Malam itu, keluarga Im sedang merasakan malam paling bahagia, pasalnya mereka besok akan pindah ke rumah yang lebih besar dengan halaman luas. Sang kepala keluarga, Im Joo Kyung sedang bersama kedua anaknya, mengawasi dua putrinya yang bermain sepeda di dalam rumah dengan sesekali membaca koran yang terbuka lebar. Sementara sang istri membereskan sisa pakaian yang hendak mereka bawa besok, duduk disofa disebelah suaminya, perutnya sedikit membuncit, sekitar lima bulan umur kehamilannya, wanita cantik itu tidak diperbolehkan sang suami membawa barang-barang berat.
Suara tawa khas anak kecil menggema memenuhi ruangan itu tatkala dua putri mereka bermain kesana-kemari. Saling mengejar mengelilingi satu set sofa yang diduduki sang ayah dan ibu. Mengundang tawa ringan sepasang suami-istri itu.
"Siapa yang datang pada Appa lebih dulu...," Joo kyung sengaja menjedanya demi mendapatkan atensi dua putrinya, "akan dapat es krim coklat porsi besar besok." Ucapnya sangat cepat tanpa jeda dalam setiap kata, menuai teriakan melengking kedua putrinya yang berlomba lari menuju padanya.
"Hwa Yeon! Hwa Yeon! Hwa Yeon!" Seru si anak pertama, berlari lebih dahulu meninggalkan sang adik yang jauh tertinggal di belakangnya tengah kesulitan melepaskan diri dari sepeda yang dinaiki.
Joo Kyung merentangkan tangannya lebar-lebar menyambut kedatangan putrinya.
"Yeay! Yeonie dapat es klim besal." Sorak anak itu senang begitu berada dalam gendongan sang ayah lebih dulu.
Bersamaan dengan suara isakan yang lama-lama menjadi tangis berasal sisi belakang sofa di seberang mereka, sang ibu, Im Seo Hee menghampiri dengan wajah paniknya. Matanya membelalak terkejut sembari sedikit menahan tawanya tatkala menemukan si bungsu terjatuh diikuti dengan sepedanya. Ia mengangkat putrinya itu, membawanya dalam gendongan yang hangat namun tidak menyakiti jiwa lain dalam rahimnya.
"Sayang, hati-hati dengan perutmu. Hwa Young, jangan menekan perut Eomma, ada jagoan kecil disana." Ingat Joo Kyung pada keduanya.
"Tidak apa-apa. Ini aman, Oppa."
Yeon Hee begitu telaten menggendong putri bungsunya itu, tangannya menepuk-nepuk serta mengusap pelan punggung kecil Hwa Young, begitu menenangkan hingga tangisan itu berubah cepat menjadi sesenggukan.
"Youngie jangan menangis." Ucap Hwa Yeon begitu sang ibu kembali duduk disebelah sang ayah. "Es klim-nya, kan, buat belsama. Nanti kita makan belsama, ne? tapi Youngie tidak boleh menangis dulu."
Seo Hee yang gemas langsung memberi kecupan di pipi Hwa Yeon dan terakhir pada Hwa Young dengan durasi yang lebih lama sembari menghirup aroma khas anak kecil yang dimiliki putri bungsunya. Ide iseng mulai ia lancarkan, mulutnya dengan sengaja seperti menyekop, menghisap pipi Hwa Young hingga anaknya itu menjauhkan diri. Tawa cantik muncul dari sang ibu kala menatap anaknya itu mengusap-usap pipinya yang sedikit basah.
"Eomma juga akan membelikan dua tuan putri cantik ini semangkuk besar es krim rasa strawberry."
"Yeaaayy!!" Seru keduanya bertepuk tangan meriah, tak ayal berhasil mengundang kembali tawa bahagia dari kedua orangtua mereka. "Telimakasih Appa, telimakasih Eomma."
"Poppo?" Pinta Seo Hee pada kedua putrinya.
"Appa juga mau." Timpal Joo Kyung.
Hwa Yeon dan Hwa Young saling berpandang sejenak kemudian bergantian mencium pipi Joo Kyung dan Seo Hee lalu memeluk mereka.
Dengusan senyum tergambar diwajah suami-istri itu, si suami melayangkan ciuman singkat di bibir sang istri saat kedua putrinya sedang tenggelam dalam pelukan mereka. Rona merah muncul diwajah cantik itu dan mendapat respon sang suami berupa desisan diam tak bersuara lalu dengan isengnya menyatukan kedua bibir mereka kembali dalam durasi beberapa detik.
YOU ARE READING
Who Are You?
FanfictionJeon Jungkook. Kita melewati banyak cerita bersama dalam pernikahan ini. Cerita yang kita lalui bersama. Ah, bukan. Aku tidak melalui semua cerita itu bersamamu. Maafkan aku, tidak semua waktu yang kau lalui bersamaku itu adalah aku yang kau kenal...