Zena...

2.1K 130 29
                                    

Operasi dilakukan sudah dari dua jam yang lalu,doktenya pun belum juga keluar sedari tadi.

Axel serta keluarganya terus berdoa agar diberikan kelancaran dalam operasi.

Ezi yang sudah sampai dari beberapa menit yang lalu terus saja mengedarkan pandangannya,mencari Zena disetiap sudut penglihatannya.Namun,hasilnya nihil,tidak ada Zena disini.

"Xel,Zen-..."

Ting
Ucapan Ezi terputus oleh suara ruang operasi yang menandakan bahwa operasi telah selesai.Ezi membuang nafas gusar.

Fikri datang dengan raut wajah yang sulit diartikan,antar sedih atau senang.Axel pun bingung dan khawatir,apakah operasinya gagal?apakah operasinya berhasil?atau apaa?mengapa wajah Fikri sangat sulit diartikan.

"Gimana?Fik?Jawab gue?berhasil?"Tanya Axel bertubi-tubi.

"O-operasinya berjalan dengan lancar,ta-tapi.."

"Tapi kenapa?"Tanya Axel.

"Tapi pendonornya meninggal dunia,gue gak bisa selametin pendonornya,maaf"Ujar Fikri.

"Ngapain minta maaf?"Tanya Axel mengerutkan keningnya bingung.

Fikri sangat tidak minat menjawab,ia langsung menyerahkan handpone Zena ke Axel,serta beberapa surat yang sudah ada nama khusus untuk sang pembacanya.

"Hp Zena?"Lina meraih handpone Zena dari tangan Axel,lalu mengambil surat yang kebetulan ada namanya disana.

Fikri hanya tertunduk lemas,jantungnya sudah bertedak tak karuan,serta keringat dingin keluar dari pelipisnya.

Lina membuka ponsel zena lalu langsung disugukan sebuah vidio,disana terdapat Zena yang sedang menggunakan baju biasa.

"Hallo semua....Hallo bunda,halo ayah,hallo ka Axel hallo ka Ezi,halo halo halo hahaha"Zena tertawa renyah dividio itu.

"Zena minta maaf ya,karna Zena ngelakuin ini semua tanpa izin dari kalian.Zena mohon setelah kalian tau jangan sedih ya...Buat bunda,jaga kesehatan,jangan sampe stres,kasian nanti dede bayinya.Emh,oh iya nanti dede nya mau dikasih nama apa?Zenul aja biar ucul bun hahaha"Zena tertawa sembari mengusap air mata yg mulai berjatuhan.

"Hiks..Zena bakalan kangen sama kalian,Kalian juga pasti bakalah kangen sama Zena,secara Zena kan anak paling cantik"Disaat seperti ini,masih sempat-sempatnya ia menyombongkan dirinya.
"Zena udah tau kalo ka Ara punya penyakit dan Zena juga udah mikirin semuanya mateng-mateng buat donirin ginjal Zena.It'ok,Zena ikhlas,ya walaupun Zena benci ka Ara,karna ka Ara yang ngubah sifat ka Axel,huft..Zena cuma bisa bilang ini aja,udahan ya,Zena mau berak dulu,bye..muach.Oh iya,jangan lupa baca surat"

Setelah itu,Vidionya pun terhenti,Lina  pingsan,Zeva menahan Lina san langsung membawanya keruang perawatan.

Axel menerobos masuk kedalam ruangan operasi.Badannya mematung ketika melihat wajah Zena yang sudah terbaring tak bernyawa serta berwajah pucat.

Jantung Axel sudah bertedak tak karuan sedari tadi,tubuhnya bergetar hebat,air matanya mengalir derah,ia berlari ke arah Zena,memeluknya dengan erat.

"BANGUN ZENA!!BANGUN!!GUE JANJI BAKALAN NGERESTUIN HUBUNGAN LO SAMA BISMA.BANGUN ZENA,GUE MOHON!!BANGUN ZENA!BANGUN!!"Axel berteriak sangat kencang,Keadaannya sudah kacau layaknya seperti orang gila.

Axel berlari keluar "PANGGIL DOKTER!BURUAN!BAWA ZENA KELUAR NEGERI!GUE YAKIN ZENA BISA HIDUP!!TOLONG ZENA ANJNG!MANA DOKTERNYA!!"Axel sudah sangat kacau,Kahfi datang menenangkan Axel,memeluknya hingga menamparnya karna Axel sangat susah diatur.

"Lo nampar gue?LO NAMPAR GUE SIALAN!"Axel mengguncangkan tubuh Kahfi sangat kencang.Kahfi yang sudah hilang kesabaran pun,meninju Axel hingga ia tersungkur dilantai.

"SADAR ANJING!SADAR!ADE LO UDAH GAK ADA!TENANGIN DIRI LO!ZENA PASTI BAKALAN SEDIH KALO LIAT KONDISI LO KAYAK GINI!!"Bentak Kahfi,Axel menunduk dan memeluk dirinya sendiri.

"Kenapa?Kenapa harus Zena?Jelasin ke gue fi"Kahfi pun tak tau jawabannya.

Dyzo membantu Axel berdiri dan menduduk dibangku panjang.

Perawat keluar membawa Ara,ingin memindahkannya keruang rawat.

Tak lama,Fikri pun keluar dengan membawa jenazah Zena.Axel menghentikan langkah Fikri,memeluk mayat adiknya itu.

"Bukan gini cara lo menghukum gue zen,gue minta maaf,gak pernah jadi abang yang baik buat lo,gue janji,bakalan sering nengokin elu nanti,pegang janji gue"Ujar Axel lalu mencium pipi Zena berkali-kali.

"Ayo,kita jenguk bunda lo,tenangin dia"Ujar Kahfi menuntun Axel kekamar rawat Lina.

Sebagian para mafia menunggu diluar rumah sakit dan sebagian lagi menunggu didalam.

"Ayah"Panggil Axel lirih,berlari memeluk Zeva.
Zeva pun ikut menangis,ia tak menyangka akan terjadi seperti ini,ia tak tau harus menjawab apa jika istrinya nanti bangun.

"Zena yah..."Baru kali ini Axel terlihat sangat kacau sekali.

"Iya,kamu harus kuat supaya bunda kamu gak stres"Zeva melepaskan pelukan Axel,beralih menatap Lina yang masih belum sadarkan diri.

"Zen-zena..."Lina tersadar,Axel pun segera berlari memanggil dokter,Sedangkan Zeva terus menenangkan Lina.

"Ikhlasin yang,Zena pasti sedih kalo kamu belum ikhlas,kasihan Zena"Ujar Zeva.Dokter masuk dan memeriksa Lina.

"Kondisinya sudah mulai membaik,kandungannya juga baik,hanya saja jangan terlalu banyak fikiran kasihan janin yang ada didalam,Saya permisi"Ujar dokter tersebut.

"Bunda mau lihat Zena untuk yg terakhir kalinya"Pinta Lina.Zeva dan axel hanya mengangguk saja.

Mereka pun mengantarkan keruangan jenazah yang disediakan khusus untuk keluarga Adhitama.

"Zena..Hiks...maafin bunda nak...hiks...bunda minta maaf...ini semua salah bunda...bangun nak..bunda yakin kamu bisa bangun,ayo bangun...nanti kamu lihat bunda lahiran,ayo bangun"Ujar Lina tak henti-hentinya menangis.

"Udah,ayo,kasihan Zena"Zeva membawa Lina keluar dari ruangan tersebut.

Hari ini tanggal 10 oktober 2020 Zena pergi meninggalkan dunia.

***

Selamat tinggal Zena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat tinggal Zena...

Tidur yang nyenyak disana

MAXELINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang