" Istiii "

3.5K 236 1
                                    

" Huu ya ampun D.O exo ganteng bingittt " teriak histeris Isti ketika melihat orang yang ia sukai.

Fatimah melirik Isti malas. Seraya dalam hatinya berkata apaan sii lebay.

" Ah gak seruuu. Ceweknya jelek " protes Isti sambil menunjuk nunjuk tv yang ada didepannya.

" Husss ga boleh gitu ihh. Kamu hafal kan hadist nya kalo menjelek jelekan makhluk Allah? "

" Hehe. Iyaa maap " ucapnya sambil cengengesan dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Astagfirullah maafin aku Ya Allah. Bimbing aku ke jalan yang benar. Dan tegur aku jika aku salah Ya Allah " lanjutnya lagi dengan menedahkan tangannya ke atas.

Terlihat Alay bin lebay. Astagfirullah
Fatimah geleng geleng kepala meihatnya.

" Udah matiin tvnya. Gak guna liat begituan. Meningan belajar dapet ilmu plus pahalanya kan? "

Dengan berat hati Isti mematikan tvnya. Tak sanggup jika D.O exo ia lewatkan. Tapi Isti harus tata niat. Kuliah di Al Azhar lihatnya yang begituan.. Gak cocok.

Lalu ia ambil buku tebal. Setebal kamus dan ia baca serius. Jika sudah serius Isti tak bisa lagi berkutik. Ia akan tetap serius.

Begitupula dengan Fatimah. Tampak suasana hening dan santai. Menambah kedamai an saat belajar.

Syukurlah, batin Fatimah.

Setelah jam menunjukkan angka 10.05 Fatimah menutup bukunya dan meletakkannya di atas meja belajarnya yang bertumpuk buku buku besar tak lupa juga sangat tebal.

Fatimah melirik Isti yang masih serius. Ia kumpulkan tenaganya untuk membujuk Isti agar Isti berhenti belajar dan tidur. Kenapa begitu?

Inilah penyakit Isti jika belajar. Kalau sudah serius susah mau bicara sama dia. Pasti dia tidak mau berhenti belajar. Kecuali jika Isti capek sendiri.

" Istii udah belajarnya. Tidur yuk " ajak Fatimah dengan menggoncang tubuh Isti.

" Tarr " hanya itu jawaban Isti.

" Udah jam sepuluh tuh. Ayuk ah tidur " Fatimah menarik tangan Isti.

" Ntarr Fatt "

" Kamu ah kebiasaan kalo lagi seriusss. Susah mau ngebujuknya "

" Ntarr nih tinggal dikit nih "

" Tinggal dikit apaan. Itumah banyak banget kamu mau baca buku sebanyak itu? Gak capek? Ayo ah tidur "

Apa iya mau baca buku setebel kamus itu? Yang benar saja.

" Iyaa "

" Iyaa. Tapi gak tidur "

" Iyaa "

Fatimah beranjak menuju pintu dan Ceklek suara pintu terbuka mengalihkan pandangan Isti ke pintu.

" Mau kemana fat?"

Alhamdulillah ternyata berhasil juga.

" Mau ke paman "

" Ngapain? "

" Mau curhat "

" Curhat apaan "

" Curhat kalo anaknya gak mau tidur padahal ini sudah malem dan besok harus kuliah "

Merasa dirinya yang Fatimah ceritakan. Buru buru Isti menutup bukunya, merapikan mejanya. Dan langsung loncat ketempat tidur.

" Salamim ke papa kalo anaknya sudah mau tidur dan besok kuliah "

Fatimah menyengir kecut melihat tingkah Isti. Dan menutup pintu lagi menuju ranjang.

" Kok balik? "tanya Isti.

" Gak jadi. Uda ngantuk, lagian anaknya sudah mau tidur kan? "

Merasa dijaili Isti memajukan bibirnya dua centi. "Dasar Fatimah" gumamnya kesal.

" Tidurrr istii " ucap Fatimah dengan mata tertutup.

" Iyaa " dengan kasar Isti menarik selimutnya. Fatimah hanya tersenyum dibuatnya.

Tiitt

Tiit

Tiit

Suara alarm berbunyi. Menujukkan pukul dua dini hari. Sudah kebiasaan Fatimah untuk sholat tahajud. Mendapati Isti yang masih tertidur. Akal jail Fatimah muncul.

Ia ambil alarm yang keras bunyinya itu. Dan menaruhnya tepat di samping kuping Isti. Ulangi lagi Di kuping Istiii.

Sedetik kemudian Isti terkejut dan langsung bangun.

" Sudah bangun? Yuk tahajud " Fatimah bersuara. Ia sudah siap dengan mukenah di kepalanya.

" Kebiasaan kamu Fatimah... Banguninnya pake cara lain kek "

" Maaf.. Yaudah sii sana wudhu "

" Heumm "

Lalu mereka sholat berjamaah. Dengan Fatimah menjadi imamnya.

Seringkali Fatimah membujuk Isti untuk menjadi imam tapi Isti tidak mau, katanya mau belajar jadi makmum. Hahaha yang benar saja..

Saat sujud terakhir Fatimah melamakan sujudnya. Ia berdoa dengan doa yang ia ucapkan setiap sujud dalam sholatnya.

Saat itu pula dihati Fatimah. Terselip nama yang ingin ia sebut, yaitu Yusuf.

Ragu ragu Fatimah akhirnya tidak menyebutnya. Takut, Fatimah terlalu takut untuk menyebut nama Yusuf dalam doanya.

Ntah apa yang ia takuti.

Setelah salam ia berdzikir dengan diikuti Isti. Dan Fatimah berdoa yang diamin kan Isti.

Lagi lagi nama Yusuf terselip dihati Fatimah. Dengan hati yang ragu dan juga bimbang terpaksa Fatimah menyebut nama Yusuf dalam doanya.

Tentu itu doa pribadinya bukan untuk semua. Kalo semua.. Bisa berabe. Dan juga diaminkan oleh Isti, biar cepet mustajab kata Fatimah.

Aamiin yarabbal alamin

Doa pun selesai. Isti dan Fatimah mencium tangan bergiliran.

Saat sibuk dengan lipatan mukenahnya Isti bersuara " Doanya kok tumben lama? "

" Ada tambahan "

" Pasti minta jodoh yaa? Isti gak mau ah nikah muda "

" Doa pribadi " ujar Fatimah sedikit ketus.

" Loh tapikan Isti makmumnya kamu fat "

" Trus? "

" Nantikan gak kecipratan "

" Emang mau nikah muda ?" godanya pada Isti.

" Nggak lah "

" Yaudah "

" Jadi kamu minta jodoh? Beneran? " tanyanya lagi

" Iya.. Biar cepet mustajab nya kan kamu aminin tho" seakan menjawab kebingungan Isti.

" Oo " sedetik kemudian "Tapi nanti kalo Isti nikah muda sebab doa kamu itu yang aku aminin gimana? " cerocosnya.

" Au ah gelap " Fatimah meninggalkan Isti yang trus mengoceh di dalam.

Pusing lama lama berdebat dengan Isti

....

Angin yang sepoi sepoi menyentuh badan Yusuf yang sedikit gerah. "Hah" ia menghela nafas.

Tiba tiba seperti ada seseorang yang ada dibelakang Yusuf. Ia menoleh dan ia bertemu dengan wajah dua orang laki laki di depannya.

Mata mereka berbinar binar. Yusuf mengernyitkan dahinya " Siapa? "

Bagaikan Cinta Fatimah Dan AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang