Prolog

1.6K 133 9
                                    

TRIGGER WARNING

ISI DARI NOVEL INI ADALAH FIKSI!

TEMPAT, ORGANISASI, DAN TOKOH DALAM CERITA HANYALAH  FIKTIF!

- Speak The Truth -





"Tugasmu kali ini menggungkap tersangka dibalik peredaran narkoba di sebuah SMA. Semua detail informasi mengenai misi sudah ada di dalam map ini."

Seorang wanita berpakaian formal menyerahkan map tebal berwarna krem dengan logo Badan Intelijen Negara ke atas meja. Gadis yang duduk di sebrangnyapun langsung menerimanya.

"Kau akan ditugaskan bersama lima agen lainya. Misi kalian dimulai saat pembelajaran tahun ajaran baru dibuka. Ada pertanyaan?" lanjut salah satu petinggi di BIN tersebut.

Mrs. Grey, kira-kira begitu orang menyebut dirinya, menyandarkan tubuhnya ke kursi hitam kebesaranya. Tangannya saling bertautan dengan pandangan lurus ke depan, menatap salah satu agennya yang kini mulai membuka dokumen misi.

Setelah sekilas membaca garis besar dari misi negara yang akan diembannya, Moza-seorang agen Badan Intelijen Negara, mendongakan kepalanya sekaligus membalas tatapan sang atasan kemudian menjawab tegas, "tidak. Dokumen ini sudah cukup bagi saya."


Mrs. Grey tersenyum singkat, tautan tangannya ia lepaskan. Ia sangat menyukai gadis di depanya ini. Tak banyak bertanya namun tindak tanduknya tepat sasaran.

"Baik, kau boleh pergi."

Moza mengangguk, tanpa mengucapkan kata segera bangkit berdiri, berjalan menuju pintu keluar dari ruangan Mrs. Grey. Namun saat tangannya meyentuh gagang pintu, dirinya kembali di panggil.

"Agent Grace!"

Moza berbalik, netranya langsung bertemu dengan sorot tajam wanita keturunan Israel-Padang tersebut. Bekerja selama kurang lebih dua tahun dengan sang atasan membuat Moza hafal betul dengan gerak gerik Mrs. Grey sekecil apapun. Dan tatapanya barusan mengisyaratkan peringatan keras.

"Tetaplah berhati-hati dan waspada!"

Moza tak langsung menjawab. Matanya ia arahkan ke sebuah objek di pojok kanan ruangan Mrs. Grey. Sebuah bendera negara dan bendera Badan Intelijen Negara bertengger di sana.

Ada rasa haru dalam diri Moza saat menatapnya. Butuh perjungan panjang dan tetes keringat maupun darah dalam setiap langkahnya agar ia bisa berdiri di sini.

Dan misinya kali ini entah akan berakhir bagaimana. Kematian atau malah keseruan panjang khas remaja SMA yang akan ia hadapi. Yang pasti, demi negara, akan ia lakukan segalanya. Termasuk jika harus menyerahkan nyawa satu-satunya.

"Siap! Mrs. Grey!"







 Grey!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Kritik, saran, serta apresiasi sangat di harapkan.

HAPPY READING AND ENJOY OUR CRAZY JOURNEY!

Speak The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang