19. Mengenalkan Pacarku

3K 864 100
                                    

Sepanjang dia cari, aku cuma mengekor saja. Tapi tadi Bayu sempat bilang,

"Anya maaf, ya. Asli Bayu gak tau Winan gak ada di rumah."

"Santai weh, A."

Aku temani saja. Dia 'kan cuma temannya A Winan, gak lebih. Dia juga cari barangnya cepat entah memang sudah tau atau butuh tapi kagok karena perginya denganku. Kemudian kita sampai dibagian furniture kamar tidur.

"Ada yang agak kecil dari ini gak?"

"Kebetulan kami sedang kosong, Pak. Tapi yang ini garansinya dua puluh tahun ya, Pak. Materialnya juga dijamin awet tahan lama. Selain itu ukurannya juga pas untuk Bapak dan istrinya."

Aku langsung nengok waktu karyawannya bilang begitu. Lalu, klik! Hening merayapi aku, Bayu, dan karyawan itu.

"Eㅡini bukan istri saya." kata Bayu.

"O-oh, maaf. Kesalahan saya. Sekali lagi, mohon maaf, Ibu, Pak."

Berlangsung sebentar, selesai keliling cari yang Bayu perlukan dia ajak aku makan sebelum pulang. Aku gak nolak karena aku tau itu gratis.

"Makasih ya, Anya."

"Iya."

"Mau pesen apa?" tanyanya.

"A Bayu aja yang pilih." kataku.

"Kenapa Bayu? Anya aja 'kan Anya yang makan."

"Enggak, ah. Pilihin aja." kataku.

Sebab serius, aku gak bisa milih makanan dengan tenang atau sesuka hati kalau orang lain yang bayarkan. Aku gak tenang kalau begitu. Ini bukan soal yang traktir kita uangnya ada atau enggak, intinya aku gak bisa bersikap begitu.

"Gak mau, Anya aja pilih sendiri." katanya sambil senyum.

Ya sudah, aku pilih makan dan minum yang biasa., yang penting makan, aku sedang gak mau banyak gaya.

"Udah ini aja?"

Aku ngangguk. Gak lama pelayan datang lalu pesanan dibuatkan. Beberapa saat setelahnya makanan datang.

"Anya suka ikan?" tanyanya tiba-tiba.

Aku menggeleng.

"Sukanya apa?" tanya Bayu.

"Uang."

Dia ketawa, kedengarannya hampir aja tersedak sebab dia langsung minum.

"Semua orang juga suka." katanya dengan sisa tawa.

Kubalas kekehan ringan. Setelahnya aku diam doang. Spesialis diam adalah aku. Aku buka ponsel dan kirim Adi sesuatu.







lugas ♡

udah makan? |
jangan skip |
13:01






Waktu ngelirik ke arah Bayu, dia seperti lagi merhatiin aku tapi dia langsung lempar pandangannya kayak seolah-olah natap objek dibalik tubuhku.

"Anya besok ngampus?"

"Ngampus," jawabku.

"Jam berapa?"

"Emang kenapa?" kutanya.

Bayu langsung diam gitu, dia gak langsung jawab aku. Dia minum dulu. Aku salah bicara apa gimana?

"O-oh, enggak. Pagi atau siang?"

"Sore." jawabku.

Dia natap aku, dikira aku bercanda kali ngejawabnya.

"Sore, mulainya jam tiga."

"Kebetulan Bayu ada perlu searah jam segitu besok, mau bareng ke kampusnya?"

"Makasih tapi gak usah repot, A."

"'Kan searah, gak repot."

Aduh, tutorial buat nolak gimana, ya? Aku gak bisa mikir sekarang.

"Liat besok aja, A, soalnya aku kadang bareng sama temen."

"Oh? Ya udah kalo gitu." katanya.

Nah...

"Temennya sekalian kita jemput juga gimana?"

"Kalo gak sama temen juga aku suka dijemput Lugas." kataku.

"Lugas?"

Aku ngangguk, "Kenalin, pacar aku."

Dua alis Bayu agak beradu, "Kenalin? 'Kan orangnya gak ada?"

"Tau." kataku. "Kenalin aja, pacar aku namanya Lugas."

Sepuluh Ribu SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang