung yang semakin cepat.

Ini ... tidak mungkin. Satria bahkan sudah berusaha mengubur semua dan meninggalkannya di Jogja. Sebelum berangkat ke kantor, dia juga terlebih dulu sarapan dan minum kopi. Ini terlalu pagi untuk berkubang dengan alam mimpi. Atau Satria yang sangat terpukul sampai melihat orang lain seperti ....

"Eksa ...."

.... Eksa?




🍁🍁🍁

.
.
.
.
.

Hai, im back.
Wah, lama ga menyibukkan diri dengan nulis nih wkwk. Akhirnya aku kambek.

Di cerita kali ini, aku bawa Satria sebagai main lead. Ceritanya spin off gitu wkwk. Bisa dibaca terpisah dengan ending scene, ya. Tapi bakal lebih greget misal baca yang ending scene dulu hehe.

Oke gitu aja. Part 1 bakal di up minggu depan, ya. See you next week ❤️

Love,
Nics

16 Mei 2022

Hai, sekadar pemberitahuan untuk cerita ini dalam tahap revisi ya

Republished
11 Juli 2024

Dear, YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang