Pengukur cinta bukanlah kesetiaan,melainkan kecantikan/ketampanan.
***
Axel langsung terpikir oleh omongan orang yang Zena tanya tadi.
"Tadi ada kecelakaan neng"Jawab orang tersebut.
"Pelajar atau udah dewasa?"Tanya Zena lagi.
"Masih pelajar neng,dia masih pakai baju sekolah"
"JANGAN-JANGAN!"Axel menggebrak meja membuat seisi kantin kaget dibuatnya.
Axel berlari dengan tergesa-gesa sedangkan kahfi,dyzo dan yang lainnya ikut mengejar Axel yang berlari menuju tempat parkiran.
"XEL!AXELLL WOYY"Teriak Kahfi dan dylan secara bergantian.
"APAANSI TAI"Jawab Axel.
"Lu mau kemana sih?"Tanya kahfi dengan nafas yang terengah-engah.
"SI AR-.."
"Hei"Sapa Ara,Axel menoleh terkejut lalu langsung memeluknya dengan erat.Ara yang dipeluk secara tiba-tiba pun kaget dan bingung.
"Hei,kenapa?"Tanya Ara lembut dan berusaha untuk melepaskan pelukannya.
"Aku pikir kamu yg kecelakaan tadi"Jawab Axel pelan.
"No,aku baik-baik aja.Sekarang kita kekelas ya"Ajak Ara dan Axel mengangguk lalu berjalan dengan tangan bergandengan menuju kekelas.
"Si Axel ngapa?"Tanya Kahfi bingung,Dylan hanya mengangkat bahu acuh.
Dikelas.
"Tadi kamu kenapa?"Tanya Ara kepada Axel yang tengah tiduran dipahanya.
"Aku pikir kamu kecelakaan"Jawab Axel.
"Mangkannya apa-apa jangan langsung emosi,cari tau dulu,kamu panik duluan sih"Ujar Ara mulai mengoceh.
"Kamu yang bikin aku panik!Kenapa tadi kamu tinggalin aku?Kenapa kamu tadi berangkat duluan?kenap-.."
"Sstttssshh!Banyak ngomongnya kamu mah ih,aku tadi emang sengaja berangkat duluan,emangnya kenapa?salah?"Jawab Ara yang masih menempelkan jarinya dibibir Axel.
Axel hanya diam dan menjadi canggung karna jari Ara menempel dibibirnya.
Padahal dulu sering ia lakukan kepada cewe-cewe lain,tapi ntah mengapa ketika Ara yang melakukannya terasa sangat berbeda.
"WOYY,SI ANAF KECELAKAAN!"Teriak Ezi kepada Axel dan lainnya ketika dikelas.
Axel yang sedang tiduran pun lantas berdiri karna terkejud dengan kabar yang ezi bawa.
"Dimana?"Tanya Axel datar.
"Apanya yang dimana?"Tanya Ezi balik.
"Anaf nya goblok"
"Ohh,dirumah sakit Indah permata"
"Cabutt!"Ajak Axel menarik lengan Ara.
"Eh ngap-.."
"Lo harus tetep disamping gue"Ujar Axel memotong omongan Ara.
"Tap-..."
"Diem atau gue cium sekarang"Ujar Axel menatap wajah Ara datar.
Ara tersenyum sinis tanda tak takut dengan ancaman Axel.
Lagi pula mana berani Axel menciumnya?
"Ka-.."
Cup.
Axel mencium bibir Ara singkat tanda ia benar-benar serius dengan ucapannya.Ara mematung,ia pikir Axel tak akan berani.
"Woyyy!Keadaan darurat masih aje cium-ciuman"Sindir Kahfi membuat Ara tersadar dari lamunannya.
Axel menarik lengan Ara untuk mengikutinya dan Ara hanya diam saja mengikuti kemana Axel membawanya pergi.
Sepanjang jalan,Axel dan Ara hanya diam saja tanpa ada yang membuka suara.
Axel yang memikirkan kondisi Anaf,Ara yang memikirkan bibirnya dicium Axel.
Mereka memikirkan pikirannya masing-masing.
Bibir gue?Axel?Anjirrrrr Batin Ara menjerit sembari memegangi bibirnya.
Axel yang tak sengaja melihat Ara lewat kaca spionnya pun lantas tertawa kecil dibalik helm nya.
Lucu Batin Axel.
Setelah melewati macetnya jalanan dan panasnya terik matahari,mereka pun sampai ditempat tujuan.
Jumlah mereka sekitar 30 orang,seperti ingin tauran padahal ingin menjenguk.
Mereka berjalan dibelakang Axel dan Ara,mulai memasuki gedung rumah sakit.Namun,ditengah-tengah mereka diberhentikan oleh salah satu satpam rumah sakit.
"Ngapain kalian beramai-ramai?"Tanya Satpam tersebut.
"Jenguk orang lah,masa jenguk setan"Celetuk Dyzo membuat semuanya tertawa.
"Jenguk temen saya pak"Jawab Axel datar.Satpam tersebut ingin membuka suara,Namun managernya lebih dulu datang dan mempersilakan Axel dan yang lainnya masuk.
Para perawat dan pekerja lainnya terkejut atas perlakuan atasannya tersebut.
"Dia anaknya pak Zeva"Ujar Managernya memberitahu satpam tersebut.
"Maaf pak saya gak tau kalo dia anaknya pak Zeva"Ujar Satpam tersebut sembari menunduk.
Manager tersebut pun mengangguk lalu meninggalkan satpam tersebut.
"Gebet ah,siapa tau aja nyantol hahaha"Ujar Salah satu perawat.
"Gimana kondisi Anaf bu?"Tanya Axel.
"Anaf koma...hiks..."Jawa ibu Anaf.
Axel yang mendengar itu pun cukup kaget,bagaimana bisa anaf koma?Apakah kecelakaan yang ia alami sangat parah sehingga ia koma?
Dilain sisi,Zena merasa cemburu dengan Ara.Padahal,Zena ingin menjenguk Anaf juga,tapi kenapa malah Ara yang kakaknya bawa?
Jangan egois Zena,Axel juga butuh kebebasan dan kebahagian.Lagi pula Ara kan pacarnya,jadi Ara juga mempunyai hak untuk bersama dengan Axel.
"Oke anak-anak,hari ini ibu akan mengaj-..."
"Saya mau pulang!"Teriak Zena memotong pembicaraan guru yang baru saja masuk.
Zena pun melangkah keluar membawa tasnya dan pulang dengan perasaan cemburu terhadap Ara.
Zena tidak meminta dijemput,hari ini ia lebih memilih untuk berjalan kaki,walaupun menghabiskan waktu yang cukup lama untuk sampai kerumahnya.
Tanpa disadari,setiap langkah Zena diikuti oleh 3 orang laki-laki dibelakangnya.
Zena yang sudah merasa dirinya diikutipun menambah kecepatannya dalam berjalan,Namun sialnya semakin cepat Zena berjalan,semakin cepat pula orang itu mengikuti Zena.
Kenapa gue harus lewat jalanan sepi sih!!Arrghh,Ka Axell tolong Zena!! Batin Zena berteriak.
BUGH!
Pandangan Zena menggelap ketika seseorang memukulnya.Zena pingsan lalu 3 orang itu membawa Zena kedalam mobil avanza.
***
Hi,maafin author,autror gk update berbulan-bulan lamanya...Author mau nanya,pernah gak kalian merasa cemburu sama abang sendiri?
Siapa disini yang pengen punya abang??Hayoo comentt..
Maaf yaa,author gk update-update lama banget🙏
Jangan lupa vote nya ya,makasihh❤
Tetep jaga kesehatan semuanya❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
MAXELINO
Teen FictionSEQUEL ZEVLI. Wajah dingin serta ketampanannya membuat kaum hawa terpesona dengan wajah sertan badannya yang memiliki sedikit otot. Maxelino Aksa Adhitama.Yups,Anak pertama dari Lina dan Zeva. siapa sangka bahwa dia akan jadi penerus mafia selanjutn...