"Cintailah kekasihmu sekedarnya saja.
Siapa tahu nanti akan menjadi musuhmu.
Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja.
Siapa tahu nanti ia akan menjadi kekasihmu."
( Ali bin abi thalib)🌸🌸🌸
note: jangan membaca cerita ini di waktu-waktu sholat.
"Astagfirullah, Syan. Lo kenapa?" Suara dari ambang pintu restoran itu memaksa ia untuk mengangkat kembali kepalanya.
"Lo kenapa nangis kaya gini?" tanya laki-laki bertubuh jangkung itu kembali.
Raut kerisauan semakin tampak jelas pada laki-laki itu. Bagaimana bisa gadis yang ia sukai dan selalu tampil dengan senyum cerianya, kini malah berurai air mata di tempat umum seperti ini.
"Aku butuh waktu sendiri, Yud. Aku mohon kamu minggir," gumam Syanum lirih. Air matanya masih setia menemani setiap detik yang ia miliki.
"Tapi keadaan Lo sekarang lagi gak baik-baik aja, Syan," ucap laki-laki itu semakin tak percaya melihat penampilan Syanum yang begitu kacau saat ini.
"Aku mohon, Yud, aku butuh waktu buat sendiri," pintanya dengan raut wajah yang kian putus asa.
Dengan berat hati Yuda memberikan Syanum jalan untuk pergi. Ditatapnya terus punggung yang kian jauh meninggalkannya yang masih terpaku di ambang pintu restoran itu. Pemikirannya kian kalut memikirkan gadis itu pergi dengan keadaan seperti yang sangat tidak baik-baik saja. Bagaimana bisa gadis yang ia sukai secara terang-terangan dan selalu hadir dengan senyuman, kini berakhir dengan tangisan di tengah keramaian!
Langkah tergesa-gesa itu kini telah menuntunnya untuk meninggalkan tempat itu dengan air mata yang tak kunjung berhenti. Ia pacu kendaraan itu dengan kecepatan tinggi. Ia berharap hari ini segera berlalu.
“Udah pulang, Dek?” tanya Nabil yang melihat Syanum telah memasuki rumah dan pertanyaan itu tak ditanggapi olehnya.
“Dek, kamu kenapa?” tanyanya lagi. Raut wajahnya pun mulai berubah saat retinanya menangkap wajah sembap milik Syanum.
“Kakkk,” jawabnya dan menghambur memeluk kakak iparnya itu, tangisnya semakin pecah.
“Istighfar, Dek. Tenangin diri kamu dulu,” ucapnya mencoba menenangkannya.
“Udah tenang? Coba cerita sama kakak, kenapa kamu kaya gini?”
“Mereka udah mempermainkan Syanum, Kak,” ucapnya dengan bahu bergetar.
“Mereka siapa, Syan?” tanya Nabil dengan lembut.
“Kak Rifai dengan Syifa, Kak. Mereka--." Kalimatnya terhenti.
"Syanum, pelan-pelan aja nyeritainnya. Kakak tau kamu lagi gak baik-baik aja sekarang."
Bukan Nabil tak tau tentang wanita yang Syanum maksud, ia juga tau betul gadis yang bernama Syifa itu adalah sahabat dari adik iparnya sendiri. Ia juga sudah tau bahwa Syifalah wanita yang ia dan suaminya maksud waktu itu. Namun, ia begitu takut untuk mengatakan semua kebenaran itu secara langsung dan saat ini dia benar-benar bisa melihat bagaimana hancur dan berantakannya Syanum saat mengetahui semua kebenarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam dari Sepertiga Malam
Espiritual[Bila Berkenan Follow Dulu Ya Sebelum Membaca] Romance-Spiritual . . Gadis berparas ayu dengan senyum yang selalu merekah bak matahari, ya dia adalah syanum wardatul arsy. gadis yang memiliki kisah cinta dalam diam di masa Smanya. terungkapnya rasa...