"ABANG!!!!!!!!"Teriak gadis dengan berparas cantik diujung dapur.
"Apa?"Jawab seorang pria yang tadi dipanggil oleh gadis tersebut.
"Makanan aku dimakan!!Aaa..Bundaa...Hikss..Hiks.."Tangis gadis itu pecah ketika makanannya dimakan oleh abangnya.
"AXELL!Kamu apain adik kamu?"Tanya Lina,Ya,Gadis tadi adalah ZENA dan yang dipanggil adalah AXEL,Anak pertama dari Zeva dan Lina.
"Hehe,Aku makan jajanannya bun"Jawab Axel sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Hikss..hiks.."Tangis Zena.Zena memang seorang gadis imut,lucu,pintar,namun sangat cengeng walaupun hanya masalah sepeleh saja.Seperti sekarang?
"Nanti aku ganti"Jawab Axel dengan murung,kesal,melihat adiknya yang terlalu cengeng.
"Ke mall"Jawab Zena dengan dengan cengiran.
"Iyaa"Axel mengiyakan saja,lagipula kalaupun mereka ke mall,Axel tidak harus membayar,karena mall itu punya neneknya dan sekarang menjadi milik bundanya,Lina.
Umur Lina dan Zeva sekarang kurang lebih 36/37 tahunan.Karena kalian tahu bukan?Bahwa Lina dan Zeva menikah muda,tapi tidak terlalu muda juga.
Keluarganya sekarang hidup bahagia.Tapi tetap saja,Lina akan selalu menjalani misi tiap-tiap tertentu saja.
Axel?Tentu sudah tau sedangkan Zena belum mengetahui apapun.
Axel dan Zena hanya berbeda dua tahun,mereka sekolah disekolahan milik bundanya.
Namun,belum ada yang mengetahui bahwa Zena adalah adik dari Axel.
Zena sebenarnya berani,hanya dengan keluarganya saja ia terlihat lemah.
"Udah sana berangkat"Ujar Lina mengingati.
"Ngusir nih ceritanya?"Ledek Axel.
"Tampol mau tampol?"Jawab Lina membuat Axel tertawa.
"Ayah mana bun?"Tanya Zena memiringkan kepala mencari Zeva.
"Kerja lah!"Sewot Lina.
"Uset,santai bun santai,Chill aje chill"Ujar Zena menaik turunkan alisnya.
"Apaan chill?Bocil?"Tanya Axel.
"Ih abang mah ga jaman.Tau indira kalista ga?"Tanya Zena.
"Ga tau dan ga mau tau"Jawab Axel cuek dan pergi membuat Zena menatapnya tajam walaupun yang ditatap tidak tau.
Zena berlari lalu menepuk bahu Axel.
"BUSET BROH,GUE SIH OH AJA!"Teriak Zena tepat didepan muka Axel.
"Bau ih"Sadis,Jawabannya membuat Zena menganga lalu menangis.
"Bundaaaaa!!!Ka axel ngomong mulut Zena bauu...Zena kan udah gosok gigi...Hiks..Aaa.."Tangis Zena pecah,sedangkan Axel berusaha menahan tawanya.
"Sana berangkat"Ujar Lina dari belakang,menghiraukan Zena yang sedang menangis.
Zena dan Axel mencium punggung tangan Lina lalu berjalan menuju mobil.
Seperti biasa,ketika datang ke sekolah pasti tatapan dari seluruh siswa perempuan tertuju pada Axel dan siswa laki-laki tertuju pada Zena.
"Kapan sih putusnya?!!"
"Ga cocok!Cocokan sama gue!"
"Zena cantik ya bro,ga bosen gue liatnya"
"Axelll!!Haii"
Zena menatap keatas tempat para siswa perempuan sedang menatap Axel.
Tatapan tajam diberikan untuk Zena dari siswa trsbt.
Zena hanya mengacung jari tengah tanpa diketahui Axel.
"Iss!Sakitttt"Rengek Zena ketika Axel menyentil jidat Zena.
"Siapa yang ngajarin?"Tanya Axel datar.Ya,Perubahan diri Axel terdapat ketika berada disekolah.
Ketika dirumah Axel lembut,manja,dan selalu bikin tertawa tetapi sebaliknya jika berada disekolah.
Ia akan menunjukan wajah datar dan dinginnya,termaksud ke adiknya sekalipun.
Zena hanya menggeleng sambil menyengir bodoh.
Axel terus menatap Zena tajam.Hingga Zena kabur duluan sebelum kena semprotan lagi.
Diujung koridor Zena meledek dengan menjulurkan Lidahnya.
Axel terkekeh,tersenyum manis.
"Foto-foto buruann!!Axel senyumm!"
"Anjir manis bangettt..Aaa gaboong!!"
Axel langsung menunjukan ekspresi datarnya kembali ketika menyadari banyak yang menatapnya dengan tatapan menjijikan.
"Woyy!!"Panggil Kahfi anak dari Salsa dan Teo.
Mereka hanya beda satu tahun,namun sekolahnya tetap sama dan selalu sekelas.
Heran...
"Apaan?"Tanya Axel melirik.
"Ada anak baru coy"Ujar Kahfi,sedangkan Axel tetap menatap datar Kahfi.
"Trus?"
"O udeh o!Sono pergi lu!Emosi gue kalo ngomong sama lu"Ujar Kahfi dengan dada yang turun naik.
"Buset bro!Gue si oh aja"Ujar Axel dan langsung meninggalkan Kahfi sendirian dengan mulut yang menganga.
"Gue heran sama watak lo xel"Gumam Kahfi.
Axel menuju kantin untuk makan,padahal tadi pagi ia sudah mengambil makanan milik adiknya dan sudah sarapan.Tapi,perutnya itu sepertinya terbuat dari karet sehingga akan muat ketika beberapa makanan masuk.
"Haiii"Sapa seorang gadis dengan rambut dikuncir kuda,serta wajah imutnya,membuat nya sangat manis ketika tersenyum.
Axel hanya menengok sekilas lalu pergi dan duduk ditempat meja kesayangannya.
"Emh,boleh nanya ga?"Tanya gadis itu lagi,dan Axel hanya melirik lalu mengangkat alis.
"Ruang kepala sekolah dimana?"Tanya gadis itu.
Axel berhenti makan dan menatap gadis itu sangat datar dan yang ditatap tetap menampilkan senyumnya.
"Tanya sama yang lain"Jawab Axel singkat dan pergi meninggalkan gadis itu.
Gadis itu terganga bengong,Niatnya ingin menanyakan ruangan kepsek,menunggu Axel berbicara sangat lama dan sekalinya berbicara,sangatlah menyebalkan.
"Jadi,gue nunggu jawaban lama,dan dia cuma jawab itu?"Gumam gadis itu sambil menunjuk ke arah Axel sedang berjalan.
Axel mengurungkan niatnya untuk makan dan langsung menuju ke kelasnya saja untuk tidur.
"Broo!Gimana?Cantik kan?"Tanya Kahfi yang sudah duduk dibangkunya,Axel mengerutkan keningnya bingung.Siapa yang dimaksud cantik?Adiknya?Ya jelas lah,Kan adiknya keturunan orang cantik dan ganteng.Pikir Axel.
"Itu yang tadi"Ujar Kahfi seolah tau bahwa Axel tidak mengerti.
Axel semakin dibuat bingung.
"Siapa sih?To the point."Ujar Axel yang kesal dengan kahfi.
"Rara"Ujar Kahfi dengan datar.
"Rara siapa?"Tanya Axel.
"Yang ngomong sama lo tadii.Itu namanya Rara kudet!Anak baru disini.Lola otak lo sumpah"Ujar Kahfi menjelaskan.
"Oh"Jawab Axel lalu duduk dibangkunya.
●●●
Yoo guyss!!Sequel Zevli nihh wkwkw
Oke ini menceritakan kisahnya Axel yaa..
Zeva dan Lina hanya muncul saat tertentu sajaa..
Semoga kalian sukaa🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
MAXELINO
Teen FictionSEQUEL ZEVLI. Wajah dingin serta ketampanannya membuat kaum hawa terpesona dengan wajah sertan badannya yang memiliki sedikit otot. Maxelino Aksa Adhitama.Yups,Anak pertama dari Lina dan Zeva. siapa sangka bahwa dia akan jadi penerus mafia selanjutn...