Chapter 17. Distance

43 9 0
                                    

Suara bel pintu masuk berbunyi berkali-kali dengan tidak sabaran, menunggu pintu disana terbuka. Presensi itu melalui hari yang panjang jadi ia membutuhkan tempat istirahat sekarang, namun rupanya si pemilik belum mau membuka pintu. Lantas ia menggedor pintu itu beberapa kali sampai terdengar suara si pemilik yang berteriak mengatakan, "tunggu sebentar," dari dalam sana.

"Mau bir atau soju?" Tawar si tamu begitu pintu itu terbuka, ia menyenderkan tubunya pada bingkai pintu sembari mengangkat satu plastik belanjaan, "aku baru saja membeli banyak. Oh, beberapa sudah kuhabiskan tadi, sih."

"Astaga, Hyung... Ini–" Ucapnya tersendat lantaran jiwanya yang belum terkumpul, satu matanya bahkan masih terkatup, "ini sudah pukul–" ia melongok jam dinding, "astaga sudah jam satu! Hyung gila, ya, bertamu jam segini?!" Sentaknya langsung sadar seratus persen.

"Minggir! Aku mau masuk." Ucap si tamu itu mendorong paksa si pemilik yang berdiri di depan pintu.

"Hyung, kan, punya rumah. Kenapa kemari, sih?" Ujarnya kentara terganggu lantaran si tamu tidak tahu waktu bertandang ke apartment-nya.

"Kau mengusir atasanmu, Do Hwan-ah?" Terungkaplah si tamu itu adalah Jeon Jungkook. Siapa lagi memangnya atasan Do Hwan kalau bukan Jungkook?

"Tidak, bukan begitu. Maksudku, ini sudah malam, Hyung. Kasian Noona menunggu Hyung pulang." Elaknya.

"Aku datang mengajakmu minum. Mau atau tidak?" Tanya Jungkook geram.

"Hyung bertengkar dengan Noona, ya?" Tanya Do Hwan curiga, matanya memincing menatap sang atasan.

"Mau atau tidak?! Cuma itu, kenapa sampai merembet ke sana, sih?! Ck!"

Do Hwan mengambil napasnya, kalau sudah begini, ia tak bisa melakukan apa-apa selain mengikuti apa kata atasannya. Ia mengangguk terpaksa dan ikut bergabung dengan atasannya yang sudah lebih dulu duduk bahkan sebelum dipersilakan.

"Hyung mabuk, ya? Tumben sekali kemari, biasanya tidak pernah." Tanya Do Hwan sekadar basa-basi memulai percakapan mereka.

Jungkook menggeleng, "toleransi alkoholku tinggi. Aku hanya ingin mengunjungi karyawanku. Memangnya tidak boleh?" Tangannya membuka kaleng minum yang baru lalu menyerahkannya pada Do Hwan.

"Sampai semalam ini?!" Tanya Do Hwan sembari mengahabiskan isi kaleng bir, "Hyung tau tata krama bertamu, kan?" Sindirnya halus kepada sang atasan.

"Sialan. Yak! Berani sekali dengan atasanmu."

"Well, sekarang bukan jam kerja, jadi Hyung bukan atasanku." Do Hwan sengaja menjedanya, "serius, aku curiga Hyung ada masalah. Mengaku saja, aku benar, kan?"

Jungkook menggeleng pelan.

"If you're not in a problem, then why you look messed up like this?" Satu alisnya terangkat meragukan respon Jungkook.

"Sudah malam, wajar kalau penampilanku kacau begini." Jawab Jungkook mengelak seadanya.

"It's already dawn." Ralat Do Hwan sengaja menyindir dengan suara datarnya.

Bukannya tersindir atas ucapan sekretarisnya itu, Jungkook justru terlihat sedang merenung memikirkan sesuatu, "Do Hwan-ah..."

"Ne, Hyung?" Sahut Do Hwan menangkap keseriusan nada Jungkook.

"Mulai besok tolong ambilkan pakaian kerjaku di rumah dan bawa ke kantor."

"Oke, berarti tebakanku benar, Hyung ada masalah. Katakan padaku, apa itu?" Sayangnya, sifat keingintahuan Do Hwan mulai bangkit setelah menangkap kejanggalan dari ucapan sang atasan.

Who Are You?Where stories live. Discover now