Lima

2.4K 281 15
                                    

Randi tidak tau jika badannya memang butuh istirahat, oleh karena itu sekarang dia sedang berada di tempat konstruksi bangunan. Salah satu tempat kerja Randi mencari pundi-pundi rupiah.

Seluruh badannya terasa ngilu. Padahal Randi biasanya selalu kuat dan bersemangat. Para buruh disana sudah memperingatkan Randi untuk istirahat di bawah tenda. Menghindari terik dan panasnya matahari yang luar biasa dan untuk memulihkan tenaga. Namun Randi keras kepala.

Sampai Randi tidak sengaja menumpahkan pasir dan kerikil dari ember yang diangkatnya barulah dia mau mengalah. Kepala Randi ikut-ikutan sakit luar biasa. Pandangannya buram.

Beberapa orang memberi perhatian. Segelas teh hangat disodorkan di hadapan Randi. Kebanyakan, para buruh disana adalah lelaki paruh baya yang sudah berumah tangga. Dengan nasib yang kurang beruntung seperti Randi, mereka harus banting tulang di bawah terik matahari.

Randi mengucap bahwa dia baik-baik saja dan seketika orang-orang itu melanjutkan pekerjaannya. Randi mendapat peringanan tugas selama 1 jam untuk istirahat.

Saat pandangannya semakin kabur dan kesadarannya hanya tinggal sebatas, sekilas seseorang mendekat padanya. Randi tidak sanggup memfokuskan pandangan. Kepalanya benar-benar sakit sekali.

Hal terakhir yang diingatnya hanyalah sebuah rangkulan dan tubuhnya yang dibaringkan di atas tempat tidur. Mungkin, ruang kesehatan para buruh.

Mungkin Randi sakit akibat terlalu kelelahan. Ataupun ditambah lagi dengan kondisi tubuhnya selepas bermain hujan-hujanan bersama Devan tempo hari.

Tetapi untuk sesaat, semesta tak ingin Randi bangun dari tidurnya. Atau, Randi harus terbangun sesegera mungkin sebelum bom atom itu akan meledak dengan kerasnya.

Suara bising dan tamparan menyulut kesadaran Randi.

Apa?
Ada apa?

Saat matanya terbuka untuk pertama kali dan berusaha memfokuskan pandangannya, yang Randi lihat semua orang berada disana. Menyaksikan Randi yang bertelanjang dada dan tertidur di atas tempat tidur.

Tunggu, bertelanjang dada?

"PAPA KECEWA SAMA KAMU AMEL. KENAPA KAMU BISA SERENDAH INI HA!!! MAU JADI APA KAMU???"

plakkk

Randi tersentak bangun seketika dan memicu sakit pada kepalanya kambuh lagi.

Semua orang ada disana.

Para buruh, bos dan istrinya, juga amel.

Amel? Amel anak dari bos tempatnya bekerja?

Randi mengambil baju yang terletak di bawah tempat tidur kecil nya. Memakai baju itu dengan cepat lalu bertanya-tanya. Sebelum sebuah tinjuan melayang pada rahangnya.

"KURANG AJAR KAU RANDI. DASAR MANUSIA TIDAK TAU HARGA DIRI. KAU MENJIJIKKAN"

Bos nya membabi buta. Jika orang-orang tidak memisahkan mereka, Randi pasti sudah mati dipukuli.

Suara jeritan dan tangisan bersahutan.

Sebenarnya ada apa?

Randi bahkan tidak tau apa yang sedang terjadi.

Ditatapnya Amel, anak bos tempatnya bekerja dengan pandangan bertanya. Rambutnya terlihat berantakan dan matanya sembab bekas air mata. Amel terlihat hanya membungkus tubuhnya dengan selimut usang.

Randi mengalihkan pandangannya.

"SIALAN LEPASKAN AKU. AKAN KUBUNUH SI BRENGSEK TIDAK TAU DIRI INI. SIALAN. MATI KAU RANDI MATI KAU. BERANI-BERANINYA KAU MENYENTUH PUTRIKU YANG MASIH KECIL INI. LAKNAT"

Random Us [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang