Awalnya Syanum mengira itu semua hanyalah gurawan saja. Namun, ternyata di sinilah Syanum saat ini. Terjebak ke dalam kondisi yang sama, ya setelah dua minggu lalu keluarga itu benar-benar datang untuk meminangnya dan saat ini di sinilah Syanum terduduk. Cermin rias itu menjadi saksi bagaimana penampilan Syanum malam ini. Malam dimana ia sudah harus memberi jawaban atas pinangan itu.
"Masyaallah, anak umi cantik sekali," tutur wanita paruh baya itu dari balik pintu kamar Syanum.
"Umi jangan ngomong gitu, ah, Syan jadi malu," rengek Syanum.
"Kenapa harus malu, hmm? Oh ya, Nak kamu sudah punya jawaban nyakan?"
"Insya Allah, Mi, Syan sudah mendapatkan jawabannya"
"Baguslah kalau begitu. Umi yakin, Nak Hafiz itu laki-laki yang baik, Nak"
"Insya Allah, Mi,"
"Ya sudah, Umi ke bawah dulu ya!"
flasback on
Sepulangnya dari pengajian yang Syanum dan uminya hadiri itu, sosok wanita paruh baya yang kerap di panggil Umi Mai itu menyampaikan niat untuk meminangkan Syanun dengan putra sulungnya. Pertemuan dan percakapan yang dianggap hanya gurauan olehnya. Namun, ternyata wanita itu benar-benar datang untuk memintanya kepada uminya.
Tepat dua minggu yang lalu keluarga itu datang bertamu ke rumahnya. Mimintanya dengan niat baik di hadapan Umi, Abang dan Kakaknya.
"Masyaallah, cantiknya makin nambah aja ya, Mbak," puji ibu dari laki2 itu saat melihat Syanum yang telah ikut bergabung.
"Kamu ini bisa aja, Mai," sambung wanita itu.
"Baiklah, sekarang Nak Syanumnya juga sudah ada di sini, maka kita langsung saja dengan niat kami datang kemari itu sebenarnya ingin melamar nak syanum untuk anak sulung kami ini, Nak Hafiz dengan niat yang baik kami ingin meminangkan Syanum dengan putra kami ini," tutur pria paruh baya yang syanun yakini itu adalah ayah dari laki-laki yang hanya tertunduk sedari tadi itu.
"Fiz, ngomong dong! Masa kamu yang mau lamaran Abi mulu yang ngomong dari tadi," gumam laki-laki itu.
"Bismillah! baiklah perkenalkan nama saya M. Hafizul Uwais. Langsung saja niat kedatangan saya dan keluarga ke kediaman Umi Asma ini untuk melamar anak Umi yang bernama Syanum untuk menjadi pendamping saya," jelasnya cukup mantap dengan suara tegas miliknya itu. meski itu terdengar kaku dan seperti seseorang yg sedang di wawancarai.
"Bagaimana, Nak? Kamu mau menerima lamaran ini?" tanya uminya menanyakan akan jawaban dari anaknya itu.
"Terima kasih sebelumnya untuk keluarga umi dan abi yang sudah mau datang dengan niat baik untuk meminang saya. Namun, sebelum saya menjawab iya atau tidak, berikan saya waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu," jawbnya dengan lembut namun tetap terdengar tegas.
"Baiklah, Nak, kami tidak akan meminta kamu untuk terburu-buru. Kalau boleh tahu berapa lama kami harus menunggu jawaban itu," kini umi Mai yang bertanya kepada Syanum.
"Insya Allah satu minggu, Umi," jawab Syanum mantap.
"Baiklah, kami akan kembali satu minggu lagi untuk mendengarkan jawaban dari Nak syanum"
flasback off
"Dek! Mereka udah sampai. Yuk kita ke bawah," kini panggilan Nabil memecahkan lamunan gadis itu.
"iya, Kak, Syan juga udah selesai, kok," jawabnya dengan senyum tercetak sempurna di sudut bibirnya.
"Masyaallah, Adek abang cantik sekali. Udah gede ternyata adek abang ini. Udah mau jadi istri orang pula," kata Azzam pula dari balik pintu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam dari Sepertiga Malam
Espiritual[Bila Berkenan Follow Dulu Ya Sebelum Membaca] Romance-Spiritual . . Gadis berparas ayu dengan senyum yang selalu merekah bak matahari, ya dia adalah syanum wardatul arsy. gadis yang memiliki kisah cinta dalam diam di masa Smanya. terungkapnya rasa...