"Jung–" Hwa Young ingin berucap namun Jungkook terus menuntunnya hingga membukakan pintu penumpang bagian depan dan memaksanya masuk.
"Do Hwan, kau bisa ke kantor sendiri, kan? Mobilnya akan kubawa." Ucap Jungkook sengaja mengabaikan istrinya.
Do Hwan mengangguk.
"Tolong ambil alih pekerjaanku hari ini. Aku pulang."
"Ne, Hyung. Hati-hati di jalan."
Jungkook langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang seirama dengan seraut tanpa emosinya. Benar-benar terlihat tenang, namun garis-garis tegang disana tetap menggambarkan emosi yang terpendam.
"Jung–"
"Apa harus sampai seperti itu?" Tanya Jungkook yang cukup terbilang tenang, tanpa ada kenaikan nada pada suaranya, tanpa ada sentakan.
"Ne?"
"Apa harus sampai seperti itu perlakuanmu pada Taehyung? Aku suamimu, Young. Statusmu sudah berubah, bukan lagi single, kau sudah menikah dan statusmu sekarang adalah istriku. Tidakkah kau tau, tadi itu cukup menyakitiku?"
"Maaf. Aku tidak tahu kau disana." Sesal Hwa Young.
"Apa jika ada aku, kau menjaga sikap layaknya seorang tipe istri ideal yang menjaga jarak dengan laki-laki? Dan kalau aku tidak ada, kau bertingkah layaknya sepasang kekasih dengan si brengsek itu?"
"Dia punya nama, Jung." Ingat Hwa Young pada sang suami.
"Dan aku tidak peduli." Balas Jungkook masa bodoh. "Apa kalian sering bertemu dibelakangku selama ini?"
"Jungkook..."
"Hanya jawab pertanyaanku, Young." Putus lelaki itu singkat.
"Apa aku sedang diinterogasi sekarang?"
"Just answer, please."
"Ya. Ya, kami sering bertemu. Apa kau mengira aku selingkuh? Kalau begitu, selamat, Tuan Jeon. Kau berhasil mengecewakanku yang sedang berusaha menerimamu." Jawab Hwa Young dongkol sambil menekankan setiap kata pada kalimat terakhirnya.
"Kau hanya tidak tahu si brengsek–"
"Berhenti memanggilnya seperti itu," sergah Hwa Young yang masih mampu menahan diri, "dia punya nama. Namanya Kim Taehyung."
"Terserah." Kalimat terakhir dari Jungkook yang mengakhiri perdebatan mereka.
Mobil itu berhenti di carport rumah lama mereka. Jungkook keluar lebih dulu meninggalkan Hwa Young yang masih enggan bergerak. Diam-diam ia mengamati perbedaan Taehyung dan Jungkook. Jungkook tidak pernah menunjukkan emosinya pada Hwa Young dengan membanting pintu atau nada tinggi. Sedangkan Taehyung, tak jarang lelaki itu membanting pintu atau menaikan nada bicaranya.
'Mungkin di ruang kerja atau kamar,' batinnya saat netranya tak menemukan Jungkook sejauh pemindaian singkat yang ia lakukan.
Ia memilih berhenti di dapur, sekadar meminum air putih dan membedah isi kulkas, mengeluarkan segala bahan masakan untuk makan siang yang belum dibuatnya. Tangannya sibuk mencuci sayur dan daging serta bumbu-bumbu yang akan diolahnya. Benar-benar terampil, gadis itu sangat akrab dengan dapur beserta alat memasak pun juga dengan bahan-bahan disana.
Tidak membutuhkan waktu lama, beberapa menu sudah tersaji di meja makan seperti Japchae, Haemul Panjeon, Mul Kimchi, hanya tinggal Tangsuyuk yang belum dibuatnya.
Disaat dirinya sedang asik menumis sayur dan daging beserta saus tiram untuk Tangsuyuk, ia tersentak dengan sepasang tangan yang memeluknya dari belakang, ditambah dengan bahunya yang memberat akibat beban sebuah kepala disana. Belum sempat menolak, hembusan napas hangat dan kecupan di leher membuat dirinya diam membeku menahan napas.
YOU ARE READING
Who Are You?
FanfictionJeon Jungkook. Kita melewati banyak cerita bersama dalam pernikahan ini. Cerita yang kita lalui bersama. Ah, bukan. Aku tidak melalui semua cerita itu bersamamu. Maafkan aku, tidak semua waktu yang kau lalui bersamaku itu adalah aku yang kau kenal...