Part 12

905 150 56
                                    

Setelah kepergian Saza dan Helsa, Jea masuk ke rumah Riddan sambil membawa jaket kulitnya. Tentu saja Jea diikuti oleh Gavin di belakangnya. Entah apa yang akan terjadi jika Riddan mengetahui Gavin ada di rumahnya. Mungkin Riddan akan mengamuk lagi.

"Je, kayaknya cewek tadi modus deh," kata Gavin sambil duduk di sofa ruang tamu. Ia menghidupkan TV milik Riddan. Padahal TV di rumahnya sendiri tidak sempat ia matikan, sekarang malah menghidupkan TV milik Riddan. Sungguh pemborosan listrik.

"Lo kali yang modus," sahut Jea tidak santai setelah melemparkan jaket itu ke sofa.

"Bukan ke gue. Maksud gue mereka modus buat ketemu Riddan," ucap Gavin.

"Iya emang. Tuh cewek suka sama Riddan," kata Jea.

"Yang manaan?" tanya Gavin.

"Yang lo bilang imutlah. Yang lo bilang namanya cantik kan suka sama lo," kata Jea lalu mengambil remote TV dan mencari-cari channel yang mungkin menarik baginya.

"What?! Jangan ngaur deh lo!" jerit Gavin histeris.

"Lo gak lihat gerak-geriknya? Pas lo bilang namanya cantik aja dia senyumnya lebar kayak gitu. Coba aja lo bilang mukanya cantik, pasti langsung robek tuh bibir karena kelebaran pas senyum," kata Jea sambil tersenyum sinis.

"Dih ... orang buta pun gak bakalan bilang dia cantik."

"Hus! Gak boleh gitu, nanti lo malah kena karma jadi jatuh cinta sama dia kayak di novel-novel," kata Jea lalu tertawa sambil menatap Gavin yang tampak kesal karena perkataan Jea.

"Ogah!"

"Gak ada yang menarik nih siarannya. Mungkin karena gue nonton sama lo kali, ya? Perasaan kalau gue nonton sama Riddan siarannya bagus-bagus semua," celoteh Jea sambil mengganti-ganti channel TV.

"Lo bego, ya? Mana ada hubungannya, kampret!" sahut Gavin tidak santai.

"Males ah. Gue mau nonton YouTube aja," kata Jea sambil mematikan TV lalu mengambil ponselnya. Melihat tingkah Jea, Gavin langsung kesal karena ia yang menghidupkan TV dan malah Jea yang mematikan TV itu sepihak.

"Gue juga mau nonton kali, malah dimatiin," gerutu Gavin, lalu menghidupkan kembali TV itu. Jea  menghiraukan Gavin dan asik menonton YouTube.

"Ngomong-ngomong, lo udah lama gak upload video di YouTube ya?" tanya Gavin tanpa menatap Jea.

"Lama apanya? Baru beberapa bulan yang lalu gue hiatus. Lagi gak mood gue, apalagi kalau lihat muka lo," kata Jea tanpa menatap Gavin juga. Ia tetap fokus pada tontonannya di YouTube.

Jea tidak menonton channel YouTube milik orang lain, ia malah menonton video lamanya saat SMA. Di sana menampilkan Jea dan Riddan saat mereka berada di kelas. Sesekali Jea tertawa melihat tingkah lucu Riddan saat marah-marah pada teman sekelasnya.

"Nonton apaan sih? Kok asik banget?" tanya Gavin sambil menggeser posisinya dan mendekati Jea untuk melihat apa yang di tonton oleh Jea. "Waktu SMA ya?" tanya Gavin.

"Iya," jawab Jea sambil terkekeh.

"Anjir, tuh si Riddan emang suka ngomel-ngomel dari dulu ya? Gue kira dia suka ngomel-ngomel gitu semenjak saudaraan sama gue," kata Gavin.

"Ya emang. Dia tuh sering banget marah-marah kayak cewek PMS. Gue aja sering kena semprot mulut pedesnya," kata Jea. Setelah itu video pun berakhir.

"Nah itu tuh. Setiap lihat gue, mukanya jadi asem banget," ujar Gavin sambil cemberut.

"Dia emang suka marah-marah, tapi itu tandanya sayang kok. Buktinya nih, dulu gue tuh sering banget digodain sama cowok, nah dia belain gue tuh. Dia omelin tuh cowok yang godain gue, kadang-kadang sampe dihajar juga. Terus itu dia ngajarin gue bela diri biar bisa nonjok cowok yang godain gue pas dia gak ada. Itu tanda sayang kan?" tutur Jea panjang lebar. Mendengar penuturan Jea, Gavin malah menatap cewek itu dengan tatapan kesal.

"Lah, dia ngomel-ngomel ke lo emang tandanya dia sayang sama lo. Tapi gue beda loh, dia tuh benci sama gue. Beda, Je. Lo bego banget," kata Gavin.

"Ya emang beda. Dia sayang gue dan dia benci lo. Kan emang beda. Siapa bilang sama coba?" ucap Jea sambil menjulurkan lidahnya. Melihat tingkah Jea yang menjengkelkan seperti itu, Gavin menjadi sangat kesal. Ia berdecak lalu menggeser posisi menjauhi Jea dan melanjutkan menonton TV. "Ngambekan dih," cibir Jea.

Belum sempat Gavin membalas cibiran Jea, Jea sudah beranjak dari duduknya dan pergi untuk menjawab telepon. "Halo, Dan. Lo di mana sih? Kok HP lo mati tadi?" cerocos Jea sebelum Riddan memulai pembicaraan.

"Gue lagi di rumah temen. Ngerjain tugas kelompok. Maaf, gue gak bilang pergi. Buru-buru soalnya."

"Kapan pulang?"

"Bentar lagi. Oh iya, tadi katanya Saza ke rumah ya?"

"Lo nelpon gue cuma buat nanyain dia?"

"Ya enggaklah."

"Beliin gue jus alpukat. Yang di kafe Sunshine ya."

"Iya-iya. Lo sendirian? Atau sama Bianca?"

"Emmm ... gue sendiri. Bianca di rumah Gavin."

"Ya udah. Gue pulang sekarang."

"Eh udah selesai?"

"Udah kok. Gue pulang sekarang. Udah ya."

"Iya."

Jea pun mematikan ponselnya dan kembali duduk di samping Gavin. Ia meletakkan ponselnya di meja. "Vin, pulang sana. Riddan bentar lagi pulang," usir Jea.

"Lo ngusir gue?" tanya Gavin.

"Ya iya. Emang lo mau kena omel Riddan?" sahut Jea.

"Ya udah, gue pulang. Awas nyesel lo pas gue udah pulang," kata Gavin pelan. Ia mulai bangun dari duduknya dan perlahan pergi.

"Dih, ngapain gue nyesel?"

***

"Kok lama banget sih?" tanya Jea saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Kemudian, Riddan duduk tepat di sebelah Jea dan langsung mematikan TV. "Loh, kok dimatiin?"

"Pemborosan. Emang lo nonton? Enggak kan? Lo aja asik main HP. Yang ada TV nonton lo," omel Riddan sambil melirik ponsel yang ada di genggaman Jea.

Jea langsung menaruh ponselnya di meja lalu menatap Riddan yang pulang dengan tangan kosong. Ia pun bertanya, "Jus gue mana?"

"Jus? Jus apaan?" tanya Riddan.

"Ih, lo lupa ya? Nyebelin. Jangan ngomong sama gue lagi," kata Jea sambil menatap Riddan kesal. Sedetik kemudian, ia memalingkan wajahnya agar tidak melihat wajah Riddan.

Melihat Jea yang sedang kesal, Riddan pun tertawa. "Ada di mobil. Ambil sana," katanya sambil menyerahkan kunci mobil pada Jea.

Mendengar itu Jea langsung tersenyum sumringah dan mengambil kunci mobil Riddan. Ia langsung berlari keluar dan menuju mobil Riddan yang terparkir di halaman rumah.

***

TBC …

Repost on Sunday, 14 February 2021

Impromptu Couple (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang