Tak Kunjung Datang

553 58 2
                                    


"Waktu terus saja berputar
Musim saja sudah berulang kali berganti.
Namun  entah kapan kau akan kembali, akupun tak tau"
(Syanum Wardatul Arsy)

🌸🌸🌸

note: jangan membaca cerita ini di waktu-waktu sholat.


“Dek, kamu ada ngabarin Nak Rifai, kalau abangmu bakalan nikahan hari inikan?” Pertanyaan dari uminya itu kembali membawa memorinya berpetualang pada kejadian tiga bulan yang lalu.

“Udah kok, Mi, kemaren habis balik dari acara lamaran Syan ngabari Kak Rifai,” jawabnya jujur.

“Dia, belum ada niatan buat balik gitu, Dek?” Lagi-lagi uminya bertanya.

“Belum, Mi, katanya dia lagi sibuk-sibuknya buat ngerjain tugas-tugas kuliahnya yang seabrek.” Kali ini dia tak lagi berkata jujur kepada uminya itu.

“ Oo, ya udah, umi ke bawah dulu ya. Kamu cepetan siap-siapnya. Masak orang pada dandan cantik-cantik kamunya masih kaya orang bangun tidur,” ucap uminya dan berlalu meninggalkan ruangan itu.

Setelah uminya benar-benar turun ia kembali termenung memutar kembali kejadian tiga bulan yang lalu. Kejadian di mana dia telah mengabari berita pernikahan abangnya kepada laki-laki itu. Tapi hanya dibalas dengan pesan yang sangat singkat dari laki-laki itu.

Setelah pesan singkat itupun menjadi pesan terakhir untuk mereka saling bertukar kabar. Bukan tak lagi mau mengirim pesan kepada dia yang di negri orang itu. Namun, Syanum berfikir ia mungkin mengganggu konsentrasi belajar pujaan hatinya itu, jadi dia hanya berinisiatif untuk memberi ruang kepada laki-laki itu.

Tak ingin merusak suasana hari ini, Syanum berusaha keras untuk membuang semua pikiran negatifnya itu. Ia berusaha untuk tetap mengerti akan keadaan. Dengan langkah yang ia kuatkan, ia berjalan menuju kamar abangnya yang kini telah dialih fungsikan sebagai kamar pengantin dan tempat berhias calon pengantin baru itu.

“Assalamualaukum, calon Kakak Ipar Syan yang sholehah.” Goda Syanum saat memasuki kamar pengantin itu.

“Waalaikumsalam, Dek, kamu ini bisa aja ya kalau untuk menggoda orang,” balas calon kakak iparnya yang telah tersipu malu itu.

“Iya dong, kak, ini juga belajar dari Bang Azzam lo, Kak.” Lagi-lagi ia berusaha menggoda wanita itu dan mendudukkan dirinya di atas kasur tepat di belakang wanita itu tengah dirias.

“Masha Allah, Kak Nabil, cantik banget, sampai-sampai Syan pangling gini ngeliatnya,” ucapnya yang histeris melihat wanita yang bernama lengkap Nabila Humaira Azzahra itu.

Dia masih terkesima melihat penampilan calon kakak iparnya itu. wanita yang kini terlihat bak ratu dengan balutan gaun syar’i berwarna putih gading dan lengkap dengan jiilbab yang menjuntai indah hingga ke bawah, terlihat begitu anggun.

“Insya Allah, kamu juga bakalan kaya gini kok, Dek,” balas wanita itu yang kini melangkahkan kakinya untuk menyamakan posisi duduk dengan syanum.

“Semoga, dia yang di negri kincir angin itu segera menghalalkan kamu ya, Dek,” Tutur Nabil lagi.

Semenjak lamaran itu ia dan Syanum begitu akrab bahkan ia tau tentang laki-laki pujaan adik iparnya itu. Terkadang Azzam yang melihat kedekatan mereka merasa Nabillah saudari kandung dari adiknya itu.

Imam dari Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang