" Aneh "

5.9K 298 2
                                    

    Hari ini adalah hari jum'at. Sekolah formal dan sekolah diniah libur.

    Tetapi para santri dan santriwati wajib membersihkan seisi pondok.

   " Kamar kita kebagian bersihin taman pembatas " ujar Yusuf. Dia ketua kamar B5.

   " Pembatas putra sama putri gus? " Yusuf mengangguk.

   " Pake wangi² an dulu ah " Dia Fais, teman Yusuf tapi tak selengket dengan Akin dan Faisal.

   Wajar saja Fais begitu, karna gerbang santriwati akan terbuka. Ini sudah rutinitas setiap jum'at. Gerbang santriwati akan dibuka.

   " Hallahh ndak bakal kecium, percuma " celetuk Faisal.

   " Namanya juga usaha sal " Fais.

    " Sudah jangan ribut. Sebaiknya kalian bersiap² kalau tidak saya akan dimarahi Ning Ulya " ujar Yusuf.

    Para santri B5 kluar kamar. Mereka menuju taman pembatas

   Tak banyak yang menyapa Yusuf. Dia membalasnya dengan senyuman.

   Begitupula Akin dan Faisal. Mereka bak artis pesantren yang terkenal. Tapi masih banyak yang ngefans sama Yusuf.

  " Kita bagi tugas " Yusuf.

   " Gus, gerbang santriwati mau dibuka sekarang? " tanya Akin.

    " Iya dah. Silahkan, ini kuncinya " Yusuf menyodorkan kunci gerbang ke Akin. Dan dia membukanya.

    " Ya Allah bismillah " ujar Akin.

    Akin membuka gemboknya. Lalu didorongnya. Betapa terkejut para santriwati yang melihatnya.

    Mereka mencuri pandangan Akin. Akin yang menyadari beristigfar.

    " Kuatkan iman hamba Ya Allah " gumamnya.

    Seperti biasa para santri yang piket langsung membersihkan taman pembatas. Tentu ada Yusuf.

    Walaupun santriwati yang berlalu lalang tertunduk sopan. Yusuf tau kalau mereka hanya modus belaka.

    Bagaimana tidak. Jika sedari tadi Yusuf hanya melihat santriwati yang mondar mandir kesana kemari. Dan yang mondar mandir itu itu trus.

    " Perasaan tadi mereka kesana. Trus kenapa kesana lagi " gumam Yusuf.

    " Guss yang disana sudah di bersihin. Ada tugas lagi tidak? "

     " Mm " matanya kesana kemari mencari bagian yang blum dibersihkan.
      " Kayanya gak ada mam" Dia imam, wakil ketua kamar B5.

      " Kalau begitu kami ke kamar dulu gus. Assalamualaikum "

      " Iya mam. Silahkan Waalaikum salam"

      " Kalau sudah semuanya balik ke kamar ya " tegas Yusuf.

       " Nggeh gus "

      Tampak dari pintu ndalem muncul Ning Ulya, dia menghampiri Yusuf.

     Yusuf menyadarinya tertunduk. Tidak sopan jika menatap sesama lawan jenis.

    Berbeda dengan Ulya. Dia tak tertunduk sama sekali. Yusuf pernah kagum dengannya. Namun kekagumannya mudar, ketika dia tau jika Ulya tak bisa menjaga pandangannya.

    " Assalamualaikum suf "

    " Waalaikum salam ning "

    " Piket disini? "

    " Njeh ning "

    " Ada yang aku bantu ga ?"

    " Syukron ning, sudah selesai semuanya"

    " Oo " beberapa detik kemudian

    " Sudah makan suf? "

     Akhir² ini Ulya sering perhatian padanya. Ntah kenapa, Yusuf hanya positif thinking aja.

     " Sampun ning " Yusuf berdusta. Dia sangat lapar saat ini.

    Untung gak ada Akin sama Faisal. Kalau mereka ada, mereka bakalan bilang kalau Yusuf berbohong.

   " Makan apa emang suf? Bukannya kantin bukanya 5 menit lagi? "

    Aduhh mati aku batin Yusuf.

    " Itu ning. Tadi malem ada sisa makanan takut mubadzir, saya makan saja " itu yang ducapnya. Dalam hatinya Maafkan Yusuf Ya Allah.

    " Oo "

     " Yasudah ning. Saya mau ke kamar dulu ada urusan. Assalamualaikum "

     " Waalaikum salam "

     Ulya menatap kepergian Yusuf. Sedangkan Yusuf sendiri? Dia yakin ada yang aneh dengan Ulya.

Benarkah Ning Ulya suka sama saya? Kalau memang begitu, saya mohon Ya Allah pudarkan cinta itu. Kalau tidak saya bersyukur Ya Allah.

 

Bagaikan Cinta Fatimah Dan AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang