Hallo aku kembali. Aku sudah selesai UAS nih, aku usahakan rajin update deh. Semoga kalian semakin suka sama cerita aku yaaa...
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan vote, comment dan share cerita aku ke teman atau siapapun. Jangan lupa juga follow aku, biar tahu info-info tentang cerita aku. Thank you♡Sedikit cerita, wattpad kena hack dan akun-akunnya di jual ke darkweb. Aku udah ngurusin akunku, mudahan akun wattpadku aman-aman aja.
Happy reading everyone!
🌈🌈🌈
Bibir mungkin bisa berbohong, tetapi tidak dengan mata. Mata tak bisa berbohong, mata bisa berbicara jujur walau bibir menyangkal kebenarannya. Maka, jika bibir selalu menyangkal mengenai keadaan ataupun perasaan, ada mata yang selalu menyampaikan semua kebenaran itu.
Diam bukan berarti bisu. Diam bukan berarti lemah. Diam bukan berarti tak peduli.
Meski bibir berkata tak sebenarnya, lalu diam menjadi sebuah alasan untuk menghindar dari banyaknya pertanyaan yang menanyai mengenai keadaan dan mata sebagai alat bantu menjawab semuanya. Tetapi tetap saja, siapapun takkan puas dengan menerima jawaban yang tak sesungguhnya itu. Melihat raut wajah yang selalu menampakkan kepalsuan saja sudah sangat membuat geram siapapun yang melihatnya.
"Semenjak kepulangan kita dari Bali. Lo berubah dan apa lo sadar akan hal itu?"
"Dengar ini baik-baik. Saat ini, kita sedang ada project, gue harap lo bisa melewati ini dengan baik. Kalau lo ada apa-apa, lo bisa cerita ke gue. Kita ini sudah seperti keluarga."
"Gue baik-baik saja, lo gak perlu khawatir dan gue juga akan bersikap profesional kok."
"Ck, Krist!"
Dia, Krist. Dia tidak baik-baik saja. Namun, dia mencoba terlihat baik.
"Apa sih, Gun? Kok lo kasar gitu?"
Gun mendekatkan duduknya dengan Krist. Saat ini, mereka berada di ruangan Gun. Mereka baru saja selesai membicarakan mengenai project brand collaboration baju milik mereka dan kini Gun mencoba berbicara dengan sahabatnya itu. Si lemot yang kini tengah berusaha tegar.
"Cerita sama gue, Kitty. Gue tau lo lagi gak baik-baik aja. Gue paksa lo sekarang untuk cerita!"
Krist mendesah pelan. Haruskah ia berbagi resahnya ke Gun?
"Krist! Gue sahabat lo, bukan? Dan lagi, gue selalu membagi cerita apapun ke lo, masa lo gak mau membagi cerita lo ke gue." Ucap Gun dan Krist masih terdiam. "Krist, cerita aja sekarang apa yang lagi lo fikirin, mungkin dengan lo bercerita, itu sedikitnya meringankan beban fikiran lo."
Krist memandang Gun dengan wajahnya yang sangat keruh sekali dan Gun yang melihat wajah Krist hanya bisa menatapnya cemas dan langsung membawa Krist ke dalam dekapan hangatnya.
"Krist, jangan seperti ini. Ayo katakan saja semua perasaan lo ke gue."
"G-Gun," Krist berucap lirih. "Gue adalah Mama yang buruk, Gun. Gue menyuruh Fiat untuk memutuskan hubungannya dengan Oaujun."
Ternyata ini masalahnya. Hal inilah yang membuat Krist murung dan memasang wajah keruhnya. Ia sedang tak baik-baik saja saat ini, sepertinya ia terlibat permasalahan dengan anaknya- Fiat.
"Lalu, bagaimana tanggapan Fiat?" Tanya Gun pelan. "Kami bertengkar Gun dan Fiat pergi dari rumah. Ia tak mau berbicara denganku. Sudah tiga hari ia pergi."
Tepatnya sekitar seminggu yang lalu, setelah acara pertemuan di Bali. Mereka memutuskan segera kembali ke Jakarta tanpa melanjutkan liburan. Melihat kondisi Krist yang tak baik-baik saja, Singto langsung mengajak Krist kembali ke Jakarta keesokkannya dan rupanya hal itu diikuti para sahabatnya. Bahkan, mereka berpisah dengan Arm dan Alice. Walau kedua sahabatnya itu telah berencana akan berkunjung ke Jakarta pula, tetapi nanti- jika mereka ada waktu luang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE NEIGHBOR - GMM✓
FanfictionBook [1] The Neighbor - GMM Book [2] Crazy Rich Family [OhmNon side] #1 - ohmnon [December 2, 2020] #1 - GMM [August 17, 2020] #2 - GMM [August 18, 2020] #3 - pluemon [July 5, 2020] #3 - polca [March 12, 2021] #2 - junfiat [July 5, 2020] #5 - singt...