Author POV
"Ma, pa" pekik Prilly bahagia berlari seperti anak kecil mengejar balon.
"Bie kamu jangan lari,gitu tuh lihat Ali suami kamu dia aja anteng gitu" pekik Nyonya Ully,
Tuan Rizal hanya bisa menahan tawa jika Prilly tengah di nasehati oleh Nyonya Ully.
Dan sedang kan Ali, dia masih sibuk berbicara dengan tuan Rizal."Nak bagaimana hubungan kamu sama Prilly?" Tanya tuan Rizal, menengguk tehnya.
Ali tersenyum sekilas melirik ke arah Prilly.
"Alhamdulillah pa, sekarang Prilly lebih dewasa menghadapi masalah nya" utas Ali tersenyum sumringah.
Tuan Rizal terlihat bahagia melihat Prilly tambah dewasa setelah menikah bersama Ali.
Dan nyonya Ully terlihat terharu dengan hubungan Ali dan Prilly."Dia suami yang baik ma" lirih Prilly dari meja minum bersama nyonya Ully.
"Seriously, are you happy to marry Ali? " Tanya Nyonya Ully, menyeka air matanya yang menetes dari pelupuk mata nya.
"very very happy to have a husband like Ali. he can lead me to be a good wife for him. " Jelas Prilly merangkul pundak Ali dari belakang. Dan di ikuti Nyonya Ully dari belakang.Tuan Rizal dan nyonya Ully tersenyum bahagia melihat kedua insan itu sudah saling mencintai.
"Bahagia terus ya nak!" Ucap lembut Nyonya Ully duduk di samping tuan Rizal.
"Mam," Ali bangkit dari duduknya dan bersujud di hadapan nyonya Ully dan tuan Rizal.
Membuat Mereka bertiga kaget.
"Nak kamu kenapa?" Tanya tuan dan nyonya Rizal bingung.
"Mama, papa aku ali ingin bilang terima kasih atas perjuangan kalian bisa mendatangkan bidadari surga seperti Prilly. Ma, pa terimakasih juga kalian berdua sudah mau menerima aku seperti ini. Aku cuma anak sebatang kara di angkat sebagai dosen oleh kalian berdua hingga ku bisa kuliah mengejar S2 ku, dan sekarang ku sudah mempunyai istri secantik Prilly." Ucap Ali menangis mencium kaki nyonya Ully dan tuan Rizal.
Prilly Melihat Ali, menangis sejadi jadinya di merasa malu terhadap dirinya sendiri.
Prilly melangkah kan kaki ke samping Ali dan memeluk punggung Ali.
Nyonya Ully menangis dan mencium ubun² Ali
"Tetap jadi anak kami berdua ya nak" lirih Nyonya Ully menunduk memegang punggung Ali."Tetap menjadi menantu kebanggaan papa ya nak" pungkas tuan Rizal menepuk bahu Ali.
Malam itu malam bahagia untuk keluarga Ali Prilly.
Di sisi lain.
"Dua hari lagi adalah hari dimana Li harus cuci darah" ucap dingin Kevin membuang puntung rokok nya.
Bryan hanya bisa mengelus dada, melihat Kevin merokok. Dulu Kevin terkenal dengan tidak pernah merokok tapi sekarang Kevin kecanduan rokok.
"Weet Ali het al?(Ali sudah tau)" pekik Bryan menengguk soda miliknya.
Kini Kevin tengah berdiri di balkon apartemen milik keluarga nya. Candra apartemen.
"Zou moeten hebben " (seharusnya sudah) ketus dingin Kevin menatap nanar langit gelap mendung.
Bryan memegang pundak Kevin.
"Zus, hoe lang zal Ali lijden? '(kak, sampai kapan Ali menderita?) Lirih Bryan berdiri menengguk soda di samping Kevin.
Tak terasa Kevin meneteskan air mata dia tak tega melihat Ali yang sudah seperti adiknya selalu mendapat perlakuan jahat dari Ayah dan dan adiknya.