Skip malam hari.
Kini Prilly perlahan berubah.
Prilly sudah menyiapkan makan malam untuk nya dan untuk Ali. Mungkin itu hal pertama bisa membuat Ali tersenyum.
POV Prilly
Aku sadar jika aku sudah salah membenci Ali, dia ternyata sangat lah baik. Mungkin aku saja yang terlambat menyadari itu semua.
Aku telah selesai, memasak mungkin ini semua hal sepele tapi aku ingin melihat Ali tersenyum...
Tok..
Tok..
Aku yakin itu pasti Ali sudah datang, aku berlari dan membuka pintu
Dan benar dia suami ku.
"Assalamualaikum," ucap lembut nya memasuki rumah. Tampan itu hal terlintas di benakku melihat Ali dengan hatiku.
"Wallaikumsalam, Ali" aku menghampiri nya dan mencium tangan nya seperti layaknya istri, hormat kepada suami.
"Prilly," ucap nya aku mendongak ke atas melihat wajahnya Ali.
"Ali, ayo sini" aku menarik tangannya dan segera membawa nya ke meja makan.
"Eh Aden Ali sudah pulang" tanya ramah pembantu rumah ku.
"Iya bi, bik ini ko makanannya banyak banget apa ada acara tadi?" Tanya Ali, mencium tangan bibi.
Seorang Ali, majikan di rumah nya, dia mencium tangan seorang pembantu dengan alasan bik irah lebih tua dari kita . Ali Sang luar biasa.
"Aduh Aden, saya engga enak masak tangan pembantu salaman dengan tangan majikan" pekik bik irah sungkan.
Ali tersenyum dan duduk di meja makan.
"Aden, ini semua non Prilly yang masak. Mau buat kejutan untuk Aden Ali" pekik bik irah. Aku hanya bisa tersenyum malu.
"Wah, jadi ini semua masakan Prilly" yaps seperti yang aku bilang Ali pasti kaget dengan apa yang aku lakukan.
Aku tersenyum dan duduk di depan Ali, gugup itu yang aku rasakan.
Aku melihat Ali memakan masakan ku, takut sih tapi.
"Ali?" Tanya ku sedikit takut.
Ali menatap ku, dan sumpah aku tambah takut dengan Ali aku takut jika makanannya tidak seenak masakan bik irah.
"Luar bisa ini enak banget Prilly" pekik Ali tersenyum dan melanjutkan makannya.
What....????
Sumpah Ali memuji ku .....
Aku seperti terbang melayang. ...
"Prilly , Jika besok kami ada waktu aku ingin kamu memasak lagi dan aku bawa ke kampus" perintah Ali, aku mengangguk bahagia.
Ya Allah aku sangat menyesal telah memusuhinya Ali suami yang baik.
Dring....
"Mother's"
"Siapa?" Pekik Ali melirik hp ku, sontak aku mengambil hp ku dan melihat nya.
"Mama Li" ucapku melihat hp ku.
"Angkat aja siapa tau penting" aku mengangkat nya dan.
"Halo ma"
" Halo sayang,"
"Iya ada apa ma?"
" Bie besok mama dan papa mau kerumah ya"
Aku menutup sepiker hp dan aku meminta izin kepada Ali, Karena dia suami ku.
"Ali" lirihku menjauh kan hp ku dari kuping ku.
"Iya kenapa Prilly?" Tanya dia masih menikmati makanan nya
"Mama dan papa mau kesini besok" lirih ku, Ali menatap tajam kearah ku. Takut...
"Ya udah, suruh kesini aja sayang" what.... Apa dia panggil gw Sayang.
"Kamu engga marah?" Tanya ku takut.
"Ya engga lah sayang, mana aja seorang anak tidak memperbolehkan orang tuanya datang kerumahnya" pekik Ali kembali makan.
"Halo prill"
"Ma, besok mama kerumah aja ya"
"Iya sayang, besok dari Bandung mama langsung ke Jakarta"
"
Oke ma"
Aku menutup telpon dan kembali menatap wajah Ali.
"Prilly, aku mandi dulu ya kalau kamu mau tidur. Jangan lupa solat ya" Ali suami idaman....
Author POV
Ali beranjak dari tempat duduknya dan Prilly masih saja di meja makan.
"Het spijt me dat ik de vijand heb gemaakt "(aku menyesal telah memusuhinya) lirih Prilly menatap nanar punggung Ali yang semakin lama menghilang.
"Dia telah berubah" batin lirih Ali.
To be continued....