" TakdirMu "

3.9K 320 46
                                    

Perlahan orang ini mendekat..
Semakin mendekat..
Dan aroma wanginya seperti Fatimah kenal.

" Assalamualaikum zaujati " bisik manja orang ini dari belakang. Yang membuat Fatimah bergedik malu.

Fatimah masih setia menutup matanya, ia tak berani untuk melihat wajahnya.

" Kok gak dijawab. Menjawab salam itu wajib " bisik orang ini lagi.

Tapi ntah kenapa Fatimah seketika menjadi bisu. Bibirnya terasa berat untuk mengucapkan sesuatu.

" Wa wa waalikum sa salam " gugup Fatimah menjawab.

Terukir senyuman dibibir orang ini.

Tak lama kemudian orang ini menyentuh pundak Fatimah dan memutarnya sehingga ia akan saling berhadapan.

Baru saja sekali sentuhan sudah kaget "Astagfirullah" kaget Fatimah lagi yang bisa didengar oleh orang ini.

Saat ini Fatimah dan dirinya saling berhadapan, tapi kenapa matanya masih tertutup? Bahkan terlihat erat.

" Boleh matanya dibuka? " ucap halus orang ini meminta.

Deg

Aduhh bagaimana ini, batin Fatimah.

Tak ingin ia berdosa karna tak mendengarkan ucapan suami terpaksa Fatimah perlahan membuka mata.

Perlahan lahan namun pasti.

Ketika tatapan matanya mulai jelas Fatimah lantas mengucap "Astagfirullah"

" Perasaan kalo ketemu sering istigfar. Emangnya saya kaya hantu ya? " ucap pemuda ini sambil terkekeh.

Ternyata orang yang telah berani melamarnya adalah Yusuf. Orang yang berani²nya mempercepat akad nikahnya. Orang yang beraninya membuat Fatimah gelisah.

Ohh Allah inikah takdirMu? Orang yang selama ini ada dalam bait doaku?, pikir Fatimah.

Ternyata Yusuf masih mengingat dirinya.

Yusuf POV

Ketika aku sedang mencari tempat duduk yang ingin aku duduki, aku melihat seseorang dari kejauhan.

Dari postur tubuhnya sepertinya aku kenal. Aku mulai medekatinya walau agak lumayan jauh.

Tampak dia sedang menunggu seseorang. Siapa ya? Pikirku.

Wanita dia seorang wanita bergamis coksu dan berkrudung pashmina coklat. Ku lihat dia menoleh

Deg

Ntah mengapa kepalaku pusing melihat wajahnya. Sepertinya aku mengenali wanita ini. Kemudian bayang² muncul di ingatanku. Semua tentangnya tergambar. Dan perlahan aku ingat dia.

Dia yang dulu aku kagumi karna akhlaq, dan parasnya hampir sama yaitu cantik.

Dan aku ingat, aku sakit sampai kehilangan ingatan itu karnanya, yaaa karna cintaku padanya.

Ternyata aku dengan dia bertemu ditempat yang sama. Tempat yang sama saat kita pertama kali bertemu.

Rasa bahagia, senang, semuanya tercampur. Inginku menemuinya dan mengatakan cintaku padanya.

Tapi rasanya itu tak pantas, diingat dia punya ilmu agama yang sangat baik.

Belajar dari kesalahan yang dulu. Aku berencana akan menkhitbahnya. Bahkan jika mau sekarang juga, tapi aku tau pasti dia sudah lelah.

Yang terselip dalam pikiranku *apakah dia mau?  Rasanya itu menjadi beban pikiranku saat ini.

Dan aku baru ingat jika kyai muhamad, abahnya pernah berbisik padaku

" Saya akan tunggu kamu. Untuk menkhitbah anak saya... Fatimah " suara itu jelas di telingaku.

Seakan nama itu menyetrum, tubuhku langsung tersentak waktu itu. Iyaa namanya Fatimah, sangat indah bukan?

Dan besok malam aku akan melamarnya.


Back

" Emm mboten gus " ujar Fatimah gugup. Fatimah tak berani menatapnya lagi, karna saat ini Yusuf terlihat sangat sangat tamvan.

" Fatimah " panggil halus Yusuf, panggilan itu sama saja seperti dulu. Yang membuat siapa saja luluh dengan suara itu.

" Nggeh? " Fatimah masih menunduk.

" Tatap saya "

Matii kauu, gimana mau natap wong jantungku mau copot. Batin Fatimah.

Ucapan Yusuf tak Fatimah turut. Yusuf sudah tau jika Fatimah malu. Terpaksa ia mengangkat dagu Fatimah sehingga mau tidak mau Fatimah menatapnya.

" Cantik " ucap Yusuf yang berhasil membuat Fatimah malu.

Jantung Fatimah tak bisa di optimalkan. Bibirnya kaku. Matanya ingin menutup saja. Kakinya terasa seperti jely. Mau pingsan rasanyaaaa.

Setelahnya Yusuf memegang ubun² Fatimah dan membacakan doa. Yang di aminkan Fatimah.

Tak terasa air mata Fatimah menetes. Setelah itu Yusuf mengecup kening Fatimah lama.

Kecupan itu seakan menyihir Fatimah agar badannya kaku.

Dilihat Fatimah menangis Yusuf mengusapnya penuh lembut

"Jika kau ingin menangis kemarilah, manangislah di dekapanku " ajakan Yusuf berhasil membuat Fatimah terdiam.

Rasanya tidak mau menangis saja. Karna dirinya terlalu gugup dan tidak berani.

Terdengar kerumunan orang sudah ada dibawah semua. Yusuf menyadari jika ia dan Fatimah sudah ditunggu. Dan

" Mari ke bawah. Tamu kita sudah nunggu" ucapnya dengan senyuman.

Ohh senyuman ituuuuu.........

Terlihat Fatimah diam terpaku, Yusuf mengambil alih tangan Fatimah. Dan ia berusaha mengajaknya keluar.

Saat di ambang pintu "Tanganmu dingin yaa" bisik Yusuf.




♥♥♥♥

Akhirnya jodoh juga. Alhamdulillah
Jangan lupa kalian vote yaa

Makasih temen² atas dukungannya. Ini sudah ending.

Oyaa saya mau tanya nih. Ceritanya mau dilanjut sampai punya anak atau sudah disini aja?

Kalian wajib komen yaa. Dosa loh gak ngomen karna wajib hehehe.

Wassalam -karomah_maliki

Bagaikan Cinta Fatimah Dan AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang