" Hari yang memalukan "

5.2K 341 15
                                    

Fatimah

  Aku tak tau apa yang akan ku lakukan dikamar ini. Rasanya aku canggung berada satu kamar dengan suamiku, Gus Yusuf.

  Oh Allah, tak henti hentinya aku bersyukur padaMu atas apa yang Kau takdirkan padaku.

  Dan saat ini aku berada di kamar Gus Yusuf. Aku pindah setelah akad berlangsung di kediaman keluargaku.

  Ini salah satu permintaan abiku, apalah daya seorang anak, aku hanya menurut saja.

  Saat aku melamun dan senyum² sendiri tiba² suara itu mengagetkan diriku. Sungguh diriku malu.

" Kok senyum senyum sendiri,hem?"

  Aku menoleh, ternyata yang bicara adalah Gus Yusuf. Tapi tungguuu

  Dia hanya memakai handuk, yang memperlihatkan bentuk otot dibadannya, persis dengan tubuh deddy cobuzer.

Aku dibuat kikuk didepannya.

  Perlahan Gus Yusuf nampak berjalan ke arahku. Dia semakin mendekat, bahkan sekarang sangat dekat. Apakah dia inginn?? Ahh tidak mungkin, gerutuku.

  Saat Gus Yusuf mendekatkan badannya aku menutup mataku erat. Aku menggigit bagian bawah bibirku.

  Dann saat jarak kita sudah 5centi ternyata dia inginn mengambil bajunya yang berada dibelakangku.

  Arghh sungguh menyebalkan, membuat diriku degdegan saja.

  Saat jarak kita sudah agak jauh Gus Yusuf tersenyum padaku. Aku tau apa maksud dari senyuman itu.

  Sungguh hari ini aku mempermalukan diriku sendiri didepan suamiku. Sangat maluu.

" Gak mau mandi? " tanyanya padaku. ternyata dia sudah memakai bajunya.

" Mm " hanya itu yang aku jawab. Rasanya untuk saat ini bibirku berat untuk mengucapkan sesuatu.

" Kalo gak mau mandi gak papa. Nanti tidur pake baju itu yaa " tampak Gus Yusuf terkekeh dengan ucapannya.

  Apakatanya? Tidur dengan baju 'itu' ? Baju pengantin maksudnya. Yaa benar aku belum mengganti pakaianku dan membersihkan riasan wajahku.

  Bagaimana tidak, aku terlalu takut kalau aku sedang membuka jilbabku dan pakaianku tiba tiba dia muncul didepanku.

  Aku terkekeh kikuk dengan ucapannya. Dengan sigap aku berjalan ke kamar mandi, membawa pakaian gantiku. Dan segera mandi karna make up ini terlalu membuat wajahku gatal.

Setelah menghapus semua make up dan mengganti pakaianku, aku keluar dari kamar mandi.

Memperlihatkan Gus Yusuf bersandar diatas kasur dan sedang membaca sebuah kitab.

Aku lega karna pandangannya fokus ke kitab saja. Tapi saat aku membereskan bajuku ke lemari, ternyata Gus Yusuf sedang menatapku.

Itu membuatku salting.

" Aduh " ringisku, ketika kakiku terkilir.

Secepat kilat Gus Yusuf langsung menopang tubuhku.

" Kalau jalan hati hati " ucapnya lembut.

" Maaf gus " ujarku malu.

Tampak ia mengernyitkan dahinya. "Apa?"

" Apa, apa? " tanyaku bingung.

Perlu dicatat jika posisi kami masih dalam sinetron india yang pemain wanitanya mau jatuh lalu ditopang oleh pujaan hatinya.

" Manggil apa tadi? "

Rasanya aku tau yang Gus Yusuf maksud. "Mm, maaf gus"

Ia tersenyum padaku "Jangan panggil aku Gus, aku ini suamimu" jelasnya padaku.

" Emm emm ma maaf mas " ujarku malu.

Jujur aku gugup untuk panggilan baru untuknya.

Gus Yusuf ehh maksudnya Mas Yusuf tersenyum padaku. Dan ia membenarkan posisinya sehingga kamipun berdiri dengan tegap.

Mas Yusuf merapikan kitabnya ke lemarinya dan mendekat padaku ia berkata..

" Mari kita sholat dua rakaat dulu " katanya.

Tentu kata²nya aku cerna dengan pemikiran dewasa. Sholat dua rakaat? Apakah Mas Yusuf akan menagih haknya??

Tapii akuu.. Yaah aku akan pasrah, bagaimanapun dia berhak atas diriku.

Melihat diriku yang keringat panas dingin, Mas Yusuf tersenyum dan

"Jangan berpikir macam² kita sholat dua rakaat untuk tanda syukur kita kepada Allah " ujarnya dengan senyuman, seperti dia tau apa yang sedang aku pikirkan.

" Fatimah? " panggilnya. Aku mendongak.

" Jangan takut. Jika kamu belum siap, aku tidak akan memintanya. Akan aku lakukan jika kamu benar² siap, hm? " jelasnya. Dengan mengelus pipiku.

Jujur tangannya sangat harum dan lembut.

Hatiku lega rasanya. Tapi aku juga merasa bersalah.. Ahh sudahlah, biar waktu yang menjawabnya.

Lalu aku dan Mas Yusuf menjalankan sholat dua rakaat untuk tanda syukur kepada Allah.

Ku rasa aku harus melakukannya, karna Allah sudah menakdirkan diriku dan dirinya.

..........

" Assalamualaikum, pagi umi " ucap Fatimah kepada mertuanya.

" Waalaikum salam pagi juga nak " balas Maimun.

" Yusuf mana nak? " nyaut Zakaria.

" Masih di atas bi "

" Tu anak kalo dandan emang suka lama yaa kaya cewek aja " celetuk Zakaria, lalu Maimun memukulnya.

" Kok abi dipukul? "

" Abi jangan seperti itu ah "

" Hehe, maaf ya Fatimah "

" Iya abi "

Tap
Tap
Tap

Suara langkahan kaki terdengar dari atas tangga. Memperlihatkan Yusuf dengan baju olahraganya.

Baju olahraga.. Kaos sama trining haha.

" Ayo bi " ajak Yusuf.

" Iya ayo. Umii, abi berangkat joging dulu yaa " Pamit Zakaria.

Maimun mendekatinya dan memberikan handuk kecil kepada suaminya.

Tapi tunggu.
Yusuf dan Fatimah hanya diam disana, menyaksikan keduanya. Lalu Yusuf menoleh ke arah Fatimah dan tersenyum.

Aku tau kamu gugup, batin Yusuf.

2 Menit kemudian Fatimah beranjak mencari sesuatu. Yusuf mengernyitkan dahinya bingung.

Setelah ia menemukan barang yang ia cari Fatimah memberikannya pada Yusuf yang langsung diterima tak lupa dengan seyumnya itu.

" Makasi " Ucap Yusuf.

Fatimah hanya menunduk malu.

Zakaria dan Maimun yang melihat keduanya gemas, bagaimana tidak. Mereka terlihat lucu.

" Kalo gitu mari suf, nanti keburu kesiangan " Zakaria.

" Mari bi " balas Yusuf.
Dan
" Pergi dulu yaa " ucapnya pada Fatimah.

Seperti biasa Fatimah hanya mengangguk.

Maimun langsung menyalami tangan Zakaria, yang langsung di copy paste oleh Fatimah.

Jangan lupa kasih vote dan komen yaa.

Bagaikan Cinta Fatimah Dan AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang