Pertemuan

5.9K 250 2
                                    

"Xel,ayo ngantin"Ujar Kahfi,Axel berdiri dan langsung berjalan melewati kahfi tanpa menjawab omongan kahfi.

"Setan"Umpat Kahfi.

Axel berjalan ke meja Zena,duduk di samping Zena dengan wajah datarnya.

Zena menyenderkan kepalanya dipundak Axel,membuat Axel langsung mengelus pelan rambut Zena.

"Kaa"Panggil Zena.

"Apa?"Jawab Axel lembut.

"Kita ke restoran tersembunyi yu"Ujar Zena berbisik membuat Axel mengangguk lalu menggendong Zena.

Zena tersenyum senang karna ia tidak harus berjalan.

Seluruh pandangan tertuju pada Axel dan Zena.

Semua yang menatap mereka,rata-rata menatap dengan penuh kebencian.

Axel dan Zena sampai disamping gudang belakang.

"Axel"Panggil Sesorang.

Axel menoleh dan melihat Ara yang sedang melambaikan tangan.

"Rumah lo dimana?"Tanya Ara,Zena mendongakan kepala dan langsung berdiri disamping Axel.

"Penting banget gue jawab?"Tanya Axel dingin.Zena melirik Axel sinis.

Bisa-bisanya Axel berbicara sangat kasar kepada perempuan.

Ara melirik Zena yang sedang melirik sinis Axel.

"Hai?"Sapa Ara dan disambut oleh Zena.

"Lo siapanya Axel?"

"Ad-.."

"Pacar"Jawab Axel memotong ucapan Zena.

"Yaudah,gue pergi dulu"Ujar Ara dan meninggalkan Axel dan Zena.

Zena melirik keadaan dan langsung masuk ke gudang belakang bersama Axel.

"Mau pesan apa?"Tanya pelayan yang berada di restoran.

"Ricis level 5"Pesan Zena.

"Gak!Level 2 aja"Bantah Axel.

"Aaaa!Maunya level 5 kaa!!"Rengek Zena yang mulai berkaca-kaca.

"Level 2 atau enggak sama sekali!"Putus Axel membuat Zena mangangguk dan langsung memilih tempat duduk.

Zena menangis dalam diam.Axel melihatnya,hanya saja ia terus mengalihkan pandangannya agar tidak luluh.

"Jadi cewe jangan cengeng."Ujar Axel yang kesal melihat Zena makan sambil meneteskan air matanya.

"Ab-Abisnya Zen-Zena kan maunya level 5.Ta-tapi malah level 2"Jawab Zena sesegukan.Axel membuang nafas kasar.

"Hal sepeleh doang lo harus nangis?"Tanya Axel memajukan wajahnya.Menatap Zena dengan marah.

Zena mengangguk polos lalu melanjutkan makannya lagi.

"Lo ga perlu nangis Zena!Lo udah gede.Belajar dewasa sama keluarga.Jangan cengeng,Gue ga suka ade gue cengeng"Ujar Axel dan diangguki oleh Zena.

Selesai makan,Zena dan Axel keluar dari gudang.Namun,diam-diam Zena pergi ke ruangan samping Restoran.Tempat Istirahat.

Pemandang pertama yang Zena lihat adalah foto bundanya bersama ayahnya yang terpampang jelas diatas nakas.

Indah.

Hanya saja warnanya yang menurut Zena sangat suram.

Hanya ada warna hitam dan putih,tidak ada yang lain.

"Se-suram apa sih hidup bunda,sampe-sampe warna hitam jadi warna terfavorit dihidup bunda?"Tanya Zena kepada diri sendiri.

Zena melangkahkan kakinya ke arah ranjang.Merebahkan tubuhnya ke kasur yang sangat empuk.

MAXELINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang