" Kembaran "

2.3K 182 4
                                    


" Alhamdulillah legaaaa " ucap Fatimah ketika sudah jauh dari kamarnya.

Bersamaan dengan itu hp Fatimah berdering.

Ia langsung mengecek hp di kantong sak gamisnya, memperlihatkan nama Istii disana.

" Waalaikum salam istii "

".."

" Alhamdulillah baik, kamu gimana? "

".."

" Haa, beneran? Kapan? Sama keluarga? "

".."

" Oh gitu iyaa aku tunggu yaa. Semoga perjalanannya sampai dengan selamat "

".."

" Waalaikum salam "

Panggilan terputus.
Fatimah membuang nafasnya gusar, ia melihat pemandangan kota Jakarta yang indah dari atas.

Yaa, Fatimah sekarang ada di atas balkon.

Termenung, memikirkan betapa indahnya Allah merencanakan ini semua.

Mengingat tadi malam dan yang baru saja ia lakukan, Fatimah bergedik jijik. Ini baru pertama kali ia melihat orang asing yang bukan Abi dan saudaranya memperlihatkan tubuh yang harusnya di tutupi.

Sesekali Fatimah menyadarkan dirinya, kalau dia sudah bersuami. Ingat 'bersuami.
" Abi nyuruh apa? " Ucap seseorang, mengagetkan Fatimah.

Ia berbalik dan mendapati Yusuf disana.

Tampak muka Yusuf serius, sepertinya ia 'marah?

Fatimah dibuatnya gemetar, ia bingung harus apa.

" Mas, ampun mas. Fatimah bohong, Abi gak manggil Fatimah. Fatimah ngaku salah. Fatimah cuma mau ngehindari mas. Fatimah gak terbiasa liat suami sendiri. Fatimah minta maaf mas. Fatimah janji gak bakal gitu lagi. Fatimah berani motong ucapan mas. Fatimah berani sama mas.. "

Ucapannya terhenti saat jari telunjuk Yusuf menempel dibibir Fatimah.

" Sssttttt " katanya.

Mata Fatimah membulat sempurna. Kaget? Pasti.

" Kamu cerewet juga ya " Ucap Yusuf dengan senyuman andalannya.

Fatimah menunduk malu " Tapi mass Fatimah sudah berani sama mas "

" Siapa bilang Fatimah berani sama mas,hem? "

" Fatimah " jawabnya dengan menggusel² gamisnya (maaf bahasanya hehe)

" Sini duduk. Tenangin dulu, jangan takut mas gak bakal gigit kok " Yusuf

Beberapa detik kemudian Fatimah meneteskan air matanya. Yusuf dibuatnya kaget.

" Ada apa Fatimah? Gara² mas ya? Mas gak bakal goda kamu lagi kok "

Yusuf khawatir. Tapi rasanya tak mungkin jika Yusuf nanti tak menggoda Fatimah.

Hiks Hikss.

" Mass, Fatimah kangen Qodir hiks hiks " Rengeknya pada Yusuf.

Tak dirasa, ternyata Fatimah sangat manja. Yusuf mengusap kepala Fatimah pelan
" Nanti kita telepon Qodir yaa "

Fatimah mengangguk

" Sudah? Sini peluk anggap mas ini Qodir " Goda Yusuf.

Melihat Fatimah yang tak kunjung merespon Yusufpun menarik tubuh kecil Fatimah ke pelukannya.

.....................

Balonku ada limmaaa
Ruparupa warnanyaaaaa
Hijau kuninggg

Suara itu membuat tidur Fatimah terusik. Ia tidur setelah shalat dzuhur.

Suara siapa yang sangat jelek itu, pikir Fatimah.

Nampaknya ia seperti mengenali suara itu. Ia berjalan gontai melihat siapa yang sedang bernyanyi di balkon kamarnya.

Fatimah menggeser gorden balkon dan
" Selamat bangun tuan putri " Ucap seseorang itu.

Setelah penglihatannya sudah nampak jelas, Fatimah teriak " Qodirrrrr? "

" Iya tuan putri " jawab Qodir seperti prajurit kerajaan.

" Qodirr kamu? Kok ... " Fatimah.

" Ada disini " jawab cepat Qodir.

" Iyaa, kok ada disini? " tanyanya girang.

" Eett jangan senang dulu. Aku disini mau nagih utang. Mana utang kamu ? "

Fatimah mengganti ekspresinya dengan cepat, cemberut.

" Kenapa? Gamau bayar? Yasudah aku mau minta ke suami kamu " ejek Qodir.

" Qodirrrr !" geram Fatimah.

" Apa? " jawabnya santai.

" Ishhh tau ah "

Melihat Fatimah yang merajuk Qodir langsung memeluk kembarannya itu dengan erat.

Fatimahpun membalas pelukan itu dengan hangat.

" Eh ntar deh, kayanya kamu tambah gemuk habis nikah " goda Qodir.

" Gamau tau, fatimah mau peluk Qodir lagi"

" Gamau ah, bauk. Belum mandi " godanya lagi.

" Mau pelukkkk " manjanya Fatimah.

Tanpa sepengetahuan mereka, ada laki² yang dari tadi cemburu melihat keduanya bermanja²an.

Meskipun mereka saudara kandung, namun dihati sepertinya ada percikan api.

Yaa, Yusuf. Dia cemburu.

" Mereka saudara kandung Yusufff.. Ayo Jangan tergoda setan " ucapnya pelan pada diri sendiri.

" Qodir belum jawab, kenapa Qodir bisa ada disini? "

" Suami kamu "

" Mas Yusuf? "

" He em, dia bilang kalo kamu nangis trus katanya kangen ke aku. Awalnya si gak percaya yaa kamu kangen aku "

Fatimah memukul Qodir pelan.

" Iyaiya, ih gak boleh gitu ih, kamu sudah punya suami loh " tak henti²nya Qodir menggoda Fatimah.

" Tapii, sebentar.. Kok gak cerita kalo kamu ada anu sama Yusuf? Trus gak ijin kalo mau nikah. Sama temen Qodir sendiri lagi, kenapa? " lanjutnya.

" Ceritanya panjangg. Dan sebenernya ini adalah rencana Allah yang Fatimah gak duga² "  jawabnya sambil senyum² sendiri.

" Dihh, kelamaan nonton sinetron kan jadi alayy "

" Qodirr, Fatimah seriusss "

" Iya, Qodir juga serius "

Sebenarnya kedatangan Qodir bukan karena Fatimah, ini disebabkan karena orang tuanya memaksanya untuk pulang ke Indonesia.

Melihat keadaan kakek Qodir di Mekkah sudah membaik. Dan ketika Yusuf menelepon sebenarnya Qodir sudah ada di Indonesia.

" Asik banget temu kangennya, gabung boleh? " ucap Yusuf yang sudah tak tahan.

" Boleh dong saudara ipar. Wahh suf, gak nyangka kamu bakalan jadi suami saudaraku ini. Harap yang sabar yaa " Ucap Qodir menggoda Yusuf.

Fatimah mencubit pinggang Qodir.

" Hehe iyaa "

" Tolong yaa jaga dengan baik, kalo nakal cubit aja " ucapnya lagi.

Fatimah beralih menginjak kaki Qodir.

Qodir meringis dibuatnya, Yusuf pun masih sabar melihat keduanya itu.

Sudah setengah jam ada di atas balkon mereka pun turun untuk makan siang.

Bagaikan Cinta Fatimah Dan AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang