Tertangkap

1.8K 115 3
                                    

"TOLAK OMNIBUS LAW!"Teriak para kaka mahasiswa.

"Kenapa harus pake gas air mata sih?!"Gumam Zena yang masih terdengar oleh Ezi.

"Karna itu senjata mereka"Sahut Ezi.

"Kita aja tangan kosong,masa mereka tangan isi"Ezi terkekeh ketika Zena berujar seperti itu.

"Zena sesek nafas nih,maskernya bikin engap"Lanjut Zena.Ezi membalikan badannya dan menggandeng Zena menuju ketepian.

"Nih minum dulu"Ezi menyodorkan satu botol air putih.

Zena menegugnya dengan santai.

ANJIR!TUH BOTOL KAN BEKAS GUE! Batin Ezi yang baru tersadar.

"Nih ka makasih"Ujar Zena memberikan kembali botolnya kepada Ezi.

"Ayo ka!"Ajak Zena menarik lengan Ezi.

Ezi masih setia dengan pemikirannya,sedangkan Zena,sibuk mencari batu untuk ia lemparkan seperti kaka-kaka mahasiswa.

"WOY EZI!NEMU AJE YG KINCLONG"Teriak Delon kencang.

"Sialan"Umpat Ezi yang tengah menahan malunya karna menjadi tatapan utama sebagian pendemo.

"Aw!"Pekik Zena memegangi kepalanya yang terkena lemparan batu dari belakang.

"Lo gak papa?Berdarah gak?Maaf gue gak lihat,ayo minggir dulu"Ajak Ezi yang panik ketika kepala Zena sedikit mengeluarkan darah.

"Lo gapapa?"Tanya Ezi yang tengah duduk di depan Zena.

"Zena mau minum"Keluar lagi sifat asli Zena yang manja,membuat Ezi tersenyum melihatnya.

"Nih,abisin aja,nanti gue beliin lagi"Ujar Ezi sembari menyodorkan air mineral kepada Zena.

"ZENA!!"Teriak Axel membuat Zena tersedak dan air itu pun menyembur keluar dari mulut Zena.

Mampus gue Batin Zena.

"NGAPAIN LO DISINI HA?!"Tanya Axel membentak.

"Demo"Jawab Zena sesantai mungkin sembari mengalihkan pandangannya.

"Bali.sekarang.sama.gue."Ujar Axel dengan menekan disetiap katanya.

"Gak."Tolak Zena.

"Lo mau balik sama gue dengan secara alus atau kasar?."Tawar Axel yang membuat Zena menengug ludahnya.

"Xel jangan kasar"Ujar Ezi menengahi.

"Lo diem!"Balas Axel menunjuk wajah Ezi.

"Oke.Zena balik sekarang,tapi gak sama ka Axel!Assalamualaikum!"Pamit Zena tanpa mencium punggung tangan Axel.

Axel ingin menyusul Zena,Namun tangannya dicekal oleh Ezi.

"Biarin Zena sama gue,Lo disini aja.Percaya sama gue"Ujar Ezi menepuk bahu Axel pelan.Axel mengangguk setuju lalu berlari kembali kebarisan paling depan.

Ezi berlari menyusul Zena dan berhasil menyamai langkahnya.

"Cengeng"Ejek Ezi dengan candaannya.Zena menatap tajam Ezi lalu memukul bahu Ezi dengan keras membuat sang empunya meringis pelan.

"Ka Ezi ngapain nyusul Zena?Nanti ka Axel marah"Ucap Zena terus menatap wajah Ezi.Jujur Ezi sangat baper ditatap terus-menerus oleh Zena,Namun ia harus bisa se-cool mungkin dihadapannya.

"Mau beli es-crim?"Tawar Ezi mengalihkan pertanyaan Zena.

"Mauuu!!"Jawab Zena dengan semangat dan disertai wajah imutnya.

"Ayo"

"Loh ka Ezi bawa mobil?Aku kira bawa motor"Zena memasuki mobil dengan santai dan mengambil makanan yang ia lihat dikursi tengah.

"Sorry,Seorang Ezi gak pernah naik motor"Ujar Ezi dengan sombong.

"Sombong bet ni orang,belom aja kena azab"Ucap Zena sambil memasuki cemilan kedalam mulutnya.

"Astagfirullahhaladzim,kamu ini berdosa banget"Syndrom tiktok Ezi mulai keluar.

"Berdosa?Gue ini gak ada dosa,lo itu yang berdosa"Jawab Zena tak kalah Syndrom.

"Kamu jangan solime!"Ezi mendorong wajah Zena pelan lalu terkekeh,Sedangkan Zena,melirik kesal dan menunjukan wajah dendamnya terhadap Ezi.

"Solime Solime!SOLEHA!"Ujar Zena mendorong kepala Ezi hingga terbentur kaca mobil.Ezi yang tiba-tiba terlintas ide jahil pun segera ia mainkan.

"Aww,Shh..Berdarah nih kayaknya"Zena panik ketika Ezi berbicara seperti itu.

Jujur ia tidak menduga akan terjadi seperti ini.Padahal tadi Zena hanya mendorong kepala Ezi dengan pelan saja.

"Maaf kaa,Zena bener-bener minta maaf,Zena gak sengaja...Maafin Zena hiks...hiks..Ma-maafin Zena..."Zena menangis sambil memegangi lengan Ezi.

"Eh,Gue cuma bercanda,jangan nangis"Kini bergantian Ezi yang panik ketika melihat Zena menangis.

"Gak lucu!Kan Zena takutnya nanti ka Ezi gagar otak trus ngeduluin Zena"Ezi hanya menganga tanpa berkedip memandang Zena yang tengah menangis.

Ni anak kalo ngomong kaga ditatar dulu kali ye,emaknya ngidam apasi buset dah Batin Ezi.

"Ayo jalan!Ngapain bengong"Ujar Zena yang kini telah berhenti menangis.

"Gue jadi ngeri anjim"Gumam Ezi sangat kecil hingga tak terdengar oleh Zena.

"Eh btw tadi kita mau kemana sih?"Tanya Ezi yang mulai lupa.

"Dasar pikun.Anterin Zena pulang aja deh,gak jadi beli es crimnya"Ujar Zena sembari memutar bola mata malas.

"Oke"

"IHHH!Ka Ezi gimana sihhh,Zena lagi ngambek aturan dibujuk!Zena minta pulang aturan dicegah!Dasar manusia gak peka!DAKJAL"Zena mengalihkan pandangannya ke arah jalanan.

Ezi bingung harus berbuat apa,ia harus membujuk?Atau diam saja?

"Trus lu maunya gimana?"Tanya Ezi dengan wajah paniknya.

"Pulang ajaa"Jawab Zena dengan cuek.

"Yaudah pulang aja ya,gue gak tau cara bujuk lo gimana"Ujar Ezi yang sudah pasrah.

DASAR DAKJAL!MANUSIA GK PEKA!GAK KAYAK BISMA!PERHATIAN!BAIK!KALO INI DAKJAL Batin Zena.

Zena pun terdiam dan larut dalam pemikirannya.Sedangkan Ezi sedari tadi diam-diam memperhatikan Zena yang sedang bengong.

"Zena kangen Bisma."Gumam Zena yang masih terdengar oleh Ezi.

Ezi yang mendengar itu pun langsung melampiaskan emosinya dengan cara mengeratkan tangannya ke stir mobil.

Selalu Batin Ezi.

****

Sorry yaa,author up nya lama banget...
sekarang kalo mau up pas mood aja,maap ya..

see you!!❤

MAXELINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang