ALI SICK?

508 34 0
                                    

Author POV

"Mending gw tidur,.udah ada Kevin yang bantu Ali" batin Prilly, melangkah ke arah kamar.

"Tadi Ali kenapa ya, kaya kelihatan sakit banget. Ah bodo amat" batin Prilly, memilih tidur.

Skip rumah sakit

"Dok, gimana keadaan adik saya?" Tanya Kevin khawatir

Pasalnya Ali tidak pernah seperti ini jika dia sakit, jika Ali sakit dia hanya diam.

"Menurut pemeriksaan di lab, tuan Ali terkena penyakit leukimia, yang artinya

Membutuhkan diagnosis medis

Banyak pasien dengan jenis leumikia yang lambat berkembang tidak memiliki gejala. Leukimia yang cepat berkembang dapat menyebabkan gejala yang termasuk kelelahan, penurunan berat badan, sering infeksi, dan mudah berdarah atau memar.

Orang mungkin mengalami:

Area nyeri: sendi atau tulang

Seluruh tubuh: demam, kehilangan selera makan, kelelahan atau pusing

Juga umum: bintik merah pada kulit, infeksi berulang, mimisan (keluar darah dari hidung), mudah memar, napas pendek, pembengkakan kelenjar getah bening, pendarahan, penurunan berat badan tidak disengaja, pucat atau ulkus mulut" jelas dokter membuat Ali semakin hancur.

"Dok apa leukimia bisa disembuhkan? Bagaimana cara dok?" Tanya lanjut Kevin, mengelus dada.

"Kemoterapi, atau pengangkatan sumsum tulang belakang dan harus diganti dengan sumsum tulang belakang dari saudara kandung." Jelas dokter lagi. Ali ya Ali hanya bisa mendengar suara dokter.

"Dok kira² jika mengikuti cuci darah itu berapa kali dalam sebulan?" Tanya Kevin serius.
"Dalam sebulan cuci darah itu 1kali di akhir bulan." Jelas dokter lagi.

Tiba², Ali beranjak dari kursi dan lari keluar rumah sakit.

"Dok, terimakasih saya kejar adik saya dulu" pekik Kevin berlari mengejar Ali. Yang lumayan jauh berlari nya.

"oh god Jesus where is Ali now, keep him God, lest he do anything stupid. " Batin Kevin terus mencari Ali.

Ali kini terus berjalan entah dia ingin kemana. Hancur yang sekarang Ali rasa kan, dia baru saja menikah dengan seorang wanita yang tidak bisa mencintai nya, bermusuhan dengan adik dan ayahnya. Sekarang dia hanya sendiri..

"O God why are you giving your servant punishment like this. What is my fault Allah? " Batin Ali terus berteriak, hingga dia menemukan sebuah masjid yang lumayan besar.

Ali masuk ke masjid itu dan mengambil air wudhu. Dan setelah berwudhu Ali sholat.

Di sisi lain.

Kevin terus mencari Ali, yang sejak tadi belum bisa ia temukan. Kevin terus menyusuri jalanan yang gelap dengan mobilnya. Tapi nihil semuanya Ali belum bisa di temukan.

Hingga Kevin memberhentikan mobilnya di depan masjid yang di dalamnya ada Ali , Kevin melihat ada sepasang sepatu mirip punya Ali.

Kevin turun dan segera menuju masjid ini. Dan benar Ali sedang sholat.

"Ya Allah, apa salah hamba mu ini hingga kau menghukum ku seperti ini. Hidupku sudah sebatang kara dan sekarang Engkau memberikan aku istri yang tidak bisa mencintai aku. Dan sekarang Engkau memberikan aku penyakit seberat ini. Allah aku sudah lelah dengan hidupku ini." Lirih Ali dalam doanya.

Kevin hanya bisa diam melihat sahabatnya yang sudah seperti adiknya se sengsara ini .

Setelah beberapa waktu Kevin menunggu Ali sholat dan akhirnya selesai, Ali tak sadar bahwa Kevin ada di masjid itu.

"Vin.." lirih Ali lemah.

"Ali, Lo jangan kaya gini lagi. Lo jangan merasa sendiri di sini, masih ada gw" ucap Kevin memeluk Ali.

"Ya Vin, gw minta maaf" ketus Ali,

"Mulailah jari Ali yang seperti dulu" lanjut Kevin, menuntun Ali masuk mobil.

"Vin, kalau gw nyusul bunda gimana?" Ucap Ali tanpa sadar.
"Ali Lo ngomong apa,? Lo akan sembuh kalau Lo mau ikutin kata dokter" ketus kesal Kevin.

Di sisi lain.

"Ali, kita sekarang ada dimana?" Tanya Prilly lembut.
"Ini tempat dimana aku selamanya akan disini" jawab Ali tersenyum manis, menatap wajah Prilly.

Prilly dan Ali terus berjalan bergandengan tangan, penuh dengan senyuman.

"Ali, ini indah banget" senyum itu terukir di wajah Prilly ketika di samping Ali.

"Prilly, aku harap di sisa waktu aku ini aku akan melihat senyum ini di wajah kamu" lirih Ali.

Prilly kaget dengan ucapan Ali, Prilly berusaha tidak takut, dia terus menikmati keindahan alam yang serba putih.

"Ali, itu indah banget pemandangan nya" ucap Prilly mengalihkan pembicaraan.

"Prilly, lihat mata Aku." Ucap Ali membenarkan tubuh Prilly menghadap ke Ali.
"Iya, mata kamu bagus" lirih Prilly ingin menangis. Prilly sadar jika suaminya sangat menyayangi nya.
"Bie lihat aku, aku sayang kamu aku ingin di sisa umurku ini kami selalu setia menemani hidupku ini ya" ucap Ali menangis memeluk Prilly.

Deg.

Hati Prilly sangat sedih mendengar Ali berbicara itu lagi.

Prilly membalas pelukan hangat Ali.

"Ali, aku sayang kamu. Kamu janji ya jangan tinggalkan aku" tangan Prilly semakin pecah. Setelah pelukannya di lepas Ali.

Ali berjalan menjauh dari Prilly dan terus berjalan menuju cahaya di depan Ali.

"Ali..... Jangan tinggalkan aku, aku mohon" pekik Prilly dalam tangisnya.

"Maaf, waktuku di dunia sudah habis aku pamit" ucap Ali seketika hilang ditelan cahaya yang terang.

"Ali..." Pekik Prilly terbangun dari tidurnya.

Prilly, seperti orang yang sehabis dikejar oleh hantu. Keringat dingin.

"Kenapa gw bisa mimpi kaya gitu ya" bingung Prilly beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju dapur.

"Ali, jangan lupa akhir bulan cuci darah." Pekik Kevin dari balik pintu, Ali berjalan menuju kamar nya.

Prilly mendengar semuanya, Prilly bingung melihat Ali membawa plastik putih dan mendengar Kevin jika akhir bulan Ali harus cuci darah.

"Habis dari mana lu, cari cemceman lain?" Pekik Prilly sinis dengan senyuman nya.
"Belum tidur Prilly!" Ucap dingin Ali berlalu dari hadapan Prilly .

"Ali lu harus kuat" batin Ali menangis.

"Don't pretend to care about me " sinis Prilly tersenyum miring.
"Maaf, jika saya mengganggu" ketus Ali berlalu begitu saja tanpa melihat Prilly.

"Dasar dosen kere" sinis Prilly

Skip to be published.

JANGAN PERGI (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang