" Tau "

3.1K 243 22
                                    

" Mana temen kamu bang ?" tanya Isti menelusuri sudut cafe

" Gak tau nih. Masih ada di jalan kayanya... Nah itu dia " mata Qodir menangkap wajah Yusuf yang akan menuju ke arahnya.

Sekilat petir Isti menoleh ke arah mata Qodir dan dia mengerjibkan matanya beberapa kali.

Ini manusia kan? Batinnya.

" Assalamualaikum " ucapnya lembut dan menyalami Qodir tak lupa juga menyapa Isti dengan menengkupkan kedua tangannya ke dada.

" Waalaikum salam "

" Tumben telat " Qodir.

" Maaf saya tadi ada urusan " Yusuf.

" Oh iya. Silahkan suf.. Nih saya bawa saudara saya "

Sesekali Yusuf melirik wajah Isti. Memang Isti cantik tapi di hati Yusuf tidak ada desiran apa apa.

Malahan yang dari tadi dag dig dug itu Isti. Ia terlalu salting dengan keberadaan Yusuf.

" Namanya Istii. Dan Istii ini temen baru abang, namanya Yusuf "  Ucap Qodir lagi.

" Senang bertemu denganmu Yusuf " ujar Isti malu malu.

Yusuf hanya tersenyum padanya.

Perasaan kemaren nama depan saudaranya Faa, lah kok sekarang I?, pikir Yusuf.

" Pesen aja Isti, nanti kita berdua ngikut " ujar Qodir.

" Isti bang? "

" Iya "

Jujur Isti untuk saat ini ingin diam saja. Bergerak sedikit saja terasa malu jika di depan Yusuf.

" Emm abang aja deh. Nanti Isti yang ngikut "

" Yaudah "

......

Suasa kamar saat ini sangat damai. Mengingat si biang kerok Isti tidak ada di kamar, jadi tidak ada yang berisik.

Baru saja Fatimah bersantai di atas kasur, Isti langsung mendobrak pintu kamar sekaligus teriak.

Fatimah kaget.

" Fatimahhhhhhhhhhhh " teriaknya.

" Astagfirullah Isti, biasa aja kek "

Isti tak menjawab dan langsung memeluk tubuh Fatimah erat. Saking eratnya sampai Fatimah susah bernafas.

" Ya Allah. Kamu kenapa sih? Di apain sama Qodir? " tanya Fatimah ketika pelukannya Isti lepas.

" Nggak ada "

" Trus kenapa senyum² gitu? "

" Tau gak fat "

" Gak "

" Tadi ada temennya Qodir. Dia ganteng banget sumpah. Wuihh keren, putih, tinggi, katanya Qodir dia hafidz qur'an, penghafal hadist dan tau gak akhlaqnya beuhhhhhh mantap " cerocosnya pada Fatimah yang mengangkat satu alisnya.

" Trus? "

" Ishh kok teerus sih. Gak kepo fat? "

" Nggak. Cowok kaya gitu mah aku gak percaya. Dia yang kamu ceritain itu terlalu perfect tau gak "

" Lah emang perfect pake banget fatt "

" Au ah mau mandi "

Fatimah beranjak dari kasur, ingin mengambil handuknya. Namun niatannya terhenti ketika Isti berkata..

" Namanya Yusuf "

Degg

Yusuf? Nama itu, sudah sekian lama Fatimah tidak mendengarnya. Sudah sekian lama Fatimah membiarkan nama itu begitu saja.

Dan sudah sekian lama Fatimah titipkan nama itu kepada sang Penciptanya.

Fatimah mematung ditempat. Benarkah teman baru Qodir yang satu tahun tinggal di Mesir itu adalah Yusuf yang ia perjuangkan dulu?

Yang ia cintai diam² dan Insya Allah hanya dia dan Allah yang tau? Tapi sayang, abahnya sudah mengetahuinya tanpa sepengetahuan Fatimah.

Dan sekarang benarkah orang yang Isti ceritakan adalah Yusufnya? Jika dipikir. iya juga, karna rupa Yusuf sangatlah mapan.

Dalam waktu bersamaan ingatan dulu bersama Yusuf terulang. Meski sebentar namun ingatan itu masih lekat di otak Fatimah.

Hingga akhirnya Yusuf hilang ingatan dan tanpa ia sadari itu karna dirinya sendiri. Karna cintanya.

Fatimah memejamkan matanya seakan dunia ini terlalu sempit. Terlalu menguras air matanya. Terlalu mengekang perasaannya.

Dan jika Fatimah bertemu Yusuf nanti jika Allah izinkan, apakah Fatimah akan sanggup menahan sakit yang dulu ia rasakan?

Wallahu a'alam.

" Hah " ia membuang nafas dan berbalik badan.

" Siapa namanya? " tanya Fatimah memastikan.

" Kenapa? Kepo yaaaa "

" Siapa namanya Istii. Serius ini "

" Iyaa. Namanya Yusuf "

" Dari mana dia? "

" Kayanya Indonesia deh fat. Fasih bener ngomong bahasa indonesia "

Degg

Ternyata benar dugaan Fatimah. Tapi wallahu a'alam, mungkin orangnya berbeda.

" Oh "

" Kenapa? "

" Gak papa "

Lalu Fatimah keluar kamar untuk menenangkan dirinya. Menenangkan pikiran dan perasaannya.

😊

Bagaikan Cinta Fatimah Dan AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang