Danu menatap Randi kakaknya yang baru saja membuka pintu rumah. Danu melempar lap ditangannya.
Randi bisa mengamuk jika melihatnya yang melakukan beres-beres rumah.
Danu tersenyum polos. Mengambil tangan Randi lalu menyalimnya sopan.
Randi mengusap kepala Danu lembut, ditatapnya rambut Danu yang sedikit basah.
"Kenapa rambut kamu basah dek?"
Danu gelalapan sendiri. Bisa-bisa dia kena amuk lagi oleh kakaknya yang satu ini.
"Anu kak...itu..tadi Danu habis olahraga..ehehe.iya"
Danu langsung menggerak-gerakkan badannya ke kanan dan ke kiri memperagakan orang yang sedang berolahraga.
Randi tersenyum samar. Danu itu adiknya yang paling tidak bisa bohong.
Sudah jelas ada kain lap yang terjatuh dilantai. Pasti lagi-lagi Danu bertingkah layaknya asisten rumah tangga, alias beres-beres rumah.
"Ngaco kamu. Sejak kapan sih kamu suka olahraga. Disuruh rapihin lemari aja susahnya minta ampun."
Danu terkikik geli.
"Ampun..ampun..hehe"
"Mana Devan, belum pulang?
Danu mengangkat bahu nya acuh.
Hari ini hari sabtu, Devan tidak ada kegiatan di kampus. Jadi sehabis Randi berangkat ke luar rumah, Devan berinisiatif membersihkan semua halaman.
Kebetulan, halaman belakang rumah mereka yang tidak seberapa itu sudah kotor dan ditumbuhi berbagai tumbuhan liar.
Melihat Devan yang sedang bekerja, Danu jadi merasa bosan jika hanya terus-terusan memangdangi komputer. Alhasil, dia merapikan rumah saja.
"Gak tau lagi ngapain di belakang. Pingsan kali"
"Heh kamu. Jangan suka ngomong gitu ah. Kakak gak suka"
Danu memajukan bibirnya cemberut. Jika Danu selalu membangga-banggakan Randi, maka Randi selalu membangga-banggakan Devan.
Eww
Danu melihat kantung belanja berlogo sebuah mininarket di samping Randi. Dibukanya plastik itu dengan semangat.
"Wahh, kakak banyak banget beli jajanannya. Buat siapa?"
Padahal itu tidak seberapa, hanya terdapat tiga jajanan ringan saja di dalamnya. Tapi bagi mereka, itu memang sudah banyak.
Randi tersenyum lembut. Dia tau sedari kemarin Danu pasti bosan di rumah dan tidak ada apa-apa di lemari.
Uang mereka menipis bulan ini. Randi tidak bisa mengisi bahan-bahan makanan di kulkas. Untung tadi saat melewati sebuah minimarket sedang ada promo makanan ringan.
Randi yang merasa memiliki uang lebih dari kerja kerasnya pun membeli itu untuk adik-adiknya.
"Buat kamu. Tapi bagi-bagi sama Devan juga ya"
Danu tanpak menimbang-nimbang perkataan Randi. Randi yang melihatnya tersenyum bingung. Adiknya itu kenapa menggemaskan sekali?
"Hmm iyadeh. Aku kasih Devan. Bungkusnya doang tapi. Bwuahaahaha"
Plak
Sebuah ember plastik melayang di kepala Danu.
Danu meringis kuat. Sengaja.
"Awwww kak Randi, kepala Danu sakit"
"Drama...drama...dasar Danurrr setan!" Ucap si pelempar ember, Devan. Yang baru masuk dari pintu belakang.
![](https://img.wattpad.com/cover/226168884-288-k386312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Us [TAMAT]
Cerita PendekRandi memandangi adik-adiknya malas. Seorang berada di atas kasur memegang konsol game. Seorang lagi berada di atas adiknya yang sedang bermain itu. Randi tau Devan sengaja. adiknya yang lahir 5 menit setelah dirinya itu tidak akan hidup jika tidak...