IS IT POSSIBLE?

409 26 1
                                    

     
    Ali telah sampai di rumah,

   Ali keluar dari mobilnya, Prilly berlari menuju depan rumah karna dia tau jika Ali sudah pulang.

     "Assalamualaikum, suami" Prilly mencium tangan Ali, selayaknya seorang istri menyambut suaminya pulang kerja.

     "Wallaikumsalam, Prilly tumben kamu..." Belum saja Ali menyelesaikan ucapannya.

    Prilly menarik tangan Ali, menuju ruang makan.

    " Tara...." Pekik bahagia Prilly, menunjukkan bahwa ini semua adalah masakan Prilly.

    "Ini kamu semua nya yang masak?" Ali terduduk di bangku terharu melihat perubahan Prilly.

    "Iyya, nak istri kamu yang masak" Nyonya Ully Meninggalkan mereka berdua di meja makan.

    "Prilly, makasih ya kamu udah mau berusaha berubah menjadi istri yang baik untuk aku" Ali menatap sendu wajah Prilly.

    Prilly, menyeka air mata Ali.

    "Aku akan terus berusaha Ali" lirih Prilly mengambil kan makanan kesukaan Ali.

    "Bunda sama ayah, engga di ajak" Ali melihat Nyonya Ully dan tuan Rizal tengah asik berdua

     "Mereka engga mau ganggu kita kata bunda"

    Ali dan Prilly sangat menikmati suasana di malam itu.

Skip

      "Ayah, aku pulang" teriak rora dari depan rumah

    Aurora menghampiri sang ayah.

    "Ayah, kenapa?" Tanya rora melihat tuan syarief seperti marah.
    "Kenapa semalam kamu engga pulang" tanya tuan Rizal marah

     "I'm sorry dad, semalam aku pulang ke apartemen. Kan restoran dekat sama apartemen dan aku posisi ngantuk, jadi kalau aku pulang, aku takut kecelakaan dad" jelas rora bohong

     "Oke ayah kira kamu ketemu sama Ali anak jalang itu" tawa jahat tuan Rizal.

    "Ya engga dong yah, ngapain sih aku ketemu anak jalang itu" pekik kesal rora menaruh tas nya di meja.

    Tuan syarief, beranjak dari tempatnya dan pergi meninggalkan Rora sendiri di ruang makan

     "Mending gw mandi, habis itu tidur." Kesal rora memilih untuk istirahat di kamar nya.

     an hour later,

    "Hu,Sleepy " pekik rora.

   " Kak Ali kakak, ada dimana?" Teriak rora takut,
   
    Rora menyusuri koridor rumah sakit yang, lumayan gelap.

    "Kak, rora takut" lirih rora terus berlari.

    "Kak, Ali" teriak rora sekali lagi.

    "Hay kamu kenapa nangis?" Tanya seorang lelaki yang tak lain dokter jaga di rumah sakit.

    "Dok, rora takut?" Lirih rora takut.

    "Kamu kenapa takut, sini cerita sama dokter" bujuk dokter itu, di angguki oleh rora.

     Rora dan dokter pun duduk di bangku yang tersedia di koridor rumah sakit.

     "So, coba rora cerita sama dokter rora Kenapa?" Tanya dokter yang di lihat dari nametag nya adalah dokter Rasya.

    "Dok, rora takut tadi siang rora denger kalau kakak rora ada di rumah sakit" lirih rora menangis.

JANGAN PERGI (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang