09. Love Message 3 - Make You Mine

3K 263 37
                                    

Hello guys, thanks udah setia menunggu cerita aku ini. Semoga kalian suka sama cerita aku. Btw, pengen banget aku update tiap hari tapi... aku banyak tugas kuliah:( jadi kalian harus sabar menunggu setiap chapter yaa...

Enjoy this chapter dan jangan lupa vote serta komen ya.

Happy reading guys!

♡♡♡

Senyum cerah terpatri di wajah manis lelaki itu, ketika ia memasuki toko bunga langganannya, ia langsung mengitari rak - rak berisi berbagai macam bunga itu.

Matanya mengitari satu per satu bunga - bunga cantik tersebut.

"Kali ini, bunga apa yang kamu cari, Chimon?"

Chimon, ya lelaki manis itu dia. Saat ini, ia sedang mengunjungi toko bunga langganannya, biasanya ia kesini untuk membeli bunga hias.

Chimon menatap si pemilik toko bunga yang sangat ia kenal karena ia dan Mamii sering membeli bunga di toko ini.

"Kak Mook, aku ingin membeli bunga yang memiliki makna sama dengan perasaanku saat ini." Ucap Chimon.

Mook mengerutkan dahinya, "apa yang kamu rasakan saat ini, Mon? Apakah kamu baik - baik saja?"

Chimon menghela nafasnya pelan, "aku sedang tak baik - baik saja, Kak. Aku bingung dengan keadaanku saat ini." Mook mengajak Chimon duduk di kursi yang tersedia di tokonya.

"Ceritalah Mon, aku akan mendengarkan." Ucap Mook.

"Kak Mook, aku menyukai tetanggaku." Ucap Chimon. "Eh, bukan hanya tetangga, tetapi kami dulu adalah sahabat. Sejak kecil kami bersama. Ia tampan, baik, ramah, sopan, senyumnya manis sekali, dia lumayan pendiam, dia pintar, bijaksana, ahh... pokoknya Kak Plume itu idaman sekali."

"Oh, jadi namanya Pluem." Chimon tersenyum. "Dari ceritamu, dia sepertinya sangat sempurna sekali. Tidak ada buruknya."

Chimon terdiam. "Sebenarnya ada, Kak." Chimon menatap Mook. "Bagian terburuknya adalah dia sepertinya tak menyukaiku."

Mook terdiam dan Chimon melanjutkan ceritanya.

"Aku menuliskan surat cinta untuknya dan itu sekitar lima hari yang lalu. Dia telah menerima surat itu, tetapi belum ada balasan darinya. Dan... dia terasa semakin jauh dariku, Kak."

Chimon menunduk, kini perasaan sedih merambat ke hatinya. Ah, dia tak kuat menahan perasaannya. Telah lama menyimpan rasa, namun belum mendapatkan jawaban.

"Kak, Chimon suka sama Kak Plume. Suka banget." Ucap Chimon. "Bahkan, sudah naik ke sayang banget, banget, banget." Ucap Chimon dengan gemas.

Perasaanya meluap - luap, karena terlalu lama memendam rasa.

"Chimon, aku mengerti perasaanmu saat ini. Tetapi, janganlah kamu berlebihan dalam menyikapi sesuatu. Takutnya, jatuhnya nanti tak sesuai dengan apa yang akan kamu dapatkan." Mook menggenggam tangan Chimon. "Maaf, bukan maksudku membuatmu bersedih atau menjatuhkan perasaanmu. Aku hanya tak ingin kamu semakin berharap dengan Pluem." Ucap Mook dan memberikan senyuman semangat.

"Bersikaplah biasa saja. Jangan perlihatkan sedihmu, Mon. Aku tahu ini tak mudah untukmu, tapi teruslah tunjukkan senyuman dan ceriamu. Jika kamu bertemu dengannya, perlihatkan sikapmu yang baik - baik saja walau sulit dan jangan tanyakan soal jawaban dari surat cintamu. Biarkan dia lebih dulu yang membicarakannya. Mengenai jawabannya dia nanti, kamu harus siap menerimanya. Baik atau buruknya... kamu harus terima." Ucap Mook.

Chimon menghela nafas pelan. Kumohon Kak Pluem menyukaiku.

"Ingat ini, Mon! Dalam mencintai seseorang itu, yang terpenting adalah mengikhlaskan. Kenapa? Karena suatu saat pasti akan ada perpisahan. Setiap dalam pertemuan pasti ada perpisahan, bukan? Maka dalam berhubungan tak hanya ada suka, sayang, cinta dan percaya saja. Tetapi juga ada yang namanya mengikhlaskan."

THE NEIGHBOR - GMM✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang