Akhir pekan memang disengaja orang-orang untuk bangun lebih siang, bermalas-malasan dengan ranjang empuk dibalik sulur mentari yang sudah membumbung hampir tinggi. Tak terkecuali dua sejoli disana, Hwa Young dan Jungkook masih asik tenggelam dalam tidurnya. Berbalut selimut tebal membungkus tubuh keduanya, salah satu pihak menarik kain hangat itu hingga menutup pucuk kepalanya sedang yang lain justru mendusal pada tubuh yang lebih besar sekadar mencari persembunyian dari sang surya.
Sebuah tangan kokoh hendak melingkari perut sang gadis segera ditepis menjauh, menghadirkan kerut heran bersama kerjapan mata beberapa kali. Sang istri tengah menolak perlakuannya pagi ini, dirasa sok jual mahal, ia kembali memberikan rengkuhan yang kembali di tolak mentah. Semakin gencar dengan memberi kecupan-kecupan ringan di perpotongan leher lantaran terus mendapat penolakan, berakhir dengan sentakan sang istri yang berbalik menghadapnya dengan raut tak menyenangkan.
"Aku masih mengantuk, jangan menggangguku, Jeon. Biarkan aku tidur sampai siang nanti," titahnya pada sang suami.
Lelaki itu berkerut heran, pasalnya hari ini adalah kesempatan mereka menikmati akhir pekan dengan pergi mengelilingi taman hiburan atau kebun binatang. "Sayang, tidak ingat hari ini hari apa?"
"Sabtu dan aku mau tidur sepuasnya," jawabnya singkat sembari menarik tinggi selimutnya serta berbalik badan memunggungi sang suami.
"Tidak ingat janji kalau mau pergi hari ini?"
"Apa, sih, Jeon?! Berisik sekali," gerutunya merasa terganggu.
"Hei... Kita, kan, mau pergi ke taman hiburan. Atau mau ke kebun binatang saja?"
Kekehan malas menguar dari sang istri, "apa aku seperti anak kecil dimatamu? Sudahlah, aku mau tidur. Jangan menggangguku lagi."
Jungkook menganggukan kepalanya mengerti meski sedikit kecewa dengan respon sang istri. Ia bangkit dari baringannya, mengusak rambutnya sebelum mengambil langkah.
"Jeon...," panggil Hwa Young lembut.
Serta merta panggilan itu mengundang senyum sumringah Jungkook, ia lantas menjawab dengan gumaman.
"Tutup tirainya, aku mau tidur," rengek Hwa Young.
Jungkook terkekeh sambil melenggangkan diri menuju tirai dan menutupnya dengan lapisan terakhir yang cukup tebal dengan warna paling gelap, merah maroon, pilihan Hwa Young sebulan lalu. Ia menghampiri sang istri, duduk pada tepian kasur yang tersisa dan membungkukkan punggungnya. Sebuah kecupan manis dipagi hari untuk sang istri, "lanjutkan tidurmu, aku didapur, membuat sarapan."
Jungkook sengaja bangkit namun tidak meninggalkan posisinya, penasaran dengan respon apa yang diberikan sang istri. Nyatanya, angan manis tentang sang istri yang menarik kembali dirinya bergabung dalam tidur tak terwujud. Hwa Young justru mendecak sebal sembari membersihakan area pipinya yang sempat menjadi labuhan kecup sang suami, mengusapnya kasar.
*****
Dua bulan terakhir semenjak mereka saling membuka diri, Jungkook bahagia menemukan kembali sifat sang istri yang sempat tertutup luka. Pertama adalah manja, oh, Jungkook tak masalah dengan sifat ini, ia kelewat senang malah jika sang istri bermanja ria padanya. Bahkan dulu sebelum menikah, sang istri kerap kali memintanya menjemput, menemani berbelanja atau sekadar berlibur mengunjungi benua Eropa di waktu yang panjang.
Ketus dan sarkas, Jungkook tak menyukainya. Ini pasti ulang Hyung-nya lantaran sang istri yang sering berkunjung kesana karena merindukan sosok buntalan kecil hidup bernama Jiwoo. Awal sebelum menikah tidak terlalu tapi setelah sering berkunjung ke rumah Hyung-nya, dua sifat itu menjadi lebih parah.
YOU ARE READING
Who Are You?
FanfictionJeon Jungkook. Kita melewati banyak cerita bersama dalam pernikahan ini. Cerita yang kita lalui bersama. Ah, bukan. Aku tidak melalui semua cerita itu bersamamu. Maafkan aku, tidak semua waktu yang kau lalui bersamaku itu adalah aku yang kau kenal...