TWENTY FIVE - VOTE

232 42 2
                                    

Elang menaiki anak tangga dengan tergesa. Tujuannya kini adalah atap gedung SMA Budi Bangsa paling utara. Lima menit yang lalu, Arthur menghubunginya setelah mendapat laporan dari Dafa tentang seorang siswa yang terlihat mencurigakan gerak-geriknya.

Dari cctv tersembunyi yang pernah para agen pasang di malam pertama mereka menginjakkan kaki di Jogja, rekaman menunjukkan si siswa terlihat mengelilingi area sekolah, bertemu beberapa murid lainnya dan terkadang ia terlihat berhenti di tempat sepi kemudian meletakkan beberapa bungkusan di tempat yang tersembunyi.

Sebulan yang lalu, transaksi di area rumah bordil kembali mendapati jalan buntu. Bandar meninggalkan barang di dashboard mobil. Tio patuh mengikuti pesan dari sang bandar untuk meninggalkan uang di dalam dashboard mobil tadi, menggantikan sabu yang sebelumnya ada di sana.

Sangat cerdik, rapi, dan berstrategi. Mereka benar-benar tahu persis rules of crime bisnis ilegal seperti ini. Bertransaksi tanpa mengungkap jati diri.

Sebulan terakhir para agen hanya bisa memantau target mereka secara intens. Mereka tak mendapat bukti baru karena para target hanya melakukan aktivitas normal pada umumnya.

Dan di hari ini, saat SMA Budi Bangsa sedang melakukan pesta demokrasi dalam rangka pemilihan ketua OSIS yang baru, salah satu siswanya di curigai sedang melakukan transaksi narkoba.

Edgar Dewangsa. Di SMA Budi Bangsa ia tercatat sebagai siswa kelas 12 IPS 2. Merupakan pemain inti di club futsal SMA Budi Bangsa dan sering ikut mewakili sekolah dalam turnamen futsal. Setelah naik ke kelas dua belas, ia tak lagi aktif di ekstrakurikuler yang sempat membuatnya menjadi incaran siswi di sekolahnya.

Tak ada catatan kriminal. Ia bergaul layaknya remaja pada umumnya. Dan setelah hampir dua bulan bertugas, para agen tak pernah melihat sekalipun Edgar berinteraksi dengan para target mereka. Utamanya Raditya.

Sedikit membingungkan memang, tapi para agen tak ingin kehilangan kesempatan untuk melepas yang kemungkinannya, merupakan tangkapan besar mereka nantinya.

Alexa, Moza, serta Tio kini tengah mengikuti beberapa orang yang tadi sempat bertemu Edgar. Mereka terkadang juga berhenti, memeriksa bungkusan yang diselipkan oleh Edgar tadi. Sementara Arthur terjebak dalam rapat perwakilan sekolah dalam rangka pembentukan komite inti pekan olahraga yang pesertanya adalah siswa siswi sekolah di Yogyakarta yang akan di adakan seminggu lagi.

"Tokyo masuk, posisi di ruang olahraga. Menemukan barang yang di sembunyikan target. Analisa awal sabu."

Tepat setelah Tio menyelesaikan kalimatnya, Elang telah sampai pada tujuannya. Dengan nafas yang masih terengah, mata tajamnya mengamati kerumunan para murid di area lapangan upacara yang juga merangkap sebagai lapangan futsal.

Pandangan liarnya baru berhenti setelah ia mendapati Edgar yang juga tengah berbaur dengan para murid lainnya. Dari gerak geriknya, laki-laki tersebut terlihat sedang mencari-cari sesuatu.

Elang sadar betul, tujuan Edgar di kerumunan siswa yang tengah mendengarkan orasi salah satu calon ketua OSIS di atas panggung ada maksud terselubung.

"Moskow di atap gedung bangunan utara, mengawasi target. Target membaur di antara kerumunan siswa. Posisi target saat ini di selatan panggung."

"Athena berada di bagian selatan lapangan. Siap mendekati target jika di perlukan."

Moza menimpali, kali ini komando di bawah Dafa. Arthur frustasi karena tidak bisa menjalankan misi bersama ke-lima rekannya. Jika ia beralasan lagi untuk absen pada rapat final ini, pihak sekolah akan curiga dengannya. Ia kini hanya bisa diam menyimak strategi timnya.

"Berlin masuk, posisi di belakang gudang. Tiga orang siswa tengah berpesta narkoba. Salah satunya merupakan target operasi."

Alexa melaporkan penemuannya dengan tenang, sementara kelima rekanya terlihat bingung bertanya-tanya.

Speak The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang