TWO - MOZA LIFE

625 70 3
                                    


Sesampainya di dalam apartment, Moza berjalan gontai menuju sofa yang berada di ruang tamunya. Ia menjatuhkan tubuh nya yang terasa lelah. Tangan kirinya Moza gunakan untuk memijat pelipisnya pelan. Ranselnya ia jadikan bantal dan sneakers masih bertengger di kaki jenjangnya.

Moza baru menyelesaikan misinya semalam tetapi pagi tadi Mrs. Grey menghubunginya, menyuruh Moza untuk segera ke markas. Ada informasi penting katanya. Maka tanpa mandi dan berpikir panjang, ia langsung berkendara menuju markas rahasia BIN, masih dengan pakain casual sebelumnya, celana cargo hitam panjang dan kaos lengan pendek polos berwarna serupa yang di padukan dengan sneakers favoritnya, Nike Air Jordan seri 1.

Keluar dari ruangan Mrs. Grey, Moza tadi sempat menemui atasannya di divisi kontra Intelijen untuk memberikan laporan misi yang berhasil ia selesaikan sebelumnya.

Moza bangkit dari sofa, ia melepas sepatu kemudian berjalan ke arah pintu untuk menaruh sepatunya di rak samping kiri pintu masuk. Terlihat ada beberapa pasang sepatu di sana yang keseluruhanya adalah sneakers. Tidak ada heels yang dimiliki kebanyakan perempuan seusianya. Entah kenapa, ia tak menyukai model sepatu yang runcing di bagian tumit tersebut.

Beranjak dari rak sepatu, Moza menuju dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beranjak dari rak sepatu, Moza menuju dapur. Sebelum mempelejari dokumen misinya, ia akan membuat makanan terlebih dahulu mengingat perutnya yang belum terisi dari semalam.

Semalam Moza tiba di apartmentnya pukul setengah satu dan langsung menuju kamar tidur untuk segera mengistarahatkan badan serta fikiranya yang terasa terkuras habis.

Selama menjalankan misi kemarin, hampir setiap malam ia dan timnya harus selalu siaga, memastikan bahwa target mereka tidak melarikan diri atau melakukan aktifitas di luar pantauan ia dan rekan setimnya.

Moza memilih membuat spaghetti carbonara kali ini. Ia membuka lemari kabinet, mengambil stock pasta miliknya, kemudian beralih ke lemari pendingin untuk mengambil sauce carbonara instant yang selalu tersedia setiap hari.

Yah, makanan yang serba instant memang pilihan terbaik untuk mereka yang tak memiliki waktu lebih untuk mengurusi kehidupan 'normal' mereka. Tapi bukan berarti Moza tak mengonsumsi makan bergizi. Setidaknya ia selalu meluangkan waktunya untuk membuat jus buah, smoothis, milkshake, atau minuman yang mengandung kandungan gizi lainya.

Memikirkan gizi, membuat Moza teringat akan kedua orang tuanya.

Ketika Moza pulang ke rumah, Mamanya akan membuatkan menu empat sehat lima sempurna secara berlebihan. Mamanya akan duduk disamping Moza, mengambilkan lauk pauk. Kemudian sembari Moza makan, Sabrina, mama dari Moza akan memberikan wejangan tentang resiko yang akan ditanggung oleh putri semata wayangnya itu.

Sementara itu Kendra, Papa Moza yang biasanya duduk di kursi paling ujung meja makan sesekali akan bergumam kecil, mengiyakan setiap perkataan istrinya kepada Moza sembari ngopi dan membaca koran pagi.

Speak The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang