DIALYSIS

366 21 2
                                    

POV Ali

     Apa mungkin aku harus cuci darah hari ini.

    I must be strong for the sake of Prilly and Rora they are all for me.

     "Kamu, jangan sampai sore ya di kampus nya,kan kita mau beli kado buat rora" Prilly tersenyum mengantarkan aku sampai pintu utama.
     "Aku berangkat ke kampus dulu ya" pamit ku mencium kening istriku.

     Aku harus bisa sembuh, aku tidak ingin melihat Prilly menangis.

     Aku menyalakan mobil ku dan mengarahkan ke rumah rakit.

"Harapan bunda"

     Aku turun dari mobil dan segera menemui dokter.

     "Pagi " ketus ku.

     "Aliand Aditya Syarif?" Tanya nya kepada ku

     "Iya" aku masih saja bersikap dingin.

Author POV

      "Mari ikut saya ke ruangan cuci darah" ajak sang dokter berjalan di ikuti oleh Ali.

    Ali dan dokter tersebut berjalan menuju ruang cuci darah.

     "Ali" teriak gadis itu berlari menuju posisi Ali.

     "Ersya?" Tanya Ali bingung.

     "Iya aku ersya tunangan Bryan" pekiknya bahagia bertemu dengan sahabat lamanya.

      "Kamu sama siapa?" Tanya Ali tertegun.

      "Aku sama sahabat aku, tapi dia lagi ambil obat ayahnya." Ucap ersya.

      Dan...

     "Ali, ayo" pungkas dokter ya kita bisa mengenal dia dari nametag nya dr.guntur

      "Ali, kamu kenapa?" Tanya ersya mulai panik.

      "I'm okay, gw masuk dulu" ketusnya meninggalkan ersya.

     Ersya yang bingung hanya menghela nafas berat dan pergi dari situ.

     "Ersya, kamu dari mana?" Tanya wanita itu tak lain adalah rora adik Ali.
     "Barusan ada sahabat lama aku di rumah sakit ini. Aku juga bingung dia sakit apa?" Ucapannya kesal.

      "Emang sahabat kamu Yang mana?" Rora sedikit kepo dengan ersya.

     "Aliand Aditya s. Dan inisial s aku itu engga tau arti nya apa. Cuma tunangan aku yang tau" jelasnya membuat rora sedikit berfikir.

      "Aliand Aditya s, apa s itu Syarief. Kak Ali?" Batin rora bingung.

    Ali ya dia sedang melakukan cuci darah. Terlihat sangat menyakitkan untuk Ali. Melawan penyakitnya hanya sendiri.

     "Berjuang atau menyerah?" Lirihnya melirik infus yang penuh darah.

     "Apa benar Ali, di rumah sakit." Batin rora semakin berkecamuk.

     Rora menutup matanya.

Flashback on.

         "Happy birthday, Aurora Ribero Syarief. Maaf ya kakak cuma bisa kamu kado ini" Ali tersenyum melihat adik kecilnya sedang berulang tahun yang ke 15tahun.

      "Thank you, kak Ali ini kado yang bagus buat aku" ucapannya memeluk kado dari Ali. Ali terenyuh melihat

 Ali terenyuh melihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JANGAN PERGI (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang