Chapter 08. New Day, New Person

66 8 1
                                    

Malam berganti pagi, sang bulan bertukar singgahsana dengan sang surya, menyinari malam pada bagian bumi yang lain sedang sang mentari menyinari pagi pada bagian bumi lainnya. Mentari merangkak perlahan, menjalankan tugasnya untuk menggugah siapapun untuk memulai harinya. Kekuasaanya mulai menyusup melewati setiap celah yang ada, menggantikan remang dengan sinar, tak peduli apa sasarannya. Termasuk sesosok manusia yang masih asik bergelung dengan selimutnya, mulai melakukan penolakkan melalui tarikan selimut hingga pucuk kepalanya, menghalau sinar itu memasuki netranya yang berat untuk sekadar terbuka, namun rupanya sang surya tak menyerah, menggoda kedua manik kembarnya yang masih terkatup rapat. Akhirnya ia menyerah dan perlahan membuka matanya, menyesuaikan bias cahaya agar netranya terbiasa meski presensi itu belumlah sadar sepenuhnya.

Ingatkan dirinya untuk memasang tirai jendela cukup tebal esok, atau kalau perlu menggunakan warna gelap sekalian agar sinar sang mentari tak mampu menembusnya. Ia memendam dendam, alam mimpinya harus berakhir hanya karena sinar mentari pagi yang mengajak matanya berperang. Salahkan dirinya sendiri yang belum memasang tirai di kamar itu.

Presensi itu adalah Jungkook yang terbangun dengan tanpa menemukan sang istri di kamarnya. Semalam mereka tidur bersama, ia yang memintanya. Bukan dalam artian satu ranjang, hanya dalam ruangan yang sama. Hwa Young menolak mentah permintaannya untuk tidur berdampingan, alasan canggung pun digunakan, belum terbiasa dengan presensinya.

Lelaki itu bangkit dari baringannya, terburu berjalan dengan sedikit oleng akibat memaksakan kesadaran yang belum sepenuhnya kembali. Langkah lebar tanpa sempat menyadari kamar yang berhias kardus di sana-sini, membuatnya tak sengaja menyapa salah satu kardus dengan keras, sialnya, berisi barang-barang yang cukup berat. Sontak melahirkan sebuah pekikan tak kalah kuat.

Suaranya terdengar sampai ditelinga Hwa Young, gadis itu tiba-tiba muncul di balik pintu kamar yang sedikit terbuka. Menyembulkan kepalanya pada celah pintu dan menemukan sosok Jungkook yang terduduk di lantai bersama seraut menahan sakit sembari mengusap pelan jemari kakinya dengan sesekali ringisan yang keluar.

"Ada apa?" Tanya gadis itu yang kini duduk di hadapan suaminya.

"Huh?" Saking sibuknya mengatasi sakit, ia sampai tak mengetahui kehadiran sang istri dan berakhir dengan satu kata tanya tak mengerti.

"Kenapa?" Ulang Hwa Young. "Tadi aku mendengarmu suaramu, keras sekali, jadi aku cepat-cepat kemari."

"O-oh, tidak. Bukan apa-apa. Mungkin kau salah dengar." Bohong Jungkook, ia terlampau malu mengakui kejadian konyol yang dialaminya.

"Benarkah? Lalu ada apa dengan kakimu?" Tanya Hwa Young mengangkat sebelah alisnya meragu.

Sekejap Jungkook melepaskan urutan di jemari kakinya. "Darimana?" tanyanya mengalihkan topik.

"Aku tadi sedang mengelilingi rumah, melihat sekitar juga. Aku suka dengan kolamnya, terlebih tempat kemarin. Semuanya terlihat indah darimanapun memandang.

"Itu danau buatan, Sayang."

"O-oh, y-ya, danau buatannya cantik sekali. Aku menyukainya." Ia mendadak gagap menjawab lantaran Jungkook mengucapkan satu kata yang berhasil menciptakan semu memerah di wajahnya. Ia berdehem sejenak demi menetralkan rona merah itu lalu melanjutkan, "setelah itu aku masuk dan merapikan sedikit barang-barang dikardus di lantai dasar. Juga menata buku-buku untuk dibaca di... tempat itu. Emm... Apa boleh kubuat menjadi teritoriku?"

Jungkook menyunggingkan senyum gemas tanpa sadar kala mendengarkan seruntut dua kalimat terakhir, terlebih pertanyaan sang istri yang meminta izinnya. Istrinya itu terlihat sangat antusias dengan kediaman baru mereka, Jungkook jadi ikut bahagia.

"Itu memang teritorimu, Sayang. Aku sengaja membuatnya khusus untukmu, syukurlah kalau kau sangat menyukainya." Tangannya terulur mengusak kecil puncak kepala sang istri. "Tapi, kenapa tidak membangunkanku? Aku bisa membantu, terlebih kardus-kardus di lantai satu itu hampir berat semua isinya."

Who Are You?Where stories live. Discover now