Mata Jungkook masih sangat berat untuk dibuka, ia bahkan tak tahu pukul berapa fajar tadi tertidur, terlalu banyak menenggak alkohol sampai kesadarannya dilalap mabuk dan jatuh tidak sadar di sofa ruang tengah. Kepalanya sangat pening tapi beruntung perutnya tak bergejolak mual. Ia mendesis sebal kala ponselnya masih enggan berhenti berdering, bukan alarm karena ia tak sempat menyetelnya semalam, itu panggilan yang entah dari siapa sejak tadi terabai.
"Ha–"
"Hyung baru bangun?! Cepat pergi ke kantor, Hyung sudah ditunggu!"
Kening Jungkook berkerut, sedikit terpancing emosi sebab ucapannya disambar lebih dulu dengan nada yang menyentak.
"Halo?! Hyung masih disana? Jangan tidur lagi! Ha–"
"Aku disini."
"Hyung lupa ada rapat siang ini?!"
"Siang?"
"Oh sudah kuduga, Hyung mabuk lagi. Sudahlah, percuma menunggu Hyung kemari, bukannya lancar malah jadi carut marut nanti. Selesai rapat aku kerumah Hyung. Kututup dulu."
Rasanya Jungkook ingin tertawa gila sembari membanting barang pecah belah sekarang, semuanya serasa kacau mengikuti hatinya yang berantakan. Kendati sudah sanggup untuk kembali mengambil alih perusahaannya lagi sejak tiga bulan lalu setelah mengurung diri selama satu bulan lebih sejak menerima undangan pernikahan, tapi tempramennya benar-benar tidak terkontrol. Ia mudah terpancing emosi bahkan pernah beberapa kali hampir terlibat baku hantam dengan kayawannya sendiri kalau tidak Do Hwan cegah.
Selama tiga bulan itu pula ia berteman akrab dengan alkohol, rasa pahitnya tak mempan lagi dilidah, sudah seperti meminum air putih biasa. Selalu, setiap pulang kerja, Jungkook selalu meminumnya. Biasanya ia memutuskan untuk mabuk saat akhir pekan, tapi kemarin sore setelah ia melihat beberapa postingan foto yang Taehyung unggah, berupa setting pernikahan penuh warna putih dan krem yang bertemakan pesta taman dan diakhiri dengan sebuah foto lain dimana presensi Hwa Young sedang berdiri memegang satu buket bunga bersama Taehyung disamping wanita itu, sementara Jihoo berperan sebagai pendeta mungil didepan kedua orang dewasa itu, berhasil membuat emosinya mencuat dan berakhir mabuk.
Mengguyur diri sembari membersihkan tubuh Jungkook pilih guna mencerahkan pikirannya yang kalut. Ia terlalu malas mendengar ocehan Do Hwan sekiranya sekretarisnya itu nanti sampai di sini dan mendapatinya masih dalam keadaan kelewat berantakan. Jungkook masih ingat, Do Hwan pernah mengoceh hampir tiga hari karena rumahnya yang berantakan saat lelaki itu bertamu.
Rapat selama dua setengah jam adalah waktu yang cukup bagi Jungkook untuk membersihkan ruang tengah dari segala macam botol minuman yang teronggok mengenaskan serta mengisi perutnya dengan menu ala kadarnya.
Benar saja, disaat dirinya sedang berkutat membaca kumpulan berita hari ini di meja makan, Do Hwan datang dengan Haejangguk ditangan.
"Hyung pasti hangover, ini habiskan," Do Hwan menyerahkan Haejangguk yang sudah dipindahnya ke dalam mangkuk.
"Aku sudah makan tadi."
Do Hwan menggeleng tegas, "Hyung harus makan ini dan harus habis."
Jungkook mendecih, "tidak ada Dokter Kang, sekarang ada dirimu."
"Hyung belum move-on dari Dokter Kang, ya? Ya ampun, sudahlah, Hyung, Dokter Kang itu normal dan sedang berjuang mendapatkan hati Dokter Sena."
"Sialan! Aku bukan penyuka sesama jenis."
"Barangkali Hyung berubah haluan setelah tinggal bertahun-tahun dengan Dokter Kang, itu tidak menutup kemungkinan." Ucapnya mengendik bahu diakhir.
YOU ARE READING
Who Are You?
Fiksi PenggemarJeon Jungkook. Kita melewati banyak cerita bersama dalam pernikahan ini. Cerita yang kita lalui bersama. Ah, bukan. Aku tidak melalui semua cerita itu bersamamu. Maafkan aku, tidak semua waktu yang kau lalui bersamaku itu adalah aku yang kau kenal...