part 1

15.6K 1.3K 469
                                    

"Udah tau kan ini jam berapa?" bentak sang ketua OSIS ketika melihat ada seorang siswi baru yang terlambat di hari pertamanya.

"Maaf kak, gue enggak dibangunin ortu." jawab siswi itu.

"Terus? Gue harus terima alasan bodoh lo? Orang tua mana yang enggak nyiapin anaknya sendiri di hari pertama sekolah?!" tegas ketua OSIS bernama Kim Junkyu.

Siswi itu berlagak biasa saja, dia tak menunduk takut seperti beberapa orang yang terlambat di sampingnya.

"Gue jujur kak, kalau enggak percaya, sana ke rumah gue!"

Junkyu menghembuskan napasnya kasar, ia sudah menebak, siswi di depannya ini akan menjadi bulan-bulanannya selama menjabat.

"Lo bisa sopan enggak?" bentak Junkyu.

"Gue udah sopan kak, kakak aja yang ngelunjak!"

Beberapa siswa dan siswi di sampingnya menunduk dalam, takut hukuman mereka akan berat karena siswi itu.

"Hari pertama, lo udah bikin masalah. Lo tau siapa gue?"

"Kim Junkyu, ketua OSIS." celutuk orang dibelakang Junkyu secara tiba-tiba.

Pemuda itu berjalan mendekati Junkyu, "Kak, lo kayaknya enggak usah gitu banget sama anak baru."

"Mashi, dia ngelunjak sama gue. Dia enggak sopan,"

"Enggak apa-apa, biar gue aja yang ngurusin anak-anak yang terlambat, kak Junkyu baiknya ke kak Hyunsuk aja." ucap Mashiho.

Junkyu mengangguk, dia juga tidak ingin merusak citra dirinya sebagai ketua OSIS hanya karena satu siswi.

"Oke, adik-adik! Yang tadi itu namanya Kim Junkyu kelas 12 IPA 1, dia ketua OSIS disini. Gue harap, kalian semua hormat sama dia." ucap Mashiho di depan beberapa murid terlambat itu.

"Kenapa harus hormat sama dia?" tanya siswi yang tadi.

"Karena dia lebih tua daripada kalian, gue juga hormat sama dia. Udah jadi tradisi, yang muda hormat sama yang tua." jawab Mashiho santai. Siswi itu memilih bungkam.

"Baik, karena kalian berlima terlambat di hari pertama. Kalian catat nama kalian satu-satu!" suruh Mashiho.

Kelima anak yang terlambat itu menurut, termasuk siswi bandel yang tadi.

Mashiho pun membacakan nama-nama mereka berlima agar tidak ada kesalahan. Karena nama ini akan dilapor untuk diberi bimbingan khusus.

"Jadi, gue bakal sebut nama kalian. Park Yura, Kim Hyunbin, Jeon Hana, Park Jeongwoo, dan Yang Jisung."

"Yang dari tadi ngebantah kak Junkyu namanya siapa?"

"Jeon Hana!" sebut siswi itu.

Mashiho mempertahankan siswi itu, tampilannya bahkan tidak seperti siswi biasanya. Rambut pendek tanpa poni, almamater acak-acakan, kaos kaki berwarna abu-abu, sepatu kotor. Benar-benar seperti anak tak di urus.

"Kalian berlima terlambat, dan tentu bakalan ada hukumannya. Kalian harus minta tanda tangan semua penitia OSIS yang turut andil dalam pendataan siswa-siswi baru kali ini. Bagaimanapun caranya, dan kumpul besok!"

Semua menangguk paham, Mashiho meninggalkan mereka berlima dengan membawa kertas nama tadi.

Hana merasa malas dengan hukuman yang diberikan, demi apa dia harus meminta tanda tangan anak-anak yang disebut 'babu guru' itu.

Murid disampingnya terlihat berunding untuk mendapatkan cara.

"Hana, lo enggak mau ikut kami berempat?" tanya seorang siswi bernama Yura tadi.

"Enggak! Gue enggak mau kerjain hukuman bodoh itu." tandas Hana.

"Lo beneren enggak mau? Lo mau dapat surat orang tua di hari pertama?" tanya siswa bernama Jeongwoo.

Akhirnya, Hana turut ikut pada kelompok terlambat itu. Mereka berusaha untuk mengumpulkan daftar panitia terlebih dahulu, panitia mudah dikenali karena mereka menggunakan id card.

"Kak, boleh numpang tanya enggak?" tanya Jisung dengan pelan.

"Lah? Kalian enggak ke kelompok kelas? Enggak nemu?" tanya kakak kelas itu.

Jisung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Bukan, kami dihukum karena telat. Jadi, kami berlima harus ngumpulin tanda tangan panitia, termasuk kakak."

"Iya kak, boleh enggak kami minta tolong daftar nama panitia? Termasuk minta tanda tangan kakak?" lanjut Yura.

"Boleh, tulis ya. Mumpung gue hapal, nama gue Yoshinori. Terus ada 9 panitia lain, Junkyu, Jihoon, Raesung, Jinny, Yedam, Mashiho, Haneul, Seulgi, dan Mina." ujar Yoshinori.

"Makasih banyak kak," ucap Yura diikuti keempat murid dibelakangnya. Mereka turut meminta tanda tangan Yoshinori lalu pergi.

Mereka sampa di ujung lapangan, terlihat ada 3 kelompok siswi baru di ujung lapangan lainnya. Seharusnya mereka berlima ada disana, jika tidak terlambat.

"Gue enggak mau ikut kalian ke kak Junkyu itu!" celutuk Hana.

"Lah, jangan cari masalah deh. Sekalian lo minta maaf!" kata Hyunbin.

"Malahan, kalau gue ikut bakal panjang masalahnya. Pasti dia enggak bakalan kasih tanda tangannya semudah itu ke gue," jawab Hana.

"Yaudah, kita lanjut aja!" ujar Jeongwoo.

Mereka berlima bertemu dengan seseorang dengan id card, tentu dia panitia.

"Permisi kak!" ucap Yura.

"Iya?" tanya orang itu.

Yura menjelaskan sama halnya seperti Yoshinori tadi. Yura menyerahkan kertas berisi 10 nama padanya. Dengan langsung dia menandatanganinya.

"Terimakasih kak Haneul." ucap Yura.

Mereka lanjut mencari 8 lagi, ditengah jalan mereka bertemu Mashiho. Hana memandangi Mashiho dengan lamat. Da tak sadar bahwa keempat siswa itu sudah berjalan jauh didepannya.

"Hana!" teriak Hyunbin.

"Eh, iya?" Hana celingak-celinguk mencari keberadaan empat murid itu. Hyunbin melambaikan tangannya agar Hana melihat mereka.

Hana berlari menghampiri mereka berempat. "Ngayalnya nanti aja, kita cari dulu!" tegas Jeongwoo kesal.

"Santai aja, enggak usah ngegas!" kata Hana.

"Udah ah! Kok malah ribut. Hadeh, buat lo Hana, kalau lo emang enggak niat cari. Yaudah, berenti. Kami aja, tapi kalau lo dapat masalah, bukan karena kita." kata Jisung melerai.

Hana menghembuskan nafasnya kasar, "Iya, gue ikut!" katanya kesal.

Mereka lanjut mencari, dalam pikiran Hana, ia mengingat kakak panitia tadi.

"Namanya, Takata Mashiho." lirih Hana.

Jangan lupa vomment ya🖤

Tomboy || Mashiho Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang