Chapter 25. What are We?

45 6 0
                                    

Hwa Young sedang mengemas pakaian suaminya dan juga beberapa camilan tersisa yang kemarin dibelinya. Sementara Jungkook hanya mengamati semuanya dari sisi ranjang, saat ini ia sedang duduk dengan kaki saling berayun satu sama lainnya. Tangannya mengambil salah satu snack yang sudah ditata istrinya dalam tas, jemarinya asik mengambil stick renyah berbumbu keju dan memasukannya ke dalam mulut. Benar-benar seperti anak kecil yang menunggu ibunya.

"Sudah selesai?" Tanya Jungkook pada istrinya.

Hwa Young mengangguk.

"Let's go..." ajak Jungkook yang merangkul bahu sang istri lalu mengambil alih tas besar yang sudah dikemas.

Mereka berjalan beriringan di lorong rumah sakit setelah sebelumnya berpamitan pada Dokter Kang. Lontaran candaan dari Jungkook turut menemani sepanjang jalan mereka hingga sampai di area parkir rumah sakit.

"Setauku kemarin tidak ada mobil ini disini, Jung." Heran Hwa Young saat mereka berhenti pada sebuah mobil asing dimatanya.

"Aku baru saja membelinya, um..., kalau tidak salah seminggu lebih beberapa hari yang lalu. Beberapa hari sebelum acara Appa dan Eomma?" tanyanya pada diri sendiri dengan raut berpikirnya, lantas menganggukan kepalanya, "hmm... sepertinya saat itu. Baru datang tadi malam dan aku menyuruh Do Hwan mengantarkannya kemari."

Hwa Young memukul pelan lengan Jungkook, "kau tidak boleh boros, Jung."

"Hei, kenapa tidak boleh boros untuk istri sendiri? Ini sesuai permintaanmu, loh, Young."

"Huh?" Hwa Young memiringkan kepalanya refleks bersama dengan kerutan dikeningnya merasa tak yakin dengan ucapan Jungkook.

"Kau yang memintanya waktu itu. Masa tidak ingat? Kau datang ke kantorku lalu merengek meminta mobil ini. Aku sampai harus berlomba-lomba dengan yang lain, beruntung sekali aku mendapatkan yang sesuai kemauanmu." Jelas Jungkook, tangannya membelai sisi mobil itu.

"Apa? Tapi aku tidak–"

"Ayo pulang. Aku sudah lapar."

Jungkook membuka pintu mobil untuk istrinya lalu berjalan kearah bagasi, memasukkan tas yang dibawanya tadi. Terakhir, dirinya yang menduduki kursi kemudi lantas melajukan kendaraan itu.

"Aku mau masakanmu lagi, yang sangat, sangat, sangat pedas."

"Tidak boleh." Putus Hwa Young singkat, gadis itu memutar badan menghadap Jungkook, "perutmu masih belum diperbolehkan mengkonsumsi makanan pedas."

Bibir Jungkook langsung mengerucut maju, sebut saja sedang merajuk lantaran mendapat larangan. "Tapi aku mau yang pedas," cicitnya.

Hwa Young terkekeh, "baiklah, kau boleh. Tapi kadar pedasnya akan kukurangi."

Jungkook bertepuk tangan gembira, "kalau begitu aku mau Kimchi Sujebi, Jjamppong, Sundubu Jjigae, dan Yangmyeon."

Gadis itu menggeleng sekali, tatapannya berubah tegas. "Itu pedas semua, Jung. Pilih satu dan yang lainnya untuk besok lagi."

Jungkook berubah lesu, dengan berat hati ia mengeliminasi dan menyisakan satu menu untuknya hari ini. "Yangmyeon saja. Tapi yang banyak, ya, Young? Dengan bumbu yang merah sekali."

"Aku tidak sempat berbelanja, persediaan dirumah sudah hampir habis."

"Kalau begitu, kita belanja sekarang. Belanja yang banyak karena aku sangat lapar untuk hari ini, besok, besok, besok, besok, dan besoknya lagi, seterusnya pokoknya selalu lapar karena masakanmu yang enak."

Who Are You?Where stories live. Discover now