Tiga

2.6K 347 51
                                    

Danu menggoyang-goyangkan kakinya melihat kakaknya Randi yang sedang memperbaiki pintu kamar mandi mereka. Randi melarangnya ikut membantu. Alasannya, nanti Danu bisa terkena palu atau pun barang perkakas yang lain. Memangnya Danu anak kecil?

Dari tadi yang bisa dilakukannya hanyalah menatap Randi, meminum air putih yang ada disampingnya, menghitung jumlah rambutnya yang mulai mencuat kemana-mana.

"Kak Randii, kenapa kakak suka banget nontonin berita tiap pagi di stasiun tv yang sama terus?"

Pertanyaan asal, namun membuat Randi tersentak untuk sesaat. Randi berhenti dari kegiatannya. Menatap Danu yang juga sedang menatapnya dengan menaikkan alis.

"Memangnya kenapa?"

Danu menghembuskan nafasnya bosan.

"Yahh gak ada sih. Tapi kakak cuma nonton stasiun televisi itu terus. Kan Danu bosen liatnya. Pembawa acaranya itu doang lagi. Atau jangan-jangan....."

Danu memicingkan matanya disaat jantung Randi mulai dag dig dug dibuatnya.

"Jangan-jangan....kakak ngefans ya sama om Mario Andares itu. Si pembawa berita itu"

Huh

Randi mencoba tidak memperlihatkan bahwa dia benar-benar lega.

"Hah apaan sih kamu nanyanya gak jelas banget. Udah tidur siang aja gih"

"Ahhh enggak mau. Danu bosen gak ngapa-ngapain kakkkk"

"Makanya tidur siang!"

"Gak mau". Balas Danu kekeh. Diletakkannya tangannya di depan dada.

"Tidur siang Danu"

"Enggak mau kakak Randi"

"Ya udah terserah kamu aja deh"

Randi kembali melanjutkan pekerjaannya. Pintu kamar mandi mereka tadi lepas bautnya menyebabkan Randi yang tadi sedang mandi kebablakan.

Danu beranjak dari tempatnya. Membuka pintu yang beberapa kali diketuk oleh seseorang dari luar. Seorang kurir pengantar paket terlihat memperhatikan Danu yang membuka pintu untuknya.

"Selamat siang. Dengan Danu Aryaka?"

"Eh iya pak saya sendiri." Jawab Danu bingung. Setaunya mereka mana pernah berbelanja lewat paket. Boro-boro.

"Ini ada paket dari Dominozz. Untuk saudara Danu Aryaka"

Danu mengerutkan dahinya sebelum berteriak kesenangan.

"Wah bapak serius ini dari Dominozz???"

Sang pengantar paket mundur sedikit kebelakang menyaksikan kelakuan pemuda di depannya. Randi berlari keluar. Menyaksikan keadaan yang sedang terjadi.

"Aduh saya permisi dulu ya dek. Tugas saya cuma itu. Permisi"

Pengantar paket tersebut pergi. Randi menatap Danu yang terlihat kegirangan. Melompat-lompat dan sesekali menutup mulutnya.

"Danu kamu jangan teriak-teriak gitu ah. Kakak kan jadi kira ada apa tadi"

Danu melompat ke pelukan Randi. Dipeluknya erat bahu kakaknya tersebut sampai-sampai Randi merasa sesak.

"Kak Randiii. Danu menangin kuis dari Dominozz. Danu seneng banget kakkk"

"Dominozz?"

"Iya Dominozz. Ituloh, salah satu cabangnya dari perusahaan game yang lagi booming itu. Danu iseng-iseng ikutin kuis nya. Eh ternyata Danu menang"

Randi tersenyum hangat. Dia pikir ada apa sampai-sampai bisa membuat adiknya kegirangan seperti itu. Danu masuk ke dalam rumah. Membuka paket tersebut yang membuatnya berteriak kegirangan lagi.

Random Us [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang