"Jadi kau akan kemana?" Mario melemparkan sebungkus rokok yang masih tersisa setengah ke dalam tong di pojok dinding.
"Aku mendapat sebuah panggilan. Kau tau, setiap detik orang-orang berdatangan kerumah sakit. Sedihnya"
"Terus aku bagaimana?"
Delon menatap Mario geli.
'Dasar bapak tua berjiwa bocah'
"Itu terdengar menggelikan jika keluar dari mulutmu. Pergilah sana pulang. Angel pasti mencarimu. Atau..."
"Atau apa?"
"Atau pergilah berjalan-jalan ke tempat-tempat yang pernah menjadi saksi percintaanmu yang manis dan tragis. Siapa tau itu bisa membantu. Dan siapa tau lagi, takdir tiba-tiba saja mempertemukanmu dan perempuan itu lagi"
Mario berdecih kasar.
"Tadi saja kau yang berkata bahwa aku harus melupakan masa lalu"
Delon tertawa keras. Memegang perutnya lalu mengusap rambutnya yang mulai ditumbuhi oleh beberapa rambut putih.
"Ahahaha. Ya sudahla aku pergi dulu. Nah," ucapnya melemparkan sebuah kunci. "Pergilah ke ruanganku jika kau ingin bersantai sebentar. Tapi jangan memberantaki apapun. Ingat!"
Setelah itu Delon benar-benar pergi. Meninggalkan Mario yang masih terdiam di atas kursi dan memandang langit.
Berucap lirih kepada atap biru tak berujung itu,
'Tuhan, pertemukan aku sekali lagi saja kepada dia. Aku mohon'
---------------------------
Delon menghentikan langkahnya saat seorang perawat memanggil dirinya.
Memandang perawat muda itu lalu tersenyum membalas.
"Dokter, pasien di kamar 25B tadi mencari-cari dokter. Katanya ada sesuatu yang ingin ditanyakan kepada dokter langsung"
25B. Delon berpikir sejenak. Ah, pemuda itu.
"Hmm baiklah. Aku akan ke ruanganku sebentar ya. Tolong sampaikan jika nanti aku akan kesana"
"Baik dok"
Delon kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang pribadinya. Saat membuka pintu, Delon menatap seseorang yang berbaring di atas sofa.
Sofa itu tidak mampu menampung seluruh badannya. Delon memandangi Mario teman lamanya itu. Delon menjadi salah satu saksi hidup sosok lelaki baik hati namun selalu jauh dari kebebasan dan dirinya sendiri.
Delon mengambil air dari dalam kulkas. Meneguk setengah air dingin kesukaannya lalu mengguncang tubuh Mario pelan.
Mario pasti kelelahan sampai-sampai tertidur dengan pulasnya dan tidak menyadari bahwa sekarang sudah menunjukkan pukul lima sore.
"Woi Mar, bangun. Udah sore ini. Angel apa kabar woi!"
Mario yang memang tidak sulit untuk dibangunkan langsung membuka matanya. Setengah kesadarannya masih diambang-ambang. Mario mengusap matanya dan menggerak-gerakkan badannya yang terasa pegal.
"Gilak sofa macam apaan nih. Sakit banget badan gue"
Dasar gak tau diri kampret
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Us [TAMAT]
ContoRandi memandangi adik-adiknya malas. Seorang berada di atas kasur memegang konsol game. Seorang lagi berada di atas adiknya yang sedang bermain itu. Randi tau Devan sengaja. adiknya yang lahir 5 menit setelah dirinya itu tidak akan hidup jika tidak...